Minggu, 27 Desember 2015

SUCI WULANDARI 1815150825

LAPORAN HASIL OBSERVASI
SETU BABAKAN

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Konsep Dasar IPS SD

Dosen Pengampu :
Dr. Ajat Sudrajat, M.pd




Disusun oleh :
Suci Wulandari
1815150825
Kelas B


Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negri Jakarta
Tahun 2015





KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan “Laporan Hasil Observasi Perkampungan Betawi Setu Babakan” tepat pada waktunya.
Penulis juga sangat berterima kasih kepada pihak pengelola pusat Perkampungan Budaya Betawi yang telah mengizinkan saya untuk melakukan observasi ini sehingga menambah pengetahuan saya tentang budaya Betawi, dan juga khususnya pada dosen mata kuliah onsep Dasar IPS Bapak Dr. Ajat Sudrajat, M.Pd. Laporan ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu tugas mata kuliah Konsep Dasar IPS.
Penulis berharap dengan dibuatnya laporan ini dapat bermanfaat untuk menambah wawasan dan pengetahuan kita dalam bidang kebudayaan. Semoga makalah ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Dalam pembuatan laporan ini masih jauh dari sempurna, oleh karna itu penulis harap maklum jika terdapat kesalahan dalam laporan ini, penulis harap untuk bisa memberikan saran dan kritik yang membangun untuk kesempurnaan laporan ini.


Jakarta, 26 Desember 2015



                                                                                                                  Penulis





DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR 
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1.   Latar Belakang
1.2.   Tujuan Penulisan
1.3.   Manfaat Penulisan
1.4.   Metode Penelitian
1.5.   Pelaksanaan Kegiatan
BAB II PEMBAHASAN
2.1.   Sejarah Perkampungan Betawi Setu Babakan
2.2.   Kegiatan Observasi
BAB III PENUTUP
3.1.   Kesimpulan
3.2.   Saran
LAMPIRAN





BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
            Dewasa ini, kebudayaan asli Indonesia sudah mulai pudar dan perlahan ditinggalkan oleh masyarakatnya, khususnya pemuda-pemudi Indonesia. Globalisasi dan pengaruh lain pun dengan mudah mengalihkan minat dan perhatian masyarakat Indonesua terhadap budaya asli sendiri. Indonesia sendiri terkenal dengan keanekaragaman suku dan budayanya. Salah satu budaya yang ad di Indonesia adalah suku Betawi. Di daerah khusus Ibukota, khususnya di Jakarta Selatan, terdapat satu perkampungan Betawi yaitu Perkampungan Betawi Setu Babakan. Tempat ini didirikan sebagai sarana pelestarian dan pemeliharaan budaya Betawi di Jakarta pada khususnya dan di Indonesia pada umumnya. Setu Babakan terletak di Srengseng Sawah, Kecamatan Jagakarsa, Jakarta Selatan atau lebih dekat dengan Depok. Oleh karena itu, dengan diadakannya observasi ini diharapkan untuk memupuk kecintaan kita terhadap budaya asli Indonesia serta menambah wawasan tentang bagaimana suatu budaya itu dilestarikan.
            Dengan itu, hal ini berhubungan dengan salah satu mata kuliah kami yang mempelajari tentang antropologi yang mempelajari kebiasaan masyarakat dalam mata kuliah Konsep Dasar IPS. Dalam kesempatan ini diharapkan mahasiswa dapat memahami mengenai antropologi yang ada di Betawi.

1.2 Tujuan Penulisan
a.         Untuk memenuhi tugas mata kuliah Konsep Dasar IPS
b.         Untuk memberikan informasi tentang Setu Babakan
c.         Untuk mengetahui kegiatan yang dilakukan di Setu Babakan
d.        Untuk mempublikasikan bahwa Betawi mempunyai ciri khas yang menarik
e.         Untuk menginspirasi bahwa budaya sendiri mampu bersaing dengan budaya asing
f.          Untuk mengembangkan dan melestarikan kebudayaan Betawi

1.3 Manfaat Penulisan
a.       Sebagai referensi bagi penelitian berikutnya
b.      Menambah wawasan kita tentang keanekaragaman budaya Betawi
c.       Sebagai masukan bagi masyarakat perkampungan budaya Betawi berkaitan dengan pentingnya partisipasi mereka dalam pelestarian budaya Betawi
d.      Setelah kita mengetahui akan budaya Betawi diharapkan kita dapat menerapkan budaya Betawi dalam kehidupan sehari-hari

1.4 Metode Penelitian
      Penyusunan laporan ini melalui beberapa metode, antara lain :
      a.       Metode Observasi
      Yaitu dengan mengambil dan mengumpulkan data melalui praktik ataupun turun langsung ke             lapangan.
      b.      Metode Wawancara
      Yaitu melalui wawancara terhadap pengrajin maupun pengelola tempat kebudayaan.

1.5 Pelaksanaan Kegiatan
  •     Hari/Tanggal     : Kamis, 17 Desember 2015
  •     Waktu                : Pukul 09.00-14.00 WIB
  •         Lokasi               : Perkampungan Betawi Setu Babakan, Srengseng Sawah,                                                               Kecamatan Jagakarsa, Jakarta Selatan.
  •         Peserta              : 5 Mahasiswa dan 38 Mahasiswi Kelas B PGSD FIP UNJ
  •     Pendamping      : Dr. Ajat Sudrajat, M.Pd       






BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Perkampungan Betawi Setu Babakan


                Perkampungan Budaya Betawi adalah suatu kawasan di Jakarta Selatan dengan komunitas yang di tumbuh kembangkan oleh budaya yang meliputi gagasan dan karya baik fisik maupun nonfisik, yaitu adat-istiadat, foklor, sastra, kuliner, pakaian serta arsitektur yang bercirikan kebetawian. Sejarahnya, penetapan Setu Babakan sebagai kawasan Cagar Budaya Betawi sebenarnya sudah direncanakan sejak tahun 1996. Sebelum itu, Pemerintah DKI Jakarta juga pernah berencana menetapkan kawasan Condet, Jakarta Timur, sebagai kawasan Cagar Budaya Betawi, namun batal dilakukan karena seiring perjalanan waktu perkampungan tersebut semakin luntur dari nuansa budaya Betawi-nya. Dari pengalaman ini, Pemerintah DKI Jakarta kemudian merencanakan kawasan baru sebagai pengganti kawasan yang sudah direncanakan tersebut. Melalui SK Gubernur No. 9 tahun 2000 dipilihlah perkampungan Setu Babakan. Dimana perkampungan Setu Babakan adalah perkampungan yang dihuni sekitar 60% masyarakat asli Betawi dan 40% berasal dari luar daerah. Perkampungan Setu Babakan adalah sebuah kawasan perkampungan yang ditetapkan Pemerintah Jakarta sebagai tempat pelestarian dan pengembangan budaya Betawi. Setu Babakan diresmikan oleh Pemerintah DKI Jakarta pada tanggal 20 Januari 2001.
            Setu Babakan memiliki tujuan dan fungsi, mengapa dapat dijadikan sebuah perkampungan Betawi, tujuannya ada dua yaitu mengangkat harkat dan martabat masyarakat Betawi. Yang kedua untuk mengangkat perekonomian masyarakat yang tinggal di kawasan perkampungan Betawi. Selanjutnya, memiliki enam fungsi yaitu :
1.    Sebagai sarana ibadah;
2.    Sebagai sarana pemukiman;
3.    Sebagai sarana informasi;
4.    Sebagai sarana penelitian;
5.    Sebagai sarana pariwisata dan;
6.    Sebagai sarana pelestarian dan pengembangan.
            Perkampungan yang terletak di Kota Jakarta Selatan merupakan salah satu objek wisata yang menarik bagi wisatawan yang ingin menikmati suasana khas pedesaan atau menyaksikan budaya Betawi asli secara langsung. Di perkampungan ini, masyarakat Setu Babakan masih mempertahankan budaya dan cara hidup khas Betawi,  memancing, bercocok tanam, berdagang, membuat kerajinan tangan, dan membuat makanan khas Betawi. Melalui cara hidup inilah, mereka aktif menjaga lingkungan dan meningkatkan taraf hidupnya. Perkampungan Betawi  ini memiliki luas wilayah 289 hektar, 65 hektar di antaranya adalah milik pemerintah dimana yang baru dikelola hanya 32 hektar. Tanaman yang terdapat di perkampungan ini diantaranya Jengkol, Mangga, Palem, Melinjo, Rambutan, Jambu, Pandan, Kecapi, Jamblang, Krendang, Guni, Nangka Cimpedak, Nam-nam, dan lain sebagainya yang tumbuh sehat membumi di halaman depan, samping, dan diantara rumah-rumah penduduk Betawi.
           
2.2 Kegiatan Observasi
            Ada beberapa rangkaian kegiatan dalam observasi kunjungan ke Perkampungan Betawi Setu Babakan, diantaranya : 

a.         Pembukaan
       Kegiatan ini diawali dengan sambutan oleh Bapak Ajat Sudrajat, M.P. sebagai dosen pembimbing mata kuliah Konsep Dasar IPS. Dan sambutan yang kedua oleh Bang Indra Sutisna, S.Kom. sebagai pengelola Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan.

b.        Penyerahan Plakat



               Penyerahan plakat ini diberikan sebagai bentuk apresiasi dari kami kepada Bapak Dr. Ajat Sudrajat, M.pd selaku dosen pembimbing dan Bang Indra sebagai pengelola Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan.

c.         Pembuatan Kue Kembang Goyang
            Makanan khas Betawi ini biasanya dinikmati pada saat ada acara besar seperti hari raya, khitanan, atau acara-acara lain. Namun, setelah adanya perkampungan budaya Betawi ini makanan khas Betawi dapat dinikmati setiap hari. Bukan hanya kembang goyang, dodol dan makanan khas Betawi lainnya pun dapat dinikmati setiap hari di perkampungan ini. Asal-usul diberi nama kembang goyang karena cetakannya yang berbentuk seperti kembang atau bunga dan ketika digoreng, digoyang-goyangkan, ini bertujuan agar adonan terlepas dari cetakannya. Sebenarnya makanan ini dapat ditemui di daerah manapun, namun yang khas dari kembang goyang Betawi ini ialah rasanya yang manis. Dalam pembuatan ini kami dibimbing oleh Mpok Yuyun :

Alat dan bahan yang dibutuhkan : 


1.      Gula Pasir
2.      Telur
3.      Mentega
4.      Garam
5.      Santa Kelapa
6.      Tepung Terigu
7.      Tepung Beras
8.      Air Putih
9.      Minyak Goreng
10.  Wadah
11.  Wajan
12.  Alat Cetakan Kembang Goyang
13.  Pengocok
14.  Spatula
15.  Kompor dan Gas



Cara pembuatan :
1.        Masukkan telur, mentega, gula pasir, dan garam ke dalam wadah kemudian aduk hingga rata.
2.        Masukkan tepung terigu, tepung beras, santan kelapa, dan air putih secukupnya, lalu aduk hingga        merata kembali dengan tingkat kekentalan sedang.
3.        Siapkan wajan yang berisi minyak goreng lalu panaskan dan masukkan alat pencetak untuk                  dipanaskan agar adonan dapat menempel dengan pencetak.
4.        Setelah cetakan mulai panas, masukkan cetakan ke dalam adonan tetapi tidak di tenggelamkan,            karena akan mengakibatkan adonan sulit dilepas.
5.        Masukkan cetakan yang sudah terbalut adonan ke dalam minyak, tetapi jangan sampai                          menyentuh dasar wajan.
6.        Goreng dan goyangkan agar adonan terlepas dari cetakan.
7.        Angkat dan tiriskan ketika warna sudah keemasan.
8.        Siap untuk disajikan.
                            
















d.        Pembuatan Kerajinan Batik Khas Betawi


            Setiap daerah tentunya memiliki ciri khas batiknya tersendiri. Ciri khas batik Betawi ini sendiri, yaitu ada corak ondel-ondel, rumah adat Betawi, wanita menari Jaipongan, tanaman-tanaman khas Betawi, dan unsur lainnya yang menunjukkan budaya Betawi.
            Proses pembuatan batik melalui tahap-tahap yang sama pada umumnya dan memiliki dua cara, yaitu batik tulis dan batik cap.
Pembuatan batik tulis terdiri dari beberapa proses, yaitu :
1. Proses pembuatan pola gambar batik yang bercorak budaya Betawi pada kain.



2. Proses malam yang dilakukan dengan cara mengikuti pola yang telah dibuat.




 3. Proses pewarnaan yang bahan pewarnanya menggunakan bahan-bahan alami.
 4. Proses perebusan kain mori agar cairan malam yang menempel hilang dari kain.
      
        Proses yang membedakan antara batik tulis dan batik cap hanya terletak pada proses pembuatan pola dan proses malam.
    
 



    
           Karena pada batik cap, pembuatan pola tertuang pada cetakan basi dan proses malam dilakukan dengan cara mencetak. Keunggulan dari batik cap adalah proses dilakukan lebih cepat dibandingkan batik tulis.
            Pada kesempatan kami kunjungan ke perkampungan ini, kami diberi kesempatan untuk membatik menggunakan canting dengan dibimbing oleh dua orang pembimbing handal.

Bahan dan alat yang diperlukan dan telah disediakan :
1.      Kain mori ukuran 20x20cm
2.      Canting
3.      Lilin atau malam
4.      Wajan dan kompor

Cara pembuatan :
            Membatik perlahan menggunakan canting dengan mengikuti pola yang sudah di gambar pada kain atau menambahkan gambar batik sesuai kreatifitas masing-masing.


e.         Pembuatan Ondel-Ondel
            Ondel-ondel merupakan sebuah bagian terpenting dari masyarakat Betawi, dalam masyarakat Betawi dahulu ondel-ondel mempunyai fungsi sebagai pengusir hantu dan penolak bala. Sekarang ondel-ondel digunakan untuk hiasan dan sebagai pajangan. Adapun bahan dan bagaimana cara membuat salah satu suvenir andalan di perkampungan ini, sebagai berikut.

Alat dan bahan :
  1.      Shuttlecock
  2.      Lem kertas
  3.      Kain perca
  4.      Gunting
  5.      Lidi
  6.      Pernak-pernik
  7.      Spidol kecil warna merah dan hitam
  8.      Kertas yang diberi nama ondel-ondel 



Cara pembuatan :
  1.     Shuttlecock digunakan sebagai tubuh ondel-ondel, kemudian lapisi dengan kain perca                sebagai pakaiannya dengan lem.
  2.     Setelah itu pasang mata dengan lem, gambar mulut dan alis ondel-ondel dengan spidol.
  3.     Pasangkan manik-manik hiasan kepala ondel-ondel.








BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
             Berdasarkan pada rangkaian kegiatan ini dapat disimpulkan bahwa kunjungan ke situs budaya sangatlah diperlukan, khususnya untuk generasi muda karena generasi muda lah yang akan meneruskan dan melestarikan serta menjaga kekayaan budaya ini. Mengingat semakin pesatnya globalisasi dan modernisasi saat ini.
            Budaya Betawi adalah budaya Khas Jakarta yang kini kian tergerus oleh perkembangan globalisasi yang pesat di Jakarta ini. Setu Babakan merupakan salah satu cagar budaya Betawi yang bertujuan untuk terus melestarikan kebudaan Betawi ini pun di bangun, menjadi tempat wisata budaya di tengah kota Jakarta, banyak yang bisa di tawarkan olehnya seperti Kebudayaannya  tari, musik, kuliner, batik, dan lain lain.

3.2 Saran
            Diharapkan dengan adanya wisata budaya Setu Babakan ini dapat memberi wawasan bagi para pengunjung. Dan sebagai penerus generasi muda bangsa harusnya sadar bahwa Indonesia masih memiliki kebudayaan yang beraneka ragam yang sangat menarik untuk dipelajari. Melestarikan tidak harus menjaga setiap hari, tetapi dapat dilakukan dengan cara yang sederhana yaitu dengan menanamkan rasa bangga terhadap budaya sendiri dan tidak mengagungkan budaya asing. Karena tanpa kepedulian masyarakatya, budaya Indonesia akan dengan mudah diambil oleh negara lain. Dan juga jangan terpaku hanya dengan IPTEK, karena kebudayaan Indonesia memiliki nilai jual yang tinggi dan perlu dibanggakan.





LAMPIRAN




Foto batik khas Betawi masih dalam proses peyelesaian



    
Foto area mencanting
     
      






Foto area galeri batik


Foto hasil membuat ondel-ondel


Foto bersama kelas B PGSD FIP UNJ 2015

Tidak ada komentar:

Posting Komentar