LAPORAN
HASIL OBSERVASI
SETU
BABAKAN
Diajukan
untuk memenuhi salah satu tugas Konsep Dasar IPS SD
Dosen
Pengampu :
Dr.
Ajat Sudrajat, M.pd
Disusun
oleh :
Suci
Wulandari
1815150825
Kelas
B
Pendidikan
Guru Sekolah Dasar
Fakultas
Ilmu Pendidikan
Universitas
Negri Jakarta
Tahun
2015
KATA
PENGANTAR
Alhamdulillah
segala puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan “Laporan Hasil Observasi
Perkampungan Betawi Setu Babakan” tepat pada waktunya.
Penulis
juga sangat berterima kasih kepada pihak pengelola pusat Perkampungan Budaya
Betawi yang telah mengizinkan saya untuk melakukan observasi ini sehingga
menambah pengetahuan saya tentang budaya Betawi, dan juga khususnya pada dosen
mata kuliah onsep Dasar IPS Bapak Dr. Ajat Sudrajat, M.Pd. Laporan ini disusun
dalam rangka memenuhi salah satu tugas mata kuliah Konsep Dasar IPS.
Penulis
berharap dengan dibuatnya laporan ini dapat bermanfaat untuk menambah wawasan
dan pengetahuan kita dalam bidang kebudayaan. Semoga makalah ini dapat dipahami
bagi siapapun yang membacanya. Dalam pembuatan laporan ini masih jauh dari
sempurna, oleh karna itu penulis harap maklum jika terdapat kesalahan dalam laporan
ini, penulis harap untuk bisa memberikan saran dan kritik yang membangun untuk
kesempurnaan laporan ini.
Jakarta, 26 Desember
2015
Penulis
DAFTAR
ISI
KATA
PENGANTAR
DAFTAR
ISI
BAB
I PENDAHULUAN
1.1. Latar
Belakang
1.2. Tujuan
Penulisan
1.3. Manfaat
Penulisan
1.4. Metode
Penelitian
1.5. Pelaksanaan
Kegiatan
BAB
II PEMBAHASAN
2.1. Sejarah
Perkampungan Betawi Setu Babakan
2.2. Kegiatan
Observasi
BAB
III PENUTUP
3.1. Kesimpulan
3.2. Saran
LAMPIRAN
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dewasa ini, kebudayaan asli Indonesia sudah mulai pudar
dan perlahan ditinggalkan oleh masyarakatnya, khususnya pemuda-pemudi
Indonesia. Globalisasi dan pengaruh lain pun dengan mudah mengalihkan minat dan
perhatian masyarakat Indonesua terhadap budaya asli sendiri. Indonesia sendiri
terkenal dengan keanekaragaman suku dan budayanya. Salah satu budaya yang ad di
Indonesia adalah suku Betawi. Di daerah khusus Ibukota, khususnya di Jakarta
Selatan, terdapat satu perkampungan Betawi yaitu Perkampungan Betawi Setu
Babakan. Tempat ini didirikan sebagai sarana pelestarian dan pemeliharaan
budaya Betawi di Jakarta pada khususnya dan di Indonesia pada umumnya. Setu
Babakan terletak di Srengseng Sawah, Kecamatan Jagakarsa, Jakarta Selatan atau
lebih dekat dengan Depok. Oleh karena itu, dengan diadakannya observasi ini
diharapkan untuk memupuk kecintaan kita terhadap budaya asli Indonesia serta
menambah wawasan tentang bagaimana suatu budaya itu dilestarikan.
Dengan itu, hal ini berhubungan dengan salah satu mata
kuliah kami yang mempelajari tentang antropologi yang mempelajari kebiasaan
masyarakat dalam mata kuliah Konsep Dasar IPS. Dalam kesempatan ini diharapkan
mahasiswa dapat memahami mengenai antropologi yang ada di Betawi.
1.2 Tujuan Penulisan
a.
Untuk memenuhi tugas mata kuliah Konsep
Dasar IPS
b.
Untuk memberikan informasi tentang Setu
Babakan
c.
Untuk mengetahui kegiatan yang dilakukan
di Setu Babakan
d.
Untuk mempublikasikan bahwa Betawi
mempunyai ciri khas yang menarik
e.
Untuk menginspirasi bahwa budaya sendiri
mampu bersaing dengan budaya asing
f.
Untuk mengembangkan dan melestarikan
kebudayaan Betawi
1.3 Manfaat Penulisan
a. Sebagai
referensi bagi penelitian berikutnya
b. Menambah
wawasan kita tentang keanekaragaman budaya Betawi
c. Sebagai
masukan bagi masyarakat perkampungan budaya Betawi berkaitan dengan pentingnya
partisipasi mereka dalam pelestarian budaya Betawi
d. Setelah
kita mengetahui akan budaya Betawi diharapkan kita dapat menerapkan budaya
Betawi dalam kehidupan sehari-hari
1.4 Metode Penelitian
Penyusunan laporan ini melalui beberapa metode,
antara lain :
a. Metode
Observasi
Yaitu
dengan mengambil dan mengumpulkan data melalui praktik ataupun turun langsung
ke lapangan.
b. Metode
Wawancara
Yaitu
melalui wawancara terhadap pengrajin maupun pengelola tempat kebudayaan.
1.5 Pelaksanaan Kegiatan
- Hari/Tanggal : Kamis, 17 Desember 2015
- Waktu : Pukul 09.00-14.00 WIB
- Lokasi : Perkampungan Betawi Setu Babakan, Srengseng Sawah, Kecamatan Jagakarsa, Jakarta Selatan.
- Peserta : 5 Mahasiswa dan 38 Mahasiswi Kelas B PGSD FIP UNJ
- Pendamping : Dr. Ajat Sudrajat, M.Pd
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Sejarah Perkampungan Betawi Setu Babakan
Perkampungan
Budaya Betawi adalah suatu kawasan di Jakarta Selatan dengan komunitas yang di
tumbuh kembangkan oleh budaya yang meliputi gagasan dan karya baik fisik maupun
nonfisik, yaitu adat-istiadat, foklor, sastra, kuliner, pakaian serta
arsitektur yang bercirikan kebetawian. Sejarahnya, penetapan Setu Babakan
sebagai kawasan Cagar Budaya Betawi sebenarnya sudah direncanakan sejak tahun
1996. Sebelum itu, Pemerintah DKI Jakarta juga pernah berencana menetapkan
kawasan Condet, Jakarta Timur, sebagai kawasan Cagar Budaya Betawi,
namun batal dilakukan karena seiring perjalanan waktu perkampungan
tersebut semakin luntur dari nuansa budaya Betawi-nya. Dari pengalaman ini,
Pemerintah DKI Jakarta kemudian merencanakan kawasan baru sebagai pengganti
kawasan yang sudah direncanakan tersebut. Melalui SK Gubernur No. 9 tahun 2000
dipilihlah perkampungan Setu Babakan. Dimana perkampungan Setu Babakan adalah
perkampungan yang dihuni sekitar 60% masyarakat asli Betawi dan 40% berasal
dari luar daerah. Perkampungan Setu Babakan adalah sebuah kawasan perkampungan
yang ditetapkan Pemerintah Jakarta sebagai tempat pelestarian dan pengembangan
budaya Betawi. Setu Babakan diresmikan oleh Pemerintah DKI Jakarta pada tanggal
20 Januari 2001.
Setu Babakan memiliki tujuan dan fungsi, mengapa dapat
dijadikan sebuah perkampungan Betawi, tujuannya ada dua yaitu mengangkat harkat
dan martabat masyarakat Betawi. Yang kedua untuk mengangkat perekonomian
masyarakat yang tinggal di kawasan perkampungan Betawi. Selanjutnya, memiliki
enam fungsi yaitu :
1. Sebagai
sarana ibadah;
2. Sebagai
sarana pemukiman;
3. Sebagai
sarana informasi;
4. Sebagai
sarana penelitian;
5. Sebagai
sarana pariwisata dan;
6. Sebagai
sarana pelestarian dan pengembangan.
Perkampungan yang terletak di Kota Jakarta Selatan
merupakan salah satu objek wisata yang menarik bagi wisatawan yang ingin
menikmati suasana khas pedesaan atau menyaksikan budaya Betawi asli secara
langsung. Di perkampungan ini, masyarakat Setu Babakan masih mempertahankan
budaya dan cara hidup khas Betawi, memancing, bercocok tanam, berdagang,
membuat kerajinan tangan, dan membuat makanan khas Betawi. Melalui cara hidup
inilah, mereka aktif menjaga lingkungan dan meningkatkan taraf hidupnya.
Perkampungan Betawi ini memiliki luas wilayah 289 hektar, 65 hektar
di antaranya adalah milik pemerintah dimana yang baru dikelola hanya 32 hektar.
Tanaman yang terdapat di perkampungan ini diantaranya Jengkol, Mangga,
Palem, Melinjo, Rambutan, Jambu, Pandan, Kecapi, Jamblang, Krendang, Guni,
Nangka Cimpedak, Nam-nam, dan lain sebagainya yang tumbuh sehat membumi di
halaman depan, samping, dan diantara rumah-rumah penduduk Betawi.
2.2 Kegiatan Observasi
Ada beberapa rangkaian kegiatan dalam observasi kunjungan
ke Perkampungan Betawi Setu Babakan, diantaranya :
a.
Pembukaan
Kegiatan ini diawali dengan sambutan
oleh Bapak Ajat Sudrajat, M.P. sebagai dosen pembimbing mata kuliah Konsep
Dasar IPS. Dan sambutan yang kedua oleh Bang Indra Sutisna, S.Kom. sebagai
pengelola Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan.
b.
Penyerahan Plakat
Penyerahan plakat ini diberikan sebagai bentuk apresiasi
dari kami kepada Bapak Dr. Ajat Sudrajat, M.pd selaku dosen pembimbing dan Bang
Indra sebagai pengelola Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan.
c.
Pembuatan Kue Kembang Goyang
Makanan khas Betawi ini biasanya dinikmati pada saat ada
acara besar seperti hari raya, khitanan, atau acara-acara lain. Namun, setelah
adanya perkampungan budaya Betawi ini makanan khas Betawi dapat dinikmati
setiap hari. Bukan hanya kembang goyang, dodol dan makanan khas Betawi lainnya
pun dapat dinikmati setiap hari di perkampungan ini. Asal-usul diberi nama
kembang goyang karena cetakannya yang berbentuk seperti kembang atau bunga dan
ketika digoreng, digoyang-goyangkan, ini bertujuan agar adonan terlepas dari
cetakannya. Sebenarnya makanan ini dapat ditemui di daerah manapun, namun yang
khas dari kembang goyang Betawi ini ialah rasanya yang manis. Dalam pembuatan
ini kami dibimbing oleh Mpok Yuyun :
2. Telur
3. Mentega
4. Garam
5. Santa
Kelapa
6. Tepung
Terigu
7. Tepung
Beras
8. Air
Putih
9. Minyak
Goreng
10. Wadah
11. Wajan
12. Alat
Cetakan Kembang Goyang
13. Pengocok
14. Spatula
15. Kompor
dan Gas
Cara pembuatan :
1.
Masukkan telur, mentega, gula pasir, dan
garam ke dalam wadah kemudian aduk hingga rata.
2.
Masukkan tepung terigu, tepung beras, santan
kelapa, dan air putih secukupnya, lalu aduk hingga merata kembali dengan
tingkat kekentalan sedang.
3.
Siapkan wajan yang berisi minyak goreng
lalu panaskan dan masukkan alat pencetak untuk dipanaskan agar adonan dapat
menempel dengan pencetak.
4.
Setelah cetakan mulai panas, masukkan
cetakan ke dalam adonan tetapi tidak di tenggelamkan, karena akan mengakibatkan
adonan sulit dilepas.
5.
Masukkan cetakan yang sudah terbalut
adonan ke dalam minyak, tetapi jangan sampai menyentuh dasar wajan.
6.
Goreng dan goyangkan agar adonan
terlepas dari cetakan.
7.
Angkat dan tiriskan ketika warna sudah
keemasan.
8.
Siap untuk disajikan.
d.
Pembuatan Kerajinan Batik Khas Betawi
Setiap daerah tentunya memiliki ciri khas batiknya
tersendiri. Ciri khas batik Betawi ini sendiri, yaitu ada corak ondel-ondel,
rumah adat Betawi, wanita menari Jaipongan, tanaman-tanaman khas Betawi, dan
unsur lainnya yang menunjukkan budaya Betawi.
Proses pembuatan batik melalui tahap-tahap yang sama pada
umumnya dan memiliki dua cara, yaitu batik tulis dan batik cap.
Pembuatan batik tulis
terdiri dari beberapa proses, yaitu :
1. Proses pembuatan pola
gambar batik yang bercorak budaya Betawi pada kain.
3. Proses pewarnaan yang bahan pewarnanya
menggunakan bahan-bahan alami.
4. Proses perebusan kain mori agar cairan
malam yang menempel hilang dari kain.
Proses yang membedakan antara batik tulis dan batik cap
hanya terletak pada proses pembuatan pola dan proses malam.
Karena pada batik cap, pembuatan pola tertuang pada
cetakan basi dan proses malam dilakukan dengan cara mencetak. Keunggulan dari
batik cap adalah proses dilakukan lebih cepat dibandingkan batik tulis.
Pada kesempatan kami kunjungan ke perkampungan ini, kami diberi kesempatan untuk membatik menggunakan canting dengan dibimbing oleh dua orang pembimbing handal.
Pada kesempatan kami kunjungan ke perkampungan ini, kami diberi kesempatan untuk membatik menggunakan canting dengan dibimbing oleh dua orang pembimbing handal.
Bahan dan alat yang
diperlukan dan telah disediakan :
1.
Kain mori ukuran 20x20cm
2.
Canting
3.
Lilin atau malam
4.
Wajan dan kompor
Cara pembuatan :
Membatik perlahan menggunakan canting dengan mengikuti
pola yang sudah di gambar pada kain atau menambahkan gambar batik sesuai
kreatifitas masing-masing.
e.
Pembuatan Ondel-Ondel
Ondel-ondel merupakan sebuah bagian terpenting dari
masyarakat Betawi, dalam masyarakat Betawi dahulu ondel-ondel mempunyai fungsi
sebagai pengusir hantu dan penolak bala. Sekarang ondel-ondel digunakan untuk
hiasan dan sebagai pajangan. Adapun bahan dan bagaimana cara membuat salah satu
suvenir andalan di perkampungan ini, sebagai berikut.
- Shuttlecock
- Lem kertas
- Kain perca
- Gunting
- Lidi
- Pernak-pernik
- Spidol kecil warna merah dan hitam
- Kertas yang diberi nama ondel-ondel
Cara pembuatan :
- Shuttlecock digunakan sebagai tubuh ondel-ondel, kemudian lapisi dengan kain perca sebagai pakaiannya dengan lem.
- Setelah itu pasang mata dengan lem, gambar mulut dan alis ondel-ondel dengan spidol.
- Pasangkan manik-manik hiasan kepala ondel-ondel.
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Berdasarkan pada rangkaian kegiatan ini dapat disimpulkan
bahwa kunjungan ke situs budaya sangatlah diperlukan, khususnya untuk
generasi muda karena generasi muda lah yang akan meneruskan dan melestarikan
serta menjaga kekayaan budaya ini. Mengingat semakin pesatnya globalisasi dan
modernisasi saat ini.
Budaya Betawi adalah budaya Khas Jakarta yang kini kian
tergerus oleh perkembangan globalisasi yang pesat di Jakarta ini. Setu Babakan
merupakan salah satu cagar budaya Betawi yang bertujuan untuk terus
melestarikan kebudaan Betawi ini pun di bangun, menjadi tempat wisata budaya di
tengah kota Jakarta, banyak yang bisa di tawarkan olehnya seperti Kebudayaannya
tari, musik, kuliner, batik, dan lain lain.
3.2 Saran
Diharapkan dengan adanya wisata budaya Setu Babakan ini
dapat memberi wawasan bagi para pengunjung. Dan sebagai penerus generasi muda
bangsa harusnya sadar bahwa Indonesia masih memiliki kebudayaan yang beraneka
ragam yang sangat menarik untuk dipelajari. Melestarikan tidak harus menjaga
setiap hari, tetapi dapat dilakukan dengan cara yang sederhana yaitu dengan
menanamkan rasa bangga terhadap budaya sendiri dan tidak mengagungkan budaya
asing. Karena tanpa kepedulian masyarakatya, budaya Indonesia akan dengan mudah
diambil oleh negara lain. Dan juga jangan terpaku hanya dengan IPTEK, karena
kebudayaan Indonesia memiliki nilai jual yang tinggi dan perlu dibanggakan.
LAMPIRAN
Foto batik khas Betawi
masih dalam proses peyelesaian
Foto
area mencanting
Foto
area galeri batik
Foto hasil membuat
ondel-ondel
Foto bersama kelas B PGSD FIP UNJ 2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar