Jumat, 25 Desember 2015

RAHMADI ISLAMIYANTO 1815150979

LAPORAN OBSERVASI KONSEP DASAR IPS
“PERKAMPUNGAN BUDAYA BETAWI SETU BABAKAN”

Diajukan untuk memenuhi tugas akhir Konsep dasar IPS
Dosen pengampu:
Description: unj.jpg

Dr. Ajat Sudrajat, M.Pd
Disusun oleh:
Rahmadi Islamiyanto
1815150979
Kelas B PGSD 2015


Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Jakarta
Tahun 2015



KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat ALLAH SWT, karena atas nikmat sehat, rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penyusunan laporan observasi untuk memenuhi tugas akhir mata kuliah Konsep Dasar IPS ini dapat selesai dengan tepat waktu. .Laporan kunjungan mengenai kebudayaan betawi ini tidak lepas dari dukungan berbagai pihak, Oleh karena itu pada kesempatan ini saya ingin menyampaikan ucapan terimakasih kepada:
1.       Bapak Dr. Ajat Sudrajat, M.Pd selaku dosen pembimbing yang memberikan kesempatan kepada kami semua untuk melakukan kunjungan ini 3.     Bang Roni, selaku guide dan pengarah kunjungan BUDAYA BETAWI SETU BABAKAN
2.       Pihak-pihak narasumber Perkampungan Betawi Setu Babakan
3.       Pihak panitia yang telah bekerja untuk dapat melakukan kegiatan observasi ini.
Semoga laporan ini dapat memberikan manfaat khususnya untuk para pembaca dan tidak lupa saya mohon maaf apabila dalam penyusunan laporan ini terdapat kesalahan dari keseluruhan laporan ini. Saya sadar bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kritik dan saran sangat saya harapkan demi pembuatan makalah yang lebih baik kedepannya.

                                                                                                                                                Jakarta, 19 Desember 2015



                                                                                                                                                Rahmadi Islamiyanto











Kata Pengantar..........................................................................i
Daftar isi………………………………………………………i
Bab I
Pendahuluan………………………………………………….1
A.   Latar Belakang ……………………………….1
B.   Tujuan Observasi……………………………………..1
C.   Tujuan Penulisan………………………………………..1
D.   Manfaat Observasi……………………………………1
E.    Pelaksanaan Observasi …………………………2
     Bab II
     Pembahasan…………………………………………………..3
A.   Perkampungan Betawi setu Babakan  ………..3
B.   Proses Observasi ……………………………….4
      Bab III
     Penutup………………………………………………………...7
    A. Kesimpulan………………………………………………….7
    B. Kesan dan Saran……………………………………………8
                Lampiran










BAB I
PENDAHULUAN
 A.   LATAR BELAKANG MASALAH
Di era globalisasi saat ini tentu sangat mempengaruhi unsur budaya yang semakin lama semakin hilang. Sehingga di adakan kunjungan ke tempat Kebudayaan Betawi Situ Babakan. Dalam kunjungan ini dimaksudkan untun mengenalkan kepada mahasiswa tentang bagaimana kehidupan masyarakat Betawi dan apa saja Kebudayaan yang ada disana.
B.TUJUAN OBSERVASI
1.     Memperluas pengetahuan mahasiswa pgsd Kelas B tentang kebudayaan Betawi yang terdapat di Setu Babakan
2.     Mendapatkan pengetahuan mengenai ciri khas rumah adat, makanan, kesenian dari suku Betrawi
 3.     Memberikan informasi cara melestarikan kebudayaan betawi pada era globalisasi saat ini.
C.TUJUAN LAPORAN
1. Untuk memenuhi Tugas akhir mata kuliah Konsep dasar IPS
2. Untuk memberikan informasi tentang Setu Babakan.
3. Untuk memberikan informasi kegiatan observasi di Setu Babakan.
Metode yang digunakan, yaitu:
1.     Metode observasi : penyusun melakukan observasi lapangan untuk mengambil dan mengumpulkan data praktek dan turun langsung.
2.     Metode wawancara : penulis melakukan Tanya jawab dengan karyawan  atau pengelola tempat Kebudayaan.
3.     Metode ceramah : pengurus atau pengelola memberikan penjelasan mengenai hal yang berkaitan dengan kegiatan tersebut.
D.MANFAAT KUNJUNGAN
1. Dapat mengamati langsung proses pelestarian Kebudayaan Betawi di Setu Babakan.
2. Dapat memperkaya wawasan dan pengetahuan tentang ciri khas budaya betawi yang terdapat di Setu Babakan
3. Dapat memberikan informasi ke orang lain


E.LOKASI KUNJUNGAN DAN WAKTU
- Hari/Tanggal     : kamis, 17 Deseember 2015
- Waktu                : Pukul 09.00-14.00 WIB
- Lokasi                  : Perkampungan Betawi Setu Babakan, Srengseng Sawah, Kecamatan Jagakarsa, Jakarta Selatan.
- Peserta              : mahasiswa kelas B 2015 PGSD UNJ
- Pendamping     : Dr. Ajat Sudrajat, M.Pd      





















BAB II
PEMBAHASAN
A.      Perkampungan Betawi Setu Babakan
Setu Babakan atau Danau Babakan terletak di Srengseng Sawah, kecamatan JagakarsaJakarta SelatanIndonesia dekatDepok yang berfungsi sebagai pusat Perkampungan Budaya Betawi, suatu area yang dijaga untuk menjaga warisan budayaJakarta, yaitu budaya asliBetawi. Situ atau setu Babakan merupakan danau buatan dengan area 32 hektar (79 akre) dimana airnya berasal dariSungai Ciliwung dan saat ini digunakan untuk memancing bagi warga sekitarnya. Danau ini juga merupakan tempat untuk rekreasi air seperti memancing, sepeda air, atau bersepeda mengelilingi tepian setu.
Setu Babakan adalah sebuah kawasan perkampungan yang ditetapkan Pemerintah Jakarta sebagai tempat pelestarian dan pengembangan budaya Betawi secara berkesinambungan. Perkampungan yang terletak di selatan Kota Jakarta ini merupakan salah satu objek wisata yang menarik bagi wisatawan yang ingin menikmati suasana khas pedesaan atau menyaksikan budaya Betawi asli secara langsung. Di perkampungan ini, masyarakat Setu Babakan masih mempertahankan budaya dan cara hidup khas Betawi,  memancing, bercocok tanam, berdagang, membuat kerajinan tangan, dan membuat makanan khas Betawi. Melalui cara hidup inilah, mereka aktif menjaga lingkungan dan meningkatkan taraf hidupnya. Dalam sejarahnya, penetapan Setu Babakan sebagai kawasan Cagar Budaya Betawi sebenarnya sudah direncanakan sejak tahun 1996. Sebelum itu, Pemerintah DKI Jakarta juga pernah berencana menetapkan kawasan Condet, Jakarta Timur, sebagai kawasan Cagar Budaya Betawi, namun urung (batal) dilakukan karena seiring perjalanan waktu perkampungan tersebut semakin luntur dari nuansa budaya Betawi-nya. Dari pengalaman ini, Pemerintah DKI Jakarta kemudian merencanakan kawasan baru sebagai pengganti kawasan yang sudah direncanakan tersebut. Melalui SK Gubernur No. 9 tahun 2000 dipilihlah perkampungan Setu Babakan sebagai kawasan Cagar Budaya Betawi. Sejak tahun penetapan ini, pemerintah dan masyarakat mulai berusaha merintis dan mengembangkan perkampungan tersebut sebagai kawasan cagar budaya yang layak didatangi oleh para wisatawan. Setelah persiapan dirasa cukup, pada tahun 2004, Setu Babakan diresmikan oleh Gubernur DKI Jakarta, Sutiyoso, sebagai kawasan Cagar Budaya Betawi. Sebelum itu, perkampungan Setu Babakan juga merupakan salah satu objek yang dipilih Pacifik Asia Travel Association(PATA) sebagai tempat kunjungan wisata bagi peserta konferensi PATA di Jakarta pada bulan Oktober 2002. Perkampungan Setu Babakan adalah sebuah kawasan pedesaan yang lingkungan alam dan  budayanya yang masih terjaga secara baik. Wisatawan yang berkunjung ke kawasan cagar budaya ini akan disuguhi panorama pepohonan rindang yang akan menambah suasana sejuk dan tenang ketika memasukinya. Di kanan kiri jalan utama, pengunjung juga dapat melihat rumah-rumah panggung berarsitektur khas Betawi yang masih dipertahankan keasliannya. Yang tak kalah menarik, di perkampungan ini juga banyak terdapat warung yang banyak menjajakan makanan-makanan khas Betawi, seperti ketoprak, ketupat nyiksa, kerak telor, ketupat sayur, bakso, laksa, arum manis, soto betawi, mie ayam, soto mie, roti buaya, bir pletok, nasi uduk, kue apem, toge goreng, dan tahu gejrot. Wisatawan yang berkunjung ke Setu Babakan juga dapat menyaksikan pagelaran seni budaya Betawi, antara lain tari cokek, tari topeng, kasidah, marawis, seni gambus, lenong, tanjidor, gambang kromong, dan ondel-ondel yang sering dipentaskan di sebuah panggung terbuka berukuran 60 meter persegi setiap hari Sabtu dan Minggu. Selain pagelaran seni, pengunjung juga dapat menyaksikan prosesi-prosesi budaya Betawi, seperti upacara pernikahan, sunat, akikah, khatam Al-Qur‘an, dan nujuh bulan, atau juga sekedar melihat para pemuda dan anak-anak latihan menari dan silat khas Betawi, Beksi. Sebagai sebuah kawasan cagar budaya, Setu Babakan tidak hanya menyajikan pagelaran seni maupun budaya, melainkan juga menawarkan jenis wisata alam yang tak kalah menarik, yakni wisata danau. Dua danau, yakni Mangga Bolong dan Babakan, di perkampungan ini biasanya dimanfaatkan oleh wisatawan untuk memancing atau sekedar bersenda gurau dan menikmati suasana sejuk di pinggir danau. Selain itu, wisatawan juga dapat menyewa perahu untuk menyusuri dan mengelilingi danau.
Wisatawan yang berkunjung ke perkampungan ini juga dapat berkeliling ke perkebunan, pertanian, serta melihat tanaman-tanaman khas Betawi di pelataran rumah-rumah penduduk. Apabila berkunjung ke pelataran rumah penduduk, tak jarang pengunjung akan dipetikkan buah sebagai tanda penghormatan. Jika wisatawan tertarik untuk memetik dan berniat membawa pulang buah-buahan tersebut, maka pengunjung dapat membelinya dengan terlebih dulu bernegosiasi harga dengan pemiliknya. Buah-buahan yang tersedia di perkampungan ini antara lain belimbing, rambutan, buni, jambu, dukuh, menteng, gandaria, mengkudu, nam-nam, kecapi, durian, jengkol, kemuning, krendang, dan masih banyak lagi.
B.      Proses Observasi
   Observasi ke Setu Babakan ini memiliki beberapa rangkaian kegiatan yang telah dibuat oleh seksi acara. Acara pertama diawali dengan  Apel Pembukaan yang disertai dengan penjelasan singkat tentang Setu Babakan dan pemberian plakat dari Rahmadi Islamiyanto selaku Ketua Pelaksan untuk Bapak Dr. Ajat Sudrajat, M.Pd selaku dosen mata kuliah konsep dasar IPS. Dan Faiz azhar selaku perwakilan panitia kepada bang Roni sebagai Narasumber Setu babakan dilanjutkan dengan membuat kembang goyang, lalu membatik dan terakhir adalah membuat ondel-ondel dengan cara yang sederhana. Berikut adalah beberapa aspek ciri khas kebudayaan Betawi yang dipraktikan langsung oleh mahasiswa-mahasiswi kelas B PGSD UNJ 2015.
1.       Pembuatan kembang goyang
   Makanan khas Betawi ini biasanya dinikmati pada saat ada acara besar seperti hari raya, khitanan, atau acara-acara lain. Namun, setelah adanya perkampungan budaya Betawi ini makanan khas Betawi dapat dinikmati setiap hari. Bukan hanya kembang goyang, dodol dan makanan khas Betawi yang lain pun dapat dinikmati setiap hari di perkampungan ini. Kalau pada zaman dahulu belum tentu dapat dinikmati setiap hari.Asal-usul nama kembang goyang adalah kembang berarti bunga. Jadi makanan khas Betawi ini berbentuk bunga dan cara menggorengnya adalah dengan digoyang-goyangkan cetakan yang berbentuk bunga tersebut.Untuk membuat makanan khas Betawi ini, maka harus dilakukan beberapa proses sebagai berikut.

Bahan-bahan yang diperlukan :
- Telur                            - Mentega                  -Penggorengan
- Gula Pasir                    - Minyak Goreng                   -Tepung Beras
- Garam                          - Air Mineral                             -Tepung terigu
Cara Membuat:
1. Campur semua bahan
2. Panaskan minyak dan cetakan kembang goyang terlebih dahulu
3. Celup cetakan kembang goyang ke adonan yang sudah dibuat, jangan sampai cetakan tenggelam.
4. Lalu goreng sambil di goyang agar adonan terlepas
5. Angkat ketika warna sudah keemasan
2.       Pembuatan Batik Betawi
Batik dibuat ditempat yang lebih terbuka karena membuat batik berhubungan dengan cairan lilin yang dipanaskan untuk memberi motif pada kain, menjemur, dan proses-proses lain yang lebih baik ditempatkan pada tempat yang sedikit terbuka. Batik khas betawi memiliki cirri khas tersendiri. Motif pada batik khas betawi sangat beragam seperti: motif ondel-ondel, motif rumah adat betawi, motif monas sebagai lambang ibukota, motif bunga-bunga dan sebagainya. Pembatik di perkampungan betawi Situ Babakan ini pun adalah orang-orang yang sudah professional dan terlatih kemampuannya sehingga batik yang dihasilkan pun tidak diragukan lagi kualitasnya. Salah satu pembatik yang kami temui adalah pembatik yang telah menamatkan pendidikannya di IKJ (Institut Kesenian Jakarta). Tempat pembuatan batik ini dibagi menjadi beberapa tahapan. Diantaranya adalah tahap membatik menggunakan canting, tahap membuat cetakan motif, tahap membuat lilin cair, tahap mencap cetakan motif ke kain batik, tahap pewarnaan, tahap pencucian dan tahap penjemuran. Semua proses disini dilakukan dengan cara tradisional khas betawi. Pada kesempatan kunjungan kami ke perkampungan budaya betawi Setu Babakan ini, kami diberi kesempatan untuk membatik menggunangan canting. Berikut adalah proses membatik menggunakan canting.
Tahapan atau proses membatik menggunakan canting :
- Pakai kain yang sudah ada tali diatasnya untuk diikatkan ke pinggang. Kain ini berfungsi sebagai pelindung rok atau celana kita saat membatik menggunakan canting sehingga apabila ada cairan lilin yang menetes tidak mengenai rok atau celana kita secara langsung. 
- Pegang kain putih yang sudah diberi gambar pola motif batik menggunakan tangan kiri.
- Ambil canting lalu isi bagian atas canting dengan cairan lilin khusus untuk membatik. Dalam pengisian cairan lilin ke canting, tidak boleh terlalu penuh karena dapat meluber di kain putih dan isinya pun cepat kering apabila cairan lilin tersebut sudah tidak panas. Jadi, ini cairan lilin ke dalam canting hanya sedikit saja.
- Selanjutnya adalah pegang canting seperti memegang pensil, lalu posisi ujung canting yang runcing harus sedikit menghadap keatas agar cairan lilin yang ada didalamnya tidak keluar berlebihan.
- Kemudian ikuti gambar pola yang sudah ada di kain putih tersebut. Cairan lilin yang diaplikasikan ke kain menggunakan canting sebaiknya menembus sampai bagian belakang kain agar motifnya lebih nyata dan hasilnya lebih bagus.
- Setelah selesai membatik menggunakan canting pada semua gambar pola motifnya, keringkan kain tersebut untuk selanjutnya dilakukan proses pewarnaan.  

                3. Pembuatan Ondel-ondel
  Ondel-ondel merupakan sebuah bagian terpenting dari masyarakat Betawi, dalam masyarakat Betawi dahulu ondel-ondel mempunya fungsi sebagai pengusir hantu dan penolak bala. Sekarang ondel-ondel digunakan untuk hiasan dan sebagai pajangan. Berikut adalah proses pembuatan ondel-ondel dengan cara sederhana.

Alat dan Bahan :
- Shuttlecock
- Lem Kertas
- Kain Perca yang sudah digunting kecil-kecil
- Gunting
- Lidi
- Pernak-pernik
- Spidol kecil warna merah dan hitam
Cara pembuatan:
1.      Pertama, lilitkan kain perca pada bawah kepala shuttlecock, kemudian beri sedikit lem.
2.      Selanjutnya lilitkan kain pada bagian atas shuttlecock membentuk setengah lingkaran, kemudian beri lem.
3.      Setelah itu gambar alis, dan hidung menggunakan spidol hitam dan mulut menggunakan spidol berwarna merah pada bagian wajah ondel-ondel.
4.      Terakhir tambahkan mata buatan pada bagian wajahnya, dan mahkota pada bagian atas kepalanya.






BAB III
PENUTUP
A.      Keseimpulan
Wisata budaya Betawi di setu Babakan merupakan tempat yang disahkan pemerintah untuk pengembangan dan pelestarian kebudayaan betawi. Di tempat wisata budaya ini terdapat banyak hal hyang sangat berkaitan dengan budaya betawi baik dari makanan, minuman, adat istiadat, dan dialek bahasa.
Dengan didirikannya tempat wisata ini daoat membatu perekonomian masyarakat yang bertempat tinggal di sekitaran Setu Babakan dan meningkatkan harkat maetabat masyarakat Betawi dalam menjaga dan melestarikan Budaya Betawi itu sendiri.dengan adanya Perkampungan Budaya Betawi ini kita dapat menambah wawasan dan pengetahuan kita sebagai mahasiswa tentan banyaknya kebudayaan betawi yang harus kita ketahui dan kita lesatikan.
B.      Saran
Diharapkan dengan adanya wisata budaya Betawi di Setu Babakan ini dapat memberi wawasan bagi para pengunjung yang datang dengan berbagai tujuan kesana. Selain itu uuga, diharapkan agar selalu terjaga apa yang sudah dilestarikan sampai saat ini dan kemudian hari bisa dilihat oleh masyarakat Indonesia dimasa yang akan datang .


























LAMPIRAN
Description: C:\Users\user\AppData\Local\Microsoft\Windows\Temporary Internet Files\Content.Word\1450448816229.jpg
Rahmadi Islamiyanto selaku ketua pelaksana memberikan plakat kepada Bapak Dr. Ajat Sudrajat, M.Pd dan faiz Azhar selaku perwakilan panitia memberikan plakat kepada bang Roni. Setelah pemberian plakat dilanjutkan oleh pembukaan.
Description: C:\Users\user\AppData\Local\Microsoft\Windows\Temporary Internet Files\Content.Word\IMG_20151217_100413.jpg
Setelah pembukaan acara selanjutnya pun di mulai yaitu tutorial pembuatan kembang goyang yang di narasumberi  oleh Mpok Yuyun. Pertama-tama Mpok Yuyun menjelaskan alat dan bahan untuk membuat Kembang Goyang. Lalu Mpok yuyun mencapurkan semua bahan ke mangkok adonan. Selanjutnya Mpok Yuyun mengaduknya hingga rata. Dan mulai mempraktekan membuat Kembang Goyang.
Description: C:\Users\user\AppData\Local\Microsoft\Windows\Temporary Internet Files\Content.Word\1450783731945.jpg
Laila Qodriyah sebagai perwakilan kelas B PGSD UNJ 2015 mencoba mempraktikan sendiri seperti yang Mpok yuyun ajarkan tadi. Setelah kembang goyangmatang kami pun mencicipi kembang goya ng tersebut. Setelah itu acara diulanjutkan dengan membuat batik betawi.
Description: C:\Users\user\AppData\Local\Microsoft\Windows\Temporary Internet Files\Content.Word\1450783708803.jpg
Perjalanan dari tempat membuat kembang goyang ke tempat membuat batik lumayan jauh. Kamik yang ditemani oleh Bang Roni selaku Tour Guide diceritakan disepanjang perjalanan mengenai adat istiadar di setubabakan ini. Setelah sampai di tempat pembuatan batik ternyata teridir dari beberapa tempat ada yang tahap mencetak cetakan adatahap pewarnaan ada tahap pencucian ada tahap penjemuran dan ada juga ada tempat pembuatan batik menggunakan cantik dan malam seperti foto diatas.
Description: C:\Users\user\Documents\setubabakan\8879_1150257698335033_6952391833657737661_n.jpg
Semua mahasiswa kelas B PGSD UNJ 2015 mencoba membuat batik betawi menggunakan cantik dan cairan lilin. Setelah proses membuat batik acara selanjutnya yaitu membuat ondel-ondel.
Description: C:\Users\user\AppData\Local\Microsoft\Windows\Temporary Internet Files\Content.Word\1450783671348.jpg

Pada ruang aula besar mahasiswa kelas B PGSD UNJ 2015 memperhatikan cara membuat ondel-ondel. Lalu narasumber memberikan satu anak satu shuttlecock dan satu plastik alat untuk membuat ondel-ondel sendiri. Fptp tersebut hasil karya ondel-ondel buatan saya sneidir. Bagaimana bagus tidak? Hehehehe :D

Tidak ada komentar:

Posting Komentar