LAPORAN
HASIL
KUNJUNGAN OBSERVASI
Dosen
Pengampu :
Dr.
Ajat Sudrajat, M.Pd.
Disusun
oleh :
Khalimatus
Sa’diyah
(1815154590)
Kelas
: B PGSD 2015
Laporan
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Konsep Dasar IPS
Pendidikan
Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas
Negeri Jakarta
Tahun
2015
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT
yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya serta kekuatan usaha untuk dapat
menyelesaikan Laporan Kunjungan Industri di Perkampungan Budaya Betawi Setu
Babakan, Jakarta Selatan. Laporan ini ditulis guna memenuhi tugas mata kuliah
Konsep Dasar IPS di Fakultas Ilmu pendidikan Negeri Jakarta. Dalam penyusunan
laporan ini tentu tidak lepas dari bantuan, arahan, dan bimbingan dari beberapa
pihak baik secara langsung maupun tidak langsung. Pada kesempatan ini penulis
mengucapkan terimakasih kepada Bapak Dr. Ajat Sudrajat, M.Pd. selaku Pembimbing
Konsep Dasar IPS, Bang Djahrudin selaku selaku kasubag Perkampungan Betawi Setu
Babakan, Bang Roni selaku Pengarah selama kami berada di sana, Pihak panitia
yang telah bekerja keras sehingga dapat terlaksana kunjungan.
Penulis menyadari bahwa dalam
penyusunan laporan ini masih banyak kekurangan , baik dari segi penyusunan,
bahasa, maupun penulisannya. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan
saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan di masa mendatang. Akhir
kata penulis berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat dan berguna bagi kita
semua.
Jakarta, Desember 2015
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR
BELAKANG MASALAH................................................................................ 1
1.2 TUJUAN
PEMBUATAN LAPORAN............................................................................ 1
1.3 MANFAAT
PEMBUATAN LAPORAN........................................................................ 2
1.4 PELAKSANAAN
KEGIATAN...................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 SEJARAH
PERKAMPUNGAN BUDAYA BETAWI, SETU BABAKAN................ 3
2.2 KEGIATAN..................................................................................................................... 5
2.2.1 PERJALANAN................................................................................................................ 5
2.2.2 PEMBUKAAN................................................................................................................. 6
2.2.3 PEMBUATAN
KEMBANG GOYANG......................................................................... 7
2.2.4 PEMBUATAN
BATIK.................................................................................................... 9
2.2.5 PEMBUATAN
SOUVENIR ONDEL-ONDEL............................................................. 12
BAB III PENUTUP
3.1 KESIMPULAN................................................................................................................ 14
3.2 SARAN............................................................................................................................. 14
BAB
1
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Jakarta sebagai Ibukota Negara dan
juga merupakan pusat pemerintahan yang padat penduduknya, menjadikan Jakarta
kota Megapolitan. Masuknya budaya asing membuat kebudayaan betawi tidak sanggup
untuk bersaing dengan kebudayaan asing. Pesatnya laju pembangunan kota Jakarta
membuat keberadaan kampung-kampung Betawi mulai tergusur, dan pada aslinya
suku asli Jakarta ini pun mulai berangsur-angsur pindah ke pinggiran Kota
Jakarta.
Suku betawi merupakan suku asli
Jakarta yang diyakini merupakan keturunan dari berbagai suku bangsa. Kawasan
Srengseng Sawah, Jagakarsa, Jakarta Selatan yang dipilih sebagai kawasan
perkampungan Budaya Betawi. Keberadaan Budaya Betawi pada saat ini dirasakan
mengalami kemunduran, mengingat semakin banyaknya orang yang pindah ke pinggiran
Kota Jakarta. Hal ini menyebabkan Budaya Betawi jika tidak dijaga dan
dilestarikan akan terlupakan dan hilang begitu saja, Oleh karena itu kita
melakuan observasi budaya Betawi Budaya Betawi di Perkampungan Budaya Betawi
tepatnya di Setu Babakan , agar mahasiswa dapat mengenal dan mencintai
budayanya sendiri, serta menambah pengetahuan mahasiswa mengenai budaya Betawi.
1.2 TUJUAN PEMBUATAN LAPORAN
Adapun tujuan pembuatan dari laporan
ini, yaitu :
1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah konsep
dasar IPS.
2. Untuk dokumentasi kegiatan observasi bagi
penulis.
1
1.3 MANFAAT PEMBUATAN LAPORAN
Adapun manfaat pembuatan dari laporan
ini, yaitu :
1.
Memperkenalkan kepada mahasiswa mengenai berbagai macam budaya Betawi.
2. Memperluas
dan menambah pengetahuan sekaligus menambah pengalaman mengenai budaya Betawi.
3. Sebagai
referensi bagi pembaca maupun peneliti berikutnya
4. mengetahui
bagaimana cara dan sikap untuk menjaga dan melestarikannya.
1.4 PELAKSANAAN KEGIATAN
Tempat :
Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan, Srengseng, Jakarta Selatan
Hari/Tanggal : Kamis, 17 Desember 2015
Waktu :
09.00 s.d 14.00
Peserta : 42
Mahasiswa kelas B PGSD 2015
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.
SEJARAH PERKAMPUNGAN BUDAYA BETAWI, SETU BABAKAN
Kawasan Perkampungan Betawi terletak
di Jl. Moch. Kahfi II Setu Babakan, Kelurahan Srengseng Sawah, Kecamatan
Jagakarsa, Kota Administrasi Jakarta Selatan. Setu Babakan merupakan danau
buatan dengan area 32 hektar dimana airnya berasal dari sungai Ciliwung dengan
kedalaman 1-5 m. Saat ini danau tersebut digunakan sebagai tempat wisata
alternative bagi warga dan para pengunjung. Mayoritas penduduk di Setu Babakan
ini adalah Betawi.
3
Perkampungan
Budaya Betawi ini memiliki potensi lingkungan alam yang asri, yang sulit
dijumpai di tengah hiruk-pikuknya kota Jakarta. Ada dua Setu alam yang ada
disini, Yaitu Setu Babakan dan Setu Mangga Bolong. Tempat ini berfungsi sebagai
objek wisata yang paling lengkap dan menarikserta menjadi pilihan bagi
wisatawanbaik local maupun mancanegara.
Setu Babakan merupakan kawasan Cagar
Budaya Batawi yang sebenarnya merupakan obyek yang terbilang baru. Peresmianya bersamaan
dengan peringatan HUT DKI Jakarta ke-474, yakni pada tahun 2004. Penetapan Setu
Babakan sebagai kawasan Cagar Budaya Betawi sebenarnya sudah direncanakan sejak
tahun 1996, sebelum itu, Pemerintah DKI Jakarta juga pernah berencana
menetapkan kawasan Condet, Jakarta Timur, sebagai kawasan Cagar Budaya Betawi,
namun batal dilakukan. Melalui SK Gubernur No. 9Tahun 2000 dipilih Perkampungan
Setu Babakan sebagai Kawasan Cagar Budaya Betawi.
Pada tahun 2004, Setu Babakan
diresmikan oleh Gubernur DKI Jakarta, Sutiyoso. Perkampungan Setu Babakan
merupakansalah satu obyek yang di pilih Pacific Asia Travel Association (PATA)
di Jakarta pada Oktober 2002. Kawasan Perkampungan Betawi memiliki potensi
bukan hanya sebagai daerah Cagar Budaya, namun juga memiliki potensi lain yaitu
pariwisata, baik wisata budaya, wisata air, dan wisata agro. Wisata budaya
diantaranya seperti pementasan keseian tari betawi, lenong, gambang kromong,
gambus, nasyid, dan lain-lain. Wisata air yang dapat di nikmati saat ini adalahsepeda
air, olahraga kano, dan memancing. Dan wisata agro untuk ini untuk usaha
pertanian.
4
Tempat ini
memiliki 6 fungsi berdasarkan perda No. 5 tahun 2003, yaitu :
1. Sebagai
sarana ibadah.
2. Sarana
Permukiman.
3. Sarana
Informasi.
4. Sarana
pelestarian dan pengembangan
5.
Sarana penelitian
6. Sarana wisata.
Juga memiliki 2 tujuan, yaitu :
1.
Mengangkat harkat dan martabat masyarakat betawi.
2.
Mengangkat perekonomian masyarakat yang tinggal di kawasan perkampungan Budaya
Betawi.
2.2.
KEGIATAN
2.2.1. PERJALANAN
Kamis, 17 Desember 2015 pada pukul
07.00 WIB sebagian mahasiswa kelas B PGSD 2015 berkumpul didepan Gedung
Deksinapati UNJ untuk persiapan berangkat menuju Setu Babakan. Setelah semuanya
lengkap, dan bus pun sudah siap, salah satu orang melakukan proses pengabsenan
sebelum masuk kedalam bus. Kami berangkat pukul 07.30 WIB, Sedangkan mahasiswa
yang menuju lokasi dengan motorpun juga sudah berangkat sejak awal. Meskipun
cuaca sedang gerimis, perjalananya pun lancar.
Pada pukul 08.45 WIB bus tiba di
tempat, sedikit lama karena ketika di Stasiun Universitas Pancasila, Kami
menjemput teman untuk naik bus juga.
5
Kegiatan
dimulai di Setu Babakan Satu-persatu. Dan pada pukul 14.00, kami bersiap untuk
kembali ke UNJ. Sekitar pukul 15.00 kami tiba di UNJ.
2.2.2. PEMBUKAAN
Kegiatan yang pertama di lakukan
ketika kami tiba di Setu Babakan adalah Pembukaan, pemberian sambutan oleh
kedua belah pihak. Pihak UNJ diwakili oleh dosen mata kuliah Konsep Dasar IPS
Bapak Ajat Sudrajat, M.Pd, beliau mengatakan bahwa kami sebagai mahasiswa harus
mampu menjaga dan melestarikan budaya Betawi yang ada, dan setelah melakukan
observasi ini diharapkan agar membuat laporan kegiatanya. Beliau tidak bisa
menemani kami sampai tuntas, karena ada kegiatan diluar. Dan sambutan kedua
dari Kasubag Setu Babakan, yaitu Bang Djahrudin, Beliau mengatakan selamat
datang dan terimakasih atas kedatangan teman semua melalui program ini.
6
Setelah
sambutan,selanjutnya adalah pemberian plakat, ini dilakukan untuk menjalin tali
silaturahmi dan juga sebagai kenang-kenangan. Plakat diberikan kepada pihak
Kasubag Setu Babakan, Bang Djahrudin dari Bapak Ajat Sudrajat, M.Pd.
2.2.3 PEMBUATAN KEMBANG GOYANG
7
Pembuatan Kembang Goyang ini
dijelaskan secara mendetail oleh Mpo Yuyun, Kembang Goyang adalah salah satu
kue tradisional khas Betawi. Nama Kembang Goyang berasal dari bentuknya yang
menyerupai kelopak bunga/kembang dan proses pembuatanya digoyang-goyangkan
hingga adonan terlepas dari cetakan
Ø Berikut
bahan, alat, dan cara membuatnya:
-
Bahan dan Alat yang
diperlukan :
1. Tepung terigu 10.
Penggorengan
2. Tepung beras 11.
Cetakan khusus kembang goyang
3. Telur 12.
Wadah untuk mencampur adonan
4. Gula pasir 13.
Alat pengkocok adonan
5. Garam 14.
Alat pengiris kembang goyang
6. Mentega 15. Kompor
7. Air putih
8. Santan KARA
ukuran 125 mi.
9. Minyak goreng
8
Ø Cara
pembuatan :
1.Memasukkan
gula pasir, telur, mentega, dan garam. Mengaduk dan mengocok sampai gulanya
tercampur. Lalu memasukkan santan kelapa KARA, tepung terigu, tepung beras, dan
air. Kemudian mengaduk adonan tidak terlalu kental dan tidak terlalu cair.
2. Memadukkan
minyak goring kedalam wajan, menunggu sampai panas , lalu memasukkan cetakan
kedalam adonan sampai rata, di usahakan cetakan tidak tenggelam penuh dalam
adonan.
3. Segera
mengangkat cetakan dan memasukkan kedalam wajan penggorengan, lalu
menggoyang-goyangkan agar adonanya terlepas dari cetakan, perlahan-lahan
mengangkat cetakan, maka kembang goyang akan terlepas dari cetakan.
4. kalau sudah
berwarna coklat keemasan, segera angkat dan tiriskan. Mengulangi hal yang sama
sampai adonan habis.
2.2.4 PEMBUATAN BATIK
Betawi sendiri memiliki motif batik
yang sangat khas sesuai dengan kebudayaan Betawi, antara lain Ondel-ondel,
Batik Betawi ini mempunyai 2 jenis , batik tulis dan batik cetak. Pewarnaan
Batik Betawi juga menggunakan pewarna alamiseperti kayu secang, tetapi ada juga
yang menggunakan pewarna sintetis.
Ø Bahan
dan alat membuat Batik :
1. Kain mori
2. Canting
(untuk batik tulis)
3. Cetakan batik
(untuk batik cetak)
4. Lilin/Malam
(pemberi motif)
5. Wajan
6. Kompor
9
-
Cara membuat :
a. Pembuatan
Batik cetak
1. Pembuatan sketsa
2. Pembuatan cetakan batik.
10
3. Mencetak
batik.
4. Membatik.
b. Pembuatan
Batik Tulis
11
2.2.5
PEMBUATAN SOUVENIR ONDEL-ONDEL
Ondel-ondel merupakan maskot dari
Betawi. Kali ini kami membuat ondel-ondel yang lebih kecil dari umumnya. Karena
ukuranya yang mini, banyak orang-orang yang meminta untuk dibuatkannya.
Souvenir ondel-ondel inibiasanya dipesan untuk pesta pernikahan. Begitu unik
dan kreatif.
Ø Bahan
dan alat membuat ondel-ondel :
1. Shuttle cock
2. Kain flannel
yang sudah tak terpakai dibentuk sedemikian rupa.
3. Spidol
berwarna.
4. Pernak
pernik.
5. Lem.
6. Stik es krim.
12
Ø Cara
Membuat :
1. Menyiapkan
semua alat dan bahan.
2. Melilitkan
kain flannel mengelilingi hingga menutupi kain shuttle cock. Lalu memberinya
lem menggunakan stik es krim.
3. Memberikan
pernak pernik sebagai hiasan ondel-ondel.
4. Kemudian
menggambar alis dan mulut dengan menggunakan spidol berwarna pada wajah
ondel-ondel.
13
BAB III
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN.
Kegiatan Observasi Budaya ini sangat
bermanfaat bagi saya, untuk mengetahui dan mengenal kebudayaan Betawi. Setu
Babakan ini memiliki 3 wisata, yaitu : wisata budaya, wisata air, dan wisata
argo. Perkampungan Budaya ini sangat berperan penting dalam melestarikan
kebudayaan Betawi yang hampir dilupakan oleh masyarakat akibat adanya
globalisasi dan modernisasi. Kegiatan ini sudah sangat cukup untuk menambah
wawasan kami, khususnya saya agar bisa menjaga dan mencintai budaya sendiri.
3.2. SARAN
Saya berharap, kita sebagai penerus
bangsa memiliki rasa peduli yang lebih besar terhadap budaya negri. Dan untuk
pihak pengelola Kampung Budaya Betawi supaya lebih kiat lagi mencari cara untuk
memperkenalkan kebudayaan Betawi di daerah Situ Babakan, misalnya memperbanyak
fasilitas dan melakukan promosi, agar banyak wisatawan baik wisatawan local
maupun mancanegara yang datang.
14
Tidak ada komentar:
Posting Komentar