Laporan
Hasil Observasi di Situs Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan
Disusun Untuk Memenuhi
Tugas Mata Kuliah Konsep
Dasar IPS
Dosen Pengampu : DR. Ajat Sudrajat M.Pd
Dosen Pengampu : DR. Ajat Sudrajat M.Pd
Disusun oleh :
Rezky Maulidina Zein
1815150942
PENDIDIKAN
GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
TAHUN 2015
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
TAHUN 2015
KATA PENGANTAR
Pertama dan yang
utama, saya memanjatkan puji dan syukur kepada Allah SWT. Karena berkat rahmat
dan karunia-Nya penulis dapat meyelesaikan laporan observasi ini sesuai waktu
yang telah ditentukan.
Saya
juga sangat berterima kasih kepada pihak
Pengurus Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan yang telah mengizinkan
penulis untuk melaksanakan observasi di Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan
. Khusunya bagi Kasubag, Bapak Jaharudin dan yang telah memberikan semua
informasi tentang Perkampungan Budaya Betawi yaitu, Bapak Sahroni . Karena atas
kerja sama yang baik penulis bisa mengerjakan laporan ini .
Tiada
gading yang tak retak . Dari peribahasa itu, penulis menyadari laporan ini
bukanlah karya yang sempurna karena memiliki banyak kekurangan baik dalam hal
isi maupun sistematika teknik penulisan. Oleh sebab itu penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan laporan ini.
Akhir kata, semoga laporan ini bisa memberikan manfaat bagi penulis dan
pembaca.
Bogor, 20 Desember 2015
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kota Jakarta yang
merupakan pusat pemerintahan, perdagangan, jasa, pariwisata dan kebudayaan juga
merupakan pintu gerbang keluar masuknya nilai-nilai budaya dari berbagai
penjuru dunia. Akibat dari pesatnya pembangunan dan pertumbuhan penduduk serta
terbatasnya lahan di Jakarta, menyebabkan beban tugas di sektor kebudayaan
menjadi sangat kompleks dan dikhawatirkan lambat laun akan memusnahkan adat
istiadat tradisional budaya warganya terutama masyarakat Betawi sebagai inti
warga Jakarta.
Suku Betawi adalah
penduduk asli di Kota Jakarta, keberadaanya sedikit berbeda dengan suku-suku
lain yang ada di Indonesia. Perbedaan yang palingmencolok adalah suku Betawi
berada di Ibukota Jakarta dimana beragam suku,latar belakang budaya yang
berbeda mendiami Kota Jakarta.Masyarakat Betawiterus berkembang dengan ciri-ciri
budaya yang khas dan mudah dibedakan dengan suku-suku lainnya terutama dari
bentuk-bentuk kesenian, bahasa pergaulan, pakaian serta ragam hiasnya. Karena
arus urbanisasi yang membawa suku dan budaya lain masuk ke Jakarta, menyebabkan
suku Betawi telah dipengaruhi oleh budaya dan suku lain dari Indonesia maupun
luar.
Atas desakan masyarakat
Betawi, maka pada tahun 1975, oleh Gubernur DKI Jakarta didirikanlah Cagar
Budaya Betawi di daerah Condet. Cagar Budaya Condet adalah suatu tempat dimana
bisa ditemukan dan dinikmati kehidupan bernuansa Betawi. Namun seiring dengan
perkembangannya Condet telah dianggap gagal dalam memfungsikannya sebagai Cagar
Budaya Betawi.
Sehubungan dengan hal
tersebut Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Selatan membuat kebijakan
pariwisata budaya yaitu dengan membuat Perkampungan Budaya Betawi. Berdasarkan Keputusan
Gubernur Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 92 Tahun 2000
tentang Penataan Lingkungan Perkampungan Budaya Betawi di Kelurahan Srengseng
Sawah, Kecamatan Jagakarsa, Kotamadya Jakarta Selatan. Srengseng Sawah dipilih
sebagai Perkampungan Budaya Betawi karena kawasan tersebut merupakan wilayah
utama komunitas Betawi yang masih bertahan dengan lingkungannya yang masih
alami dan juga Srengseng Sawah dinilai telah memiliki nuansa yang asri. Nanti nya
diharapkan Srengseng Sawah menjadi suatu kawasan yang memiliki karakter Betawi
yang asli.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana
sejarah Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan ?
C. Tujuan Observasi
Menjelaskan dan
menguraikan tentang sejarah Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan .
D. Tempat dan Tanggal Observasi
Observasi ini bertempat
di “ Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan” , Jl. Moch Kahfi II, Kel.
Srengseng Sawah Kec. Jagakarsa, Jakarta Selatan . Dan dilaksanakan pada hari
Kamis, 17 Desember 2015 .
E. Manfaat Observasi
Penulis berharap, observasi dan
penulisan hasil observasi ini dapat membuahkan manfaat bagi berbagai pihak,
antara lain :
1. Melalui
penulisan makalah ini , diharapkan dapat menambah wawasan penulis tentang
sejarah Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan dan diharapkan dapat juga
menjaga budaya dari masing-masing daerah di Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sejarah Perkampungan Budaya Betawi Setu
Babakan
Perkampungan Budaya
Betawi Setu Babakan sendiri merupakan
Suatu kawasan di Jakarta Selatan dengan
komunitas yang ditumbuh kembangkan
budaya yang meliputi seluruh hasil
gagasan dan karya baik fisik maupun non fisik yaitu : kesenian, adat istiadat,
foklor, sastra, kuliner, pakaian serta arsitektur yang bercirikan kebetawian.
Perkampungan
Budaya Betawi Setu Babakan dibangun tahun 2000 atas Keputusan Gubernur Provinsi
DKI Jakarta , terletak di Kelurahan Srengseng Sawah, Kecamatan Jagakarsa ,
Jakarta Selatan . Dengan luas sekitar 289 hektare. Dengan batas fisik sebalah
utara : Jl. Moch Kahfi II sampai dengan
Jl. Desa Putra(Jl. H Pangkat) . Sebelah timur : Jl. Desa Putra(Jl. H pangkat) ,
Jl. Pratama( WIKA, Mangga Bolong Timur), dan Jl. Lapangan Merah. Sebelah
selatan : Kota Depok. Sebelah Barat : Jl. Moch Kahfi II
Perkampungan
Budaya Betawi memiliki potensi lingkungan alam yang asri dan sangat menarik .
Yang sulit dijumpai ditengah hiruk pikuknya Kota Jakarta. Dua buah setu alam
yang ada di Perkampungan Budaya Betawi , yaitu Setu Babakan dan Setu Mangga
Bolong yang dikelilingi hijau dan rindangnya pohon-pohon.
Mengenai
tujuan, sasaran dan fungsi Perkampungan Budaya Betawi
tercantum di dalam Bab III Perda
Provinsi DKI Jakarta No.3 Tahun 2005. Yaitu untuk membina dan melindungi secara
sungguh-sungguh dan terus menerus tata kehidupan serta nilai-nilai budaya
Betawi, menciptakan dan menumbuh kembangkan nilai-nilai seni budaya Betawi
sesuai dengan akar budayanya.
Perkampungan
Budaya Betawi yang merupakan salah satu wisata budaya
yang telah menarik sejumlah wisatawan
untuk mengunjungi Perkampungan Budaya Betawi. Motivasi wisatawan untuk
mengunjungi yaitu ingin mengetahui lebih mendalam tata cara hidup, adat
istiadat kebiasaan- kebiasaan itu sendiri.
Pemerintah
menjadikan Perkampungan Budaya Betawi sebagai upaya dalam pelestarian budaya
betawi. Perkampungan Budaya Betawi segala bentuk partisipasi dilahirkan oleh
masyarakat Betawi disana. Di dalam Perkampungan Budaya Betawi terdapat
pemukiman penduduk yang mayoritas adalah suku Betawi.
2.1 Potensi Budaya
Perkampungan
Budaya Betawi sebagai pilihan utama para wistawan lokal maupun mancanegara,
memiliki potensi dan daya tarik yang luar biasa . Karena hanya di Perkampungan
Budaya Betawi wisatawan dapat menikmati 3 objek wisata seperti : Wisata budaya,
Wisata Agro, dan Wisata air . Untuk yang memerlukan waktu lama ( penelitian,
rekreasi, dan pelatihan kesenian) . Terdapat fasilitas homestay sebanyak 67
unit rumah adat.
2.2 Wisata Budaya
Wisata
budaya adalah suatau kegiatan sebagai upaya menumbuhkan kembali nilai-nilai
tradisional yang dikemas sehingga layak tampil, layak tonton dan berisi nilai
jual. Wisata budaya yang dapat dinikmati langsung adalah :
·
Pergelaran Seni musik, tari, dan teater
tradisional di arena teater terbuka.
·
Pelatihan Seni tari, musik, dan teater
tradisional bagi anak-anak dan remaja.
Atraksi wisata di
Perkampungan Budaya Betawi dari prosesi budayanya ( Upacara pernikahan,
sunatan, qatham qur’an, aqiqah, nujuh bulanan, injak tanah, ngaderes , dll )
dan latihan silat betawi setiap malam jum’at.
Hasil industri rumah
tanggga seperti : Souvenir, bir pletok,
kerak telor, dodol, geplak , kembang goyang, rengginang , dll.
Aktifitas tradisional
masyarakat betawi seperti : Bercocok tanam, menjala, memancing ikan, budidaya
ikan, dsb
2.3 Wisata air
Wisata
air adalah upaya meningkatkan daya tarik wisata dari aspek olahraga air yang
mampu menarik wisatawan. Dua buah setu yang dimiliki oleh Perkampungan Budaya
Betawi yaitu : Setu babakan dan setu mangga bolong telah menjadikan
Perkampungan Budaya Betawi Sebagai tempat wisata yang paling menarik dan
menjanjikan.
2.4 Wisata Agro
Wisata
Agro adalah suatu bentuk kegiatan pariwisata yang memanfaatkan usaha pertanian
sebagai obyek wisata dengan tujuan rekreasi , keperluan ilmu pengetahuan,
memperkaya pengalaman dan memberikan peluang usaha di bidang pertanian. Yang
menjadi daya tarik dan keunikan wisata agro adalah lokasi pertanian berada di
pekarangan dan di halaman rumah penduduk.
B. Kegiatan Observasi
1.
Kegiatan
Awal
Kegiatan awal kami saat
observasi adalah pembukaan kegiatan oleh Faiz Azhar sebagai Panitia Pelaksana
dari Kelas B PGSD 2015 dan dilanjutkan oleh Bapak Ajat Susrajat selaku dosen
dari mata kuliah Konsep Dasar IPS dan kemudian bagian dari Kasubag pengelola Perkampungan
Budaya Betawi yaitu Bapak Jaharudin dan yang terkahir Bapak Sahroni sebagai
pemberi informasi(guide) selama kami berada di Perkampungan Budaya Betawi Setu
Babakan .
Setelah kegiatan acara
pembukaan dilanjutkan dengan kegiatan membuat “ Kue Kembang Goyang “ khas dari
Betawi. Mengapa dinamakan “ kembang
goyang “ karena Dinamakan kembang goyang karena bentuknya yang
menyerupai kelopak bunga dan cara atau proses membuatnya digoyang-goyang
sehingga lepas dari cetakan. Inilah bahan-bahan untuk membuat
kue Kembang Goyang :
·
Bahan-bahan:
150 gram tepung beras
50 gram tepung sagu
50 gram gula pasir halus
250 ml santan dari ½ butir kelapa
1 butir telur
1 kuning telur
½ sendok teh garam
minyak untuk menggoreng
·
Cara membuat :
1.
Telur dan gula pasir halus dikocok hingga mengembang,
masukkan tepung beras dan tepung sagu, santan dan garam aduk-aduk hingga larut.
2. Minyak
dipanaskan dalam jumlah banyak, lalu celup cetakan kembang goyang.
3. Setelah
cetakan panas, segera masukkan cetakan kembang goyang ke adonan ( diusahakan
permuakan cetakan jangan sampai tertutup adonan ya )
4. Masukkan
cetakan yang sudah berbalut adonan ke minyak panas, tetapi jangan menyentuh
dasar wajan.
5. Goreng
dengan cara sambil digoyang-goyangkan sampai adonan terlepas. Masak hingga
berwarna kuning kecoklatan, kemudian angkat dan tiriskan.
2.
Kegiatan Inti
Kegiatan inti yang kita lakukan
yaitu adalah membatik dengan menggunakan canting. Sebelum membatik kita harus
membuat polanya terlebih dahulu . Batik ada 2 macam yaitu batik tulis dan batik
cap untuk batik tulis mengerjakannya sekitar 1 bulan lebih karena harus membuat
polanya terlebih dahulu dan agak rumit , beda dengan batik cap kalau batik cap
kita tinggal membuat pola untuk capnya saja tetapi itu juga sangat rumit .
Pengerjaan batik cap sekitar 3 minggu . Kali ini kelas B PGSD 2015 akan
membatik dengan cara batik tulis. Di Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan
mereka mempunyai home produksi batik sendiri lho dan itu menjadi nilai tambah
untuk Perkampungan Budaya Betawi itu sendiri.
Bahan dan cara membatik , Semula
batik dibuat di atas bahan dengan warna putih yang terbuat dari kapas. Batik
juga dibuat di atas bahan lain seperti sutera, poliester, rayon dan bahan
sintetis lainnya. Motif batik dibentuk dengan cairan lilin dengan menggunakan
alat yang dinamakan canting untuk motif halus, atau kuas untuk motif berukuran
besar, sehingga cairan lilin meresap ke dalam serat kain.
Kain yang telah dilukis dengan lilin
kemudian dicelup dengan warna yang diinginkan, biasanya dimulai dari
warna-warna muda. Pencelupan kemudian dilakukan untuk motif lain dengan warna
lebih tua atau gelap. Setelah beberapa kali proses pewarnaan, kain yang telah
dibatik dicelupkan ke dalam bahan kimia untuk melarutkan lilin. Itulah kegiatan
inti yang dilakukan oleh kelas B PGSD 2015 . Selanjutnya kegiatan penutup yang
dilakukan Kelas B PGSD 2015 .
3.
Kegiatan Penutup
Kegiatan akhir yaitu kelas B PGSD 2015 mebuat boneka ondel-ondel mini yang bahan
dasarnya terbuat dari kok bulutangkis. Inilah bahan-bahan dan cara pembuatannya
.
·
Bahan dan Alat
1. Kok
bulutangkis 5. Manik-manik
2. Kain Flanel 6. Spidol
3. Gunting 7. Mata-mata an
4. Lem uhu 8. Jarum pentul(jarum
kerudung)
·
Cara membuat
1. Potong kain
batiknya ukurannya bebas, tapi
disesuaikan dengan bagian bawah koknya lalu di tempel di bagian bawah cock
menggunakan lem UHU. (karena atasan baju ondel ondel lebih gede dari pada
bawahannya jadi mendingan bikin yang bagian bawah dulu, abis itu bagian
atasnya)
2. Potong kain flanel lagi untuk di bagian
badannya/ atasnya dan kemudian di lem dengan lem uhu , buat juga untuk
lengannnya menggunakan kain flanel
3. Tinggal
mengias bagian wajah ondel-ondel . Pasang mata pada wajah ondel-ondel kemudian
membuat hidung, bibir dengan spidol warna hitam, kemudian hias juga bagaian
atas kepalanya dengan jarum pentul yang dicampurkan oleh manik-manikkemudian
tusukan di atas kepalanya.
Itulah
serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh Kelas B PGSD Universitas Negeri
Jakarta Tahun 2015 di Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas,
kesimpulannya ada kebudayaan Suku Betawi merupakan kebudayaan asli Kota
Jakarta. , dan juga Perkampungan Budaya Betawi harus selalu di jaga
kelestariannya jangan sampai terpengaruhi oleh arus globalisasi di jaman ini
B. Saran
Saran-saran yang dapat dikemukakan
oleh penulis adalah sebagai berikut :
a.
Selayaknya, masyarakat Suku
Betawi harus bisa menjaga kelestarian seni dan budayanya.
b.
Sebaiknya, upaya pelestarian
tidak hanya dilakukan oleh pemerintah. Namun, perlu didukung dan dilakukan oleh
masyarakat itu sendiri.
c.
Sebaiknya, sebagai masyarakat beretnis harus dapat melestarikan budaya
dengan cara mengenalkannya kepada generasi penerus. Agar seni dan budaya dapat
terjaga kelestariannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar