LAPORAN
HASIL KUNJUNGAN OBSERVASI SETU
BABAKAN
Diajukan
untuk memenuhi mata kuliah
Konsep
Dasar IPS
Dosen
Pengampu : Dr. Ajat Sudrajat, Mpd
Disusun
Oleh :
Annisa
Indahsari
1815151319
Kelas
B
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGRI JAKARTA
2015
KATA PENGANTAR
Alhamdulilah
segala puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan karunianya sehingga saya dapat menyelesaikan laporan observasi tepat
pada waktunya. Laporan observasi ini dibuat guna untuk melaporkan hasil
kunjungan ke Setu Babakan dan memenuhi tugas konsep dasar IPS.
Dalam
menyelesaikan laporan ini, tentu saya mendapatkan bantuan dan dukungan dari
berbagai pihak. Untuk itu, saya
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak
Dr.Ajat Sudrajat, M.pd selaku dosen mata kuliah Konsep Dasar IPS
2. Pihak
Setu Babakan yang telah memberikan izin atas kunjungan observasi ini.
3. Bang
Jaharudin selaku Pengelolah Setu Babakan.
4. Bang
Roni, selaku pengarah selama melakukan
observasi.
5. Panitia
yang telah menyusun acara kunjungan observasi dengan baik.
6. Semua
pihak yang tidak disebutkan satu persatu yang telah ikut berpartisipasi dalam
kunjungan ke Setu Babakan.
Jika
terdapat kekurangan dalam penulisan laporan. Oleh karena itu, saya harap
maklum. Untuk kesempurnaan laporan ini, saya sebagai penulis berharap, agar
dapat memberikan saran dan kritik yang membangun untuk kesempurnaan laporan
ini. Demikian yang dapat saya sampaikan, semoga laporan ini, dapat memberikan
manfaat bagi siapapun yang membacanya.
Jakarta,
18 Desember 2015
Annisa
Indahsari
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR………………........................................................ i
DAFTAR
ISI…………………………………………………………….. ii
BAB
I PENDAHULUAN………………………………………………....1
A. Latar
Belakang………………………………………………… 1
B. Tujuan…………………………………………………………..2
C. Manfaat…………………………………………………………2
D. Rumusan
Masalah………………………………………………2
BAB
II PEMBAHASAN…………………………………………………. 3
A. Rangkaian
Kegiatan dan
Kebudayaan Betawi di Setu Babakan…………………………...3
B. Proses
Pembuatan Kembang Goyang…………………………..4
C. Proses
Pembuatan Batik……………………………………….. 6
D. Proses
Pembuatan Ondel-Ondel………………………………. 8
BAB
III PENUTUP………………………………………………………. 11
A. Kesimpulan…………………………………………………….. 11
B. Saran…………………………………………………................ 11
DOKUMENTASI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam rangka kegiatan observasi
kunjungan ke Perkampungan budaya Betawi Setu Babakan yang merupakan salah satu
program yang dirancang oleh Dosen mata kuliah Konsep Dasar IPS. Yang bertujuan
untuk mengenal kebudayaan lebih dalam khususnya budaya Betawi, serta karena
suku Betawi merupakan cikal bakal kota Jakarta. Sehingga, menarik sekali untuk
melakukan observasi tentang kebudayaan disana.
Perkampungan Budaya Betawi adalah kawasan
perkampungan yang berisikan berbagai macam budaya Betawi meliputi adat
istiadat, foklor, sastra, kuliner, pakaian hingga arsitektur yang bercirikan
Betawi. Perkampungan Betawi ini terletak di kelurahan Srengseng Sawah Kecamatan
Jagakarsa Kota Administrasi Jakarta Selatan, dengan luas sekitar 289 hektar.
Dengan batas fisik sebelah utara Jl. Mochammad Khafi II sampai Jl. Desa Putra
(Jl. H. Pangkat), sebelah Timur Jl. Desa Putra (Jl. H. Pangkat), Jl. Pratama
(WIKA, Mangga Bolong Timur), Jl. Lapangan Merah. Sebelah Selatan Batas Wilayah
Propinsi DKI Jakarta dengan Kota Depok, sebelah Barat Jl. Mochammad Khafi II.
Perkampungan Betawi ini, dijadikan sebagai kawasan wisata budaya. Tidak hanya
itu, terdapat juga wisata agro dan wisata batik. Kegiatan yang dilakukan di Setu Babakan antara lain :
melihat pembuatan kembang goyang, batik dan ondel-ondel. Untuk lebih jelasnya
akan dibahas di bab pembahasan.
Informasi
Pelaksanan
Waktu :
17 Desember 2015
Pukul :
09.00 s/d selesai
Tempat : Jl. Kramat Batu No. 77 RT 012/RW 008. Kelurahan:
Srengseng Kecamatan: Jagakarsa
Perkampungan budaya Betawi Setu Babakan Jakarta Selatan.
Peserta: Kelas B 2015 PGSD. Yang
terdiri dari 42 orang
Transportasi : Sebagian naik bus dari
UNJ, sebagian naik kereta bertemu di halte UP dan sisanya membawa kendaraan
bermotor.
B.
Tujuan
Terdapat beberapa tujuan dari melakukan kunjungan
observasi ini yaitu :
1. Untuk
mengetahui ciri khas atau kebiasaan masyarakat Betawi khususnya yang tinggal di
Setu Babakan.
2. Mempratekan
langsung antropologi budaya.
3. Mengulas
ulang kebudayaan Betawi yang sudah jarang diperkenalkan media-media.
4. Menumbuhkan
rasa keinginan mempertahankan nilai- nilai budaya bangsa dengan cara
melestarikannya.
5. Memenuhi
tugas Konsep Dasar IPS.
C.
Manfaat
Setelah mengikuti serangkaian kegiatan
observasi di Setu Babakan, mahasiswa khususnya kelas B jadi mengetahui asal
mula di bangunnya Setu Babakan, Perkembangan Suku Betawi, Cara pembuatan
Kembang Goyang, batik, hingga pembuatan pajangan ondel-ondel. Banyak, manfaat
yang diperoleh disana. Sehingga, diharapkan dapat diaplikasikan kepada
masyarakat. Untuk bisa selalu melestarikan kebudayaan bangsa.
D.
Rumusan
Masalah
Untuk mempemudah mengelompokan pokok
pembahasan yang dibahas, oleh karena itu, saya membuat rumusan masalah yang
terdiri dari :
1. Bagaimana
rangkaian kegiatan dan Kebudayaan Betawi di Perkampungan Setu Babakan ?
2. Bagaimana
proses pembuatan kembang goyang ?
3. Bagaimana
proses pembuatan batik ?
4. Bagaimana
proses pembuatan ondel-ondel ?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Rangkaian Kegiatan dan Kebudayaan
Betawi di Setu Babakan
Kegiatan Setu Babakan di awali dengan beberapa sambutan. Yang
pertama, disampaikan oleh Bapak Dr. Ajat Sudrajat M.pd selaku dosen mata kuliah
Konsep Dasar IPS yang berisikan tujuan beliau mengajak untuk melakukan
observasi di Setu Babakan. Yang kedua disampaikan oleh Bang Jaharudin selaku perwakilan dan pengurus perkampungan Betawi yang menjelaskan tentang sekilas
perkembangan budaya Betawi. Dan yang ketiga oleh Bang Roni. Bang Roni yang
menjelaskan lebih rinci sekaligus yang mengarahkan saat kegiataan observasi
berlangsung. Setelah memberikan sambutan, diberikan plakat kepada bapak Ajat
dan Bang Jaharudin.
Penjelasan dari Bang Roni mengenai
perkampungan di Setu Babakan. Menurutnya, perkampungan Betawi di bangun di
pertengahan Oktober tahun 2000. Berdasarkan SK Gubenur Nomor 92 tahun 2000 di
bangunlah tahap perkampungan Betawi. Dulu luasnya tidak seluas sekarang.
Sekarang luasnya sekitar 289 hektar berdasarkan perda Nomor 3 tahun 2005.
Awalnya, hanya 165 hektar. Zona intinya 4000 meter. Pada zaman Pak Ali
Shadiqin, juga pernah di canangkan cagar budaya. Yang terletak di daerah
Jakarta Timur tepatnya di Condet, Batu Ampar, dan Balai Kambang. Karena
perkembangan zaman, Condet tergusur oleh pembangunan, pertumbuhan penduduk yang
banyak, dan akhirnya banyak penduduk bukan asli Betawi, membeli lahan itu.
Sehingga, terkikisnya budaya Betawi disana. Timbul kecemasan dari Suku Betawi,
yang tergabung dalam satu kesatuan membuat organisasi yang dinamakan Bamus
Betawi (Badan Musyawarah Masyarakat
Betawi). Yang mengusulkan, kepada pemerintah untuk membuat suatu tempat yang
dinamakan perkampungan Betawi. Tempat yang diusulkan tersebar di lima wilayah
DKI. Wilayah tersebut ialah Condet yang
diusulkan kembali, ada Rorotan Jakarta Utara, Srengseng Jakarta Barat, Kemayoran
Jakarta Pusat, dan Srengseng Sawah Jakarta Selatan. Terlihat dari, masyarakat
dan mayoritas orang Betawi dengan
perbandingan 60 banding 40 persen. 60 persen Betawi asli dan 40 persen
pendatang. Karena mayoritas orang Betawi, jadi otomatis orang culturenya masih
terjaga dari bahasa, adat, makanan, pakaian
tanpa harus dikondisikan lagi, dan factor wilayah yang masih memiliki
keasrian alam. Terdapat pula, pohon khas Betawi seperti pohon kecapi, melinjo,
rending, jamblang, pohon buni, pohon gohok, dan pohon lobi-lobi. Ditambah
dengan Setu alamnya. Setu disini berfungsi sebagai wisata air dan juga sebagai
peresapan air. Dua Setu yang dimiliki oleh perkampungan Betawi ini yaitu Setu
Babakan dan Setu Mangga Bolong ( letaknya di selatan ).
Tujuan pemerintah membangun Setu Babakan
yaitu :
1. Melestarikan
dan mengembangkan budaya Betawi secara keseluruhan. Baik berupa fisik maupun
non fisik. Fisik berupa bangunan yang dibangun dengan arsitektur Betawi. Non
fisik berupa prosesi adat yang dapat dikembangkan disini yaitu bermacam-macam
kesenian Betawi yang diselengarakan rutin pada hari minggu dari pukul
13.00-16.00. Menampilkan Lenong, topeng, tanjidor, tarian, belajar silat, dan
gambang kromong. Serta tata busana Betawi, tata graha ( bentuk arsitektur),
kuliner makanan dan minumanan, dan foklornya (cerita masyarakat Betawi ). Bisa
langsung datang ke perkampungan Betawi ini.
2. Untuk
meningkatkan perekonomian masyarakat yang tinggal di perkampungan Betawi.
Jadi intinya, pemerintah ingin
mengangkat harkat martabat masyarakat Betawi baik dari aspek budaya maupun
aspek ekonominya.
Terdapat
pula fungsi dari perkampungan Betawi tersebut yaitu:
1. Sebagai
sarana pemukiman
2. Sebagai
sarana ibadah
3. Sebagai
sarana informasi
4. Sebagai
sarana pengembangan dan penelitian
5. Sebagai
sarana pariwisata
Tidak semua unsur bisa masuk kedalam perkampungan
Betawi disini. Contoh saja jika mengadakan acara disini tidak boleh mengundang
band, dangdut atau sebagainya. Yang tidak mencerminkan kebudayaan Betawi atau
islami. Perkampungan Setu Babakan ini yang membedakan dari tempat lain. Terdapat tiga potensi wisata disini yaitu :
1. Wisata
budaya yaitu suatu kegiatan sebagai upaya menumbuhkan nilai tradisional yang
dikemas layak tampil, layak tonton, dan layak jual. Wisata budaya dapat di
nikmati langsung adalah : pergelaran dan pelatihan music, tari, dan teater
tradisional bagi anak-anak dan remaja, atraksi wisata di perkampungan Betawi
dan prosesi budaya, hasil industry rumah tangga ( souvenir, bir pletok, kerak
telor, dll), dan aktivitas tradisional masyarakat Betawi seperti bercocok
tanam, menjala, dan memancing.
2. Wisata
air yaitu upaya meningkatkan daya tarik wisata dari aspek olahraga air yang
mampu menarik wisatawan. Wisata air yang dapat dinikmati yaitu sepeda air,
olahraga kano dan memancing.
3. Wisata
Agro yaitu suatu bentuk yang memanfaatkan usaha pertanian sebagai objek wisata
dengan tujuan rekreasi, keperluan ilmu pengetahuan, memperkaya pengalaman dan
memberikan peluang usaha di bidang pertanian. Yang menjadi daya tarik keunikan
wisata agro adalah lokasi pertanian tidak berada khusus, melainkan berada di
perkarangan dan di halaman rumah penduduk. Sehingga, bila musim buah tiba,
aneka buah khas Betawi dapat menarik wisatawan dan diberikan sebaagai tanda
hormat kepada para wisatawan.
Dari
yang telah disebutkan itu merupakan gambaran tentang perkampungan Betawi.
B.
Proses
Pembuatan Kembang Goyang
Kembang Goyang merupakan salah satu
makanan khas Betawi. Dalam proses
pembuatannya, sangat unik yaitu dengan digoyang-goyangkan pada
penggorengan yang telah diberikan minyak. Kembang Goyang memiliki cetakan
khusus yaitu berupa cetakan bentuk kembang. Saat ini, kembang goyang memiliki
banyak varian rasa tergantung keinginan konsumennya.
Pembuatan kembang goyang dipratekan oleh
Mpok Yun, yang selanjutnya di pratekan oleh kita sendiri. Berikut bahan dan
proses pembuatannya :
Bahan- bahannya :
1. Gula
Pasir ¼
2. Telur
1 butir
3. Mentega
4. Garam
5. Santan
kelapa
6. Tepung
beras/terigu ¼
7. Air
8. Minyak
Alat-alatnya
:
1. Mangkok
2. Spatula
3. Pengocok
telur
4. Penggorengan
5. Kompor
gas
6. Pencetak
kembang goyang
7. Toples
Cara
pembuatannya :
1. Masukan
gula pasir, telur, mentega, garam, aduk sampai gula halus.
2. Masukan
santan kelapa, tepung terigu/beras, dan air aduk sampai adonan tidak terlalu
kental dan cair (sedang).
3. Panaskan
minyak goreng di penggoorengan.
4. Setelah
itu, adonan yang tadi dicelupkan ke cetakan kembang goyang . Tapi di
celupkannya jangan penuh-penuh hanya
setengah saja, agar terbentuk bagus dan mudah di lepaskan saat di cetak.
5. Lalu
cetakan yang ada adonannya di goring di penggorengan. Secara perlahan adonan
tersebut di goyangkan dari cetakannya agar terlepas. Tunggu hingga kering atau
terlihat matang.
6. Dan
tiriskan kembang goyang siap disajikan.
Gambar Proses Penggorengan Kembang Goyang
C.
Proses
Pembuatan Batik
Adapun cara pembuatan batik sebagai berikut :
a.
Pembuatan Batik Cap
1. Gambar
pola batik diatas kertas
2. Pindahkan
gambar tersebut pada kain
3. Lalu
cetak menggunakan cetakan yang dibuat sesuai pola
4. Kemudian
cetak mengikuti pola yang dibuat . Hasilnya dilihat kurang lebih seperti ini
5.
Hasil batik cap jika sudah di cap di
kain, kurang lebih seperti ini
b.
Pembuatan Batik Tulis
1.
Membuat pola menggunakan pensil diatas
kain.
2. Panaskan lilin malam diatas kompor gas
yang telah diberi wadah yang sudah dicampuri pewarna alami
Gambar
lilin malam
3. Setelah panas, proses pembatikan dimulai
menggunakan canting. Dengan menggambar menggunakan canting mengikuti pola kain.
Lalu, canting tersebut sambil diisi dengan lilin yang dipanaskan. Dan mulailah
membatik.
4.
Kemudian proses pewarnanan dan
pengeringan.
D.
Proses
Pembuatan Ondel-Ondel
Ondel-ondel merupakan ciri khas dari masyarakat Betawi. Adapun manfaat
dan fungsi ondel-ondel yaitu sebagai mascot dalam acara adat Betawi, mengusir
hantu, tolak bala, pajangan maupun hiburan. Dalam observasi ini, hanya membuat
ondel-ondel mini dari bekas settle cook dan potongan kain yang telah
disediakan. Berikut adalah cara
pembuatannya :
1. Siapkan bahan-bahannya yang terdiri dari
lem, settle cook, potongan kain, spdiol, mata boneka, dan hiasan kepala
ondel-ondel.
2. Lilitkan potongan kain berwarna orange pada settle cook
untuk bagian badan bawahnya lalu lem dengan rapih
3. Tempelkan potongan kain warna
orange yang kecil untuk patokan bagian
depan
4.
Kemudian selimuti potongan kain berwarna
hijau mengelilingi pada bagian badan lalu lem secara merata
5. Setelah
itu tempelkan pula tangan dengan potongan kain warna merah lalu lem.
6. Kemudian settle cook diberi jilbab warna
hitam lalu di lem. Di bentuk seperti menggunakan jilbab.
7. Lalu tempelkan mahkota berwarna pink di
bagian kepala settle cook dan mata
boneka dibagian wajah ondel-ondel tersebut.
8. Gambarkan alis, bibir menggunakan spidol
hitam untuk alis. Kemudian spidol merah
untuk menggambar bibir dan di tempelkan tulisan ondel-ondel.
9. Tempelkan pemanis hiasan kepala yang
berwarna kuning keemasan di bagian kepala dekat mahkota
10.
Kemudian masukan kedalam plastic agar
tidak kotor
11.
Dan terakhir diikat dengan pita kawat
kecil berwarna merah agar tidak mudah lepas dan lebih rapih. Dan siap dijadikan
pajangan.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Kegiatan kunjungan observasi di Setu Babakan ini, tentu memberikan
banyak manfaat. Terlebih untuk saya sendiri. Saya jadi mengetahui, asal mula
terbentuknya perkampungan Betawi yang di dalamnya terdapat wisata budaya, air,
dan argo. Mendapat pengalaman dalam pembuatan kembang goyang, batik, miniature,
pajangan ondel-ondel serta mendapatkan banyak informasi dan motivasi untuk
selalu melestarikan khususnya kebudayaan Betawi. Selain itu, bisa langsung
mengaplikasikan materi antropologi kebudayaan lewat kunjungan observasi ke Setu
Babakan.
B.
Saran
Untuk mahasiswa lainnya kegiatan observasi seperti ini sangat disarankan
karena melakukan proses pembelajaran sambil berekreasi dan mendapatkan
pengalaman yang menyenangkan. Kemudian, pada kunjungan observasi di Setu
Babakan. Sebaiknya diberikan tampilan ciri khas lainnya tentang Betawi seperti
tarian khas dan hal lain mengenai kuliner yang dibahas lebih banyak lagi.
Seperti pembuatan minuman khas Betawi seharusnya diperlihatkan juga.
DOKUMENTASI
Penyerahan plakat kepada bapak Dr. Ajat
Sudrajat. M.pd selaku dosen konsep dasar IPS dan Bang Jaharudin selaku
pengelolah Setu Babakan
Foto
Bersama Kelas B bersama Bapak Ajat, Bang Jaharudin, dan Bang Roni
Foto
bersama Kelas B di Tempat Batik Tulis
Foto
bersama di dalam Bus saat perjalanan menuju
Setu Babakan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar