Laporan
Observasi Setu Babakan
Diajukan
untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah
Konsep Dasar IPS
Dosen
Pengampu :
Drs.
Ajat Sudrajat, M. Pd
Disusun oleh :
Arsyindah Farhan
(1815151295)
Pendidikan Guru
Sekolah Dasar
Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas
Negeri Jakarta
Tahun 2015
Kata Pengantar
Segala
puji dan syukur terhaturkan atas kehadirat ALLAH SWT. Alhamdulillah, dengan
segala limpahan berkat, rahmat, dan karunia-Nya, laporan ini dapat diselesaikan tepat pada
waktunya.
Adapun
penulisan laporan ini ditujukan untuk memenuhi kewajiban penulis sebagai
mahasiswa dalam melengkapi salah satu tugas mata
kuliah Konsep Dasar IPS. Penulis mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak
yang telah membantu demi terlaksananya kunjungan dan juga laporan penulis
mengenai Cagar Budaya Betawi Setu Babakan, terutama kepada :
1. Drs. Ajat Sudrajat M.Pd selaku Dosen
Mata Kuliah Konsep Dasar IPS.
2. Pihak-pihak Narasumber Kebudayaan
Betawi Setu Babakan (Bpk. Jaharudin dan Bpk. Sahroni).
3. Seluruh Panitia
Pelaksana Observasi Setu Babakan Kelas B PGSD 2015.
Semoga
karya ini dapat bermanfaat bagi upaya
memperkenalkan kebudayaan dan cagar budaya Betawi.
Penulis juga memohon maaf atas segala kekurangan dan keterbatasan yang ada
dalam laporan ini. Penulis menyadari
bahwa dalam penulisan laporan ini
masih jauh dari kesempurnaan dan masih banyak kekurangan yang dapat diperbaiki,
untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi
kesempurnaan makalah laporan ini.
Jakarta, 22 Desember 2015
Penulis
Bab I
Pendahuluan
A.
Latar Belakang
Betawi
merupakan suku di Indonesia yang berasal dari wilayah DKI Jakarta. Era
globalisasi dan modernisasi sedikit banyak membawa pengaruh terhadap susku yang
memiliki kerak telor sebagai salah satu makanan khasnya. Banyak masyarakat
Betawi yang sudah tergeser dari wilayah Ibu Kota DKI Jakarta yang merupakan
wilayah asalnya. Hal tersebut dikarenakan Jakarta merupakan pusat segala
kegiatan di Indonesia dan sebagai kota yang sangat menggiurkan untuk pendatang
memperbaiki taraf hidup mereka. Cagar budaya merupakan salah satu cara yang
cukup ampuh untuk tetap mempertahankan suku Betawi beserta kebudayaannya di
tengah gerusan pengaruh dari luar. Nyatanya, sudah sangat banyak anak muda yang
menganggap mempelajari budaya atau tradisi adalah sebuah hal yang kuno.
Salah
satu cagar budaya Betawi adalah Cagar Budaya Setu Babakan. Setu Babakan terletak di Srengseng
Sawah, Jakarta Selatan. Wilayah ini berfungsi
sebagai pusat Perkampungan Budaya Betawi, suatu area yang diperuntukkan untuk
pelestarian warisan budaya Betawi.
B. Rumusan
Masalah
1. Bagaimana
sejarah singkat terbentuknya wilayah Cagar Budaya Betawi
Setu Babakan?
2. Apa
saja kegiatan yang diantaranya diadakan oleh pihas Setu
Babakan guna melestarikan budaya Betawi?
3. Bagaimanakah kegiatan-kegiatan tersebut berlangsung dan apa
sajakah prosesnya?
C.
Tujuan
1.
Mengetahui mengenai
suku Betawi dan Kebudayaannya.
2.
Melakukan praktek
pelestarian kebudayaan Betawi.
3.
Mengetahui mengenai
Cagar Budaya Betawi Setu Babakan.
D.
Manfaat
1. Menambah
ilmu pengetahuan.
2. Menjadi
bahan referensi untuk karya tulis lain.
3. Memperkenalkan suku Betawi dan kebudayaan Betawi serta Cagar Budaya Betawi Setu Babakan.
Bab I
Pembahasan
A.
Sejarah Singkat.
Cagar
Budaya Setu Babakan dibangun pada pertengahan Oktober tahun 2001 berdasarkan
SK. Pada masa pemerintahan Ali Sadikin selaku gubernur DKI Jakarta pada saat
itu, sudah terdapat beberapa kawasan yang diajukan sebagai Cagar Budaya Betawi.
Akan tetapi terpaksa dibatalkan penetapannya karena derasnya arus pertambahan
penduduk. Berkat dorongan dan desakan tokoh-tokoh Betawi yang tergabung dalam
Badan Musyawarah Betawi kepada pemerintah, akhirnya wilayah Cagar Budaya Betawi
Setu Babakan dapat dibangun dan ditetapkan. Pada saat itu tokoh-tokoh tersebut
mengusulkan lima tempat yakni Condet, Rorutan, Srengseng, Kemayoran, dan yang
terakhir kawasan Srengseng Sawah atau tempat dimana terdapat Setu Babakan.
Dilihat dari faktor masyarakat, kultur, dan penunjangnya, wilayah Srengseng
Sawah sangatlah tepat dijadikan sebagai cagar budaya. Masyarakat yang menempati
kawasan ini masih didominasi oleh masyarakat Betawi. Dikarenakan masyarakat
Betawi adalah mayoritas, maka kultur kebudayaannya masih terjaga. Dinamakan
Cagar Budaya Setu Babakan karena memiliki dua setu yang salah satunya bernama
Setu Babakan
.
Pembangunan Setu Babakan ditujukan untuk pelestarian budaya Betawi dan
meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar khususnya masyarkat Betawi. Pada
intinya, pembangunan cagar budaya ini ditujukan untuk mengangkat harkat dan
martabat masyarakat Betawi. Tempat ini difungsikan sebagai : tempat tinggal,
tempat ibadah, sarana informasi, sumber penelitian, dan sarana rekreasi atau
pariwisata. Potensi wisata yang dimiliki oleh kawasan budaya ini adalah wisata
budaya, wisata air, dan wisata agro untuk penanaman tanaman.
B.
Pembuatan Kembang
Goyang.
Kembang
goyang merupakan salah satu makanan atau kue camilan khas suku Betawi. Di
beberapa daerah di Indonesia terdapat pula makanan khas yang serupa dengan
camilan kembang goyang. Hanya saja, terdapat beberapa perbedaan yang menunjukan
ciri daerah masing-masing. Berikut adalah cara dan bahan-bahan pembuatan
camilan bernama kembang goyang :
Bahan-bahan :
1.
1 Telur
2.
¼ Mentega
3.
¼ < gula pasir
4.
Garam
5.
¼ tepung beras
6.
± ¼ tepung terigu
7.
1 Santan kelapa kara
8.
Air Putih
9.
Minyak Goreng
Cara pembuatan :
1.
Campurkan 1 telur, ¼ mentega, ¼
< gula pasir, dan sedikit garam dalam baskom diaduk hingga larut, lalu
masukkan ¼ tepung beras, ± ¼ tepung terigu, 1 santan kelapa kara dan air putih
sekira-kiranya lalu aduk hingga adonan tidak terlalu kental dan tidak terlalu cair.
2.
Panaskan minyak dalam jumlah banyak dan celupkan cetakan kembang goyang
hingga panas.
3.
Setelah cetakan panas, segera masukkan cetakan kembang goyang ke adonan
(diusahakan permukaan cetakan jangan sampai tertutup adonan).
4.
Masukkan cetakan kembang goyang yang sudah berbalut adonan ke minyak
panas, tetapi jangan menyentuh dasar wajan.
5.
Goreng dengan cara sambil digoyang-goyangkan sampai adonan terlepas.
Masak hingga berwarna kuning kecoklatan, kemudian angkat dan tiriskan.
C.
Pembuatan Batik
Batik
merupakan salah satu kain tradisional Indonesia yang sudah mendunia. Batik khas
masyarakat Betawi memiliki motif yang menampilkan ciri khas suku dan kebudayaan
yang menonjol dari Betawi. Salah satu contohnya adalah motif ondel-ondel. Motif
ini seringkali dipergunakan karena ondel-ondel sudah seperti maskot yang
merepresentasikan Betawi.
Terdapat
dua teknik pembuatan batik, yaitu dengan cara ditulis dan dicap. Pembuatan
batik tulis memerlukan waktu yang lebih lama dibandingkan batik cap, dimana
pembuatan batik yulis dipengaruhi oleh bahan yang dipergunakan. Pembuatan batik
tulis mempergunakan canting sebagai pena untuk menggambar motif pada kain dan
malam sebagai tintanya. Berbeda dengan batik tulis, pembuatan batik dengan
teknik cap memerlukan sketsa gambar untuk menjadi patokan dalam pembuatan
cetakan. Cetakan atau cap yang dipergunakan terbuat dari material timah,
tembaga, seng, dan besi. Setelah cap selesai dibuat, cap tidak bisa segera
dipergunakan. Cap yang telah jadi harus dibakar terlebih dahulu.
D.
Pembuatan
Ondel-ondel Mini
Ondel-ondel
merupakan sebuah patung yang dapat gigerakan oleh manusia dengan cara masuk ke
dalam rongga kosong ondel-ondel tersebut. Ondel-ondel seringkali menjadi salah
satu bagian dari beberapa perayaan budaya masyarakat Betawi. Ondel-ondel
laki-laki memiliki ciri khas wajah berwarna merah dan yang perempuan berwajah
warna putih. Berikut adalah cara pembuatan ondel-ondel mini di Setu Babakan :
Alat dan bahan :
- Shuttlecock
- Lem Kertas
- Kain Perca yang sudah digunting
kecil-kecil
- Gunting
- Pernak-pernik
- Spidol kecil warna merah dan hitam
Cara Membuat :
Lilitkan
kain yang sudah digunting kecil-kecil ke seluruh bagian shuttlecock menggunakan
lem kertas secukupnya atau cukup pada ujung-ujung kain, lalu bagian kepala shuttlecock diberi
pernak-pernik dan digambar membentuk wajah dengan menggunakan spidol. Kreasikan
sesuai dengan contoh ondel-ondel yang asli.
Bab I
Penutup
A. Kesimpulan
Dapat kita simpulkan bahwa
Cagar Budaya Betawi merupakan salah satu cara yang ditempuh oleh pemerintah dan
tokoh-tokoh Betawi untuk tetap mempertahankan Betawi dan juga kebudayaannya
dari gerusan arus globalisasi dan modernisasi. Melalui berbagai kegiatan yang
dilakukan dan diselenggarakan oleh pihak Setu Babakan dapat membuat berbagai
pengetahuan tentang Betawi lebih disebarluaskan dan akan tetap terlestarikan
dengan baik. Tentunya kita sebagai generasi muda, harus mempertahankan apa yang
menjadi kekayaan dan keunikan bangsa kita yakni Bangsa Indonesia.
B. Saran
Penyebaran informasi akan
Betawi dan juga cagar budayanya sangat diperlukan. Tidak hanya untuk
pelestarian, tetapi dapat pula menarik berbagai wisatawan. Baik itu lokal,
ataupun internasional. Masyarakat yang telah datang dapat turut serta membantu
memperkenalkan Setu Babakan sebagai tempat rekreasi yang menarik dan beredukasi
kepada kelaurga dan kerabat lewat media yang mereka punyai.
Lampiran
Proses Pembuatan Kembang Goyang
Proses Pembuatan Batik
Proses Pembuatan Ondel-ondel
Tidak ada komentar:
Posting Komentar