Sabtu, 26 Desember 2015

Halah Syamila 1815155397


LAPORAN
HASIL KUNJUNGAN OBSERVASI
PERKAMPUNGAN BUDAYA BETAWI
SETU BABAKAN
Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Konsep Dasar IPS
Dosen Pengampu :
 Drs. Ajat Sudrajat M.Pd.

Description: https://1.bp.blogspot.com/-fe09xf2DkS4/Vn5jphfFBeI/AAAAAAAABWM/b_gvsyrjlv8/s200/Logo-unj.png

Oleh :
Halah Syamila
1815155397

Kelas B
Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Jakarta
Tahun 2015






KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan banyak kenikmatan, rahmat, hidayah serta hidayah-Nya yang tiada terkira besarnya, sehingga saya selaku penulis dapat menyelesaikan tugas hasil laporan observasi budaya betawi setu babakan ini dengan baik. Dalam penyusunan laporan ini penulis banyak mendapat dorongan, bimbingan serta keterangan-keterangan dari berbagai pihak yang merupakan pengalaman yang tidak dapat diukur secara materi dan membukakan mata penulis bahwa sesungguhnya pengalaman atau pengetahuan tersebut adalah guru yang terbaik, oleh karena itu dengan segala hormat penulis mengucapkan terimakasih kepada:
a)      Bapak Dr.Ajat Sudrajat, M.Pd selaku dosen konsep dasar IPS yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melaksanakan kunjungan ini.
b)      Bapak Kasubang Zaharudin selaku pembimbing.
c)       Bapak Roni selaku pengarah dan pembimbing saat melakukan observasi setu babakan.
d)      Kepada pihak setu babakan yang memberi izin untuk melakukan kunjungan.
e)      Kepada orang tua yang selalu memberikan doa dan dukungannya.
f)       Panitia-panitia yang telah menyiapkan dan bekerja keras sehingga kunjungan tersebut dapat berjalan dengan lancar.
g)      Semua pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu persatau yang terlibat dalam pembuatan laporan observasi.
Dalam penulisan laporan hasil observasi ini penulisa menyadari masih banyak kekurangan yang dibuat baik secara sengaja maupun yang tidak sengaja, karena keterbatasan ilmu pengetahuan serta pengalaman yang penulis miliki untuk itu penulis mohon maaf atas segala kesalahan  dan mengharapkan kritik dan saran.
Akhir kata semoga bermanfaat bagi penulis sendiri dan pembaca. Amin

Depok, Desember 2015

penulis






DAFTAR ISI
KataPengantar …………………………….....…………………………………………………......….i
Daftar Isi………………………………....……………………........………………………………….ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ……………….........……………………………………………………………….1
B.Tujuan penulisan…………………………………………………………………………………….1
C.Manfaat Kunjungan………………...………………………………………………………………..2
D.Waktu dan lokasi kunjungan….......…………………………………………………………………2
BAB II PEMBAHASAN
A.Sejarah Suku Betawi…………………………………………………….…………………………. 3
B. Kebudayaan Betawi di Perkampungan Setu Babakan………….........................…………………..5
C. Potensi-potensi wisata di Setu babakan……………………………………………….............……6
D. Proses Observasi Budaya Setu Babakan……………………….……………………...................…7
BAB III PENUTUP
A. KESIMPULAN………………………………………………………….........…………………….8
B.SARAN…………………………………………………………….……………………..................8
LAMPIRAN………………………........................…………………………………………………..10




BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Indonesia memiliki banyak budaya, karena manusia adalah makhluk yang diciptakan dengan berbudaya, budaya manusia disetiap wilayah berbeda dengan manusia lainnya tergantung daerah yang ditempati. Namun semakin lama budaya Indonesia mulai terkikis karna terpaan globalisasi dan generasi muda sudah mulai melupakan budayanya sendiri. Kebudayaaan asli Indonesia sudah mulai memudar dan perlahan ditinggalkan oleh masyarakatnya. Namun, ada suatu perkampungan yang sudah dirancang khusus untuk melestarikan budaya kota Jakarta, yaitu Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan.
Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan ini terletak di Kelurahan Srengseng Sawah, Kecamatan Jagakarsa, Jakarta Selatan. Suasana khas pedesaan masih bisa dirasakan di kawasan ini, karena lingkungannya yang masih alami oleh karena itu diadakannya observasi ini diharapkan dapat menumbuhkan rasa cinta terhadap tanah air, juga memperkenalkan budaya budaya serta menambah wawasan bagi mahasiswa PGSD kelas B 2015 yang mengikuti observasi dikawasan Setu Babakan. 

B. Tujuan Penulisan
Laporan ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Konsep Dasar IPS,Tujuan lainnya adalah memberikan informasi dan wawasan mengenai Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan kepada pembaca, Untuk mengali informasi lebih dalam mengenai budaya betawi, Untuk melihat secara langsung bagaimana interaksi masyarakat betawi.

C. Manfaat Kunjungan
Penulisan laporan diharapkan dapat memberi manfaat bagi:   
Penulis:
1.       Menambah wawasan
2.       Menggali potensi untuk dimanfaatkan sebagai sarana menambah nilai sosial dan rasa ingin tahu tentang kebudayaan betawi .
3.       Mengetahui keanekaragaman kebudayaan penduduk suku betawi serta potensi wisata disekitar setu babakan.
4.       Menumbuhkan rasa cinta terhadap tanah air

Pembaca:
1.       Penulisan ini diharapkan dapat membuka wawsan pembaca tentang budaya Indonesia khususnya budaya betawi.
2.       Dapat membuka kepedulian tentang kehidupan betawi di Indonesia.


D. Waktu dan Lokasi Kunjungan
·         Lokasi : Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan .  Jalan Moch Kahfi II, Rt.009/08, Kelurahan Srengseng Sawah, Kecamatan Jagakarsa, Jakarta Selatan.
·         Hari/tanggal : kamis, 17 Deseember 2015
·         Waktu pelaksanaan : Pukul 09.00-14.00 WIB
·         Pendamping : Dr. Ajat Sudrajat. M,Pd
·         Telp / Fax : (+62) 21 786 2861.








BAB II
PEMBAHASAN
A. Sejarah suku betawi
Diawali oleh perjanjian antara surawisesa (kerajaan sunda) dengan bangsa portugis pada tahun 1512 yang membolehkan portugis untuk membangun suatu komunitas disunda kelapa mengakibatkan perkawinan campuran antara penduduk local dengan bangsa portugis, lalu dari komunitas ini muncul lah music kroncong.
Setelah voc menjadikan Batavia sebagai pusat kegiatan niaganya, belanda memerlukan banyak tenaga kerja untuk membuka lahan pertaniandan membangun roda perekonomian kotabatavia. VOC banyak membeli budak dari penguasa bali itulah sebabnya masih banyak tersisah kosakata dan tata bahasa bali dalam bahasa betawi saat ini. Kemajuan kota Batavia menarik berbagai macam suku bangsa dari penjuru Negara seperti tiongkok, arab, dan india pun tertarik datang ke Batavia, itulah sebabnya tampak jelas pada busana pengantin betawi banyak dipengaruhi unsur arab dan tiongkok, dan berbagai  nama tempat dijakarta semakin memperkuat seperti kampung melayu, kampung bali, kampung jawa, kampung makasar.
Diperkirakan etnis betawi baru terbentuk sekitar seabad lalu, antara tahun 1815-1893. Diperkirakan ini berdasarkan studi sejarah demografis penduduk. Jakarta yang dirintis sejarawan Australia. Di zaman colonial belanda pemerintah selalu melakukan sensus penduduk yang dibuat berdasarkan etnis tetapi tidak ada catatan mengenai golongan etnis betawi hasil sensus 1893 menunjukan hilangnya sejumlah golongan etnis yang sebelumnya ada, misalnya saja orang arab dan moor, orang bali, jawa,sunda Sumbawa, dan orang melayu. Kemungkinan semua suku bangsa nusantara dan arab  moor ini dikategorikan kedalam satuan penduduk pribumi dibatavia kemudian diserap kedalam kelompok etnis betawi.

B. Kebudayaan Betawi di Perkampungan Setu Babakan
            Jakarta dikenal sebagai kota metropolitan yang sesak akan gedung-gedung dan kemacettan yang memusingkan atau juga dikenal sebagai pusat perbelanjaan megah. Namun jika dilihat Jakarta yang sesungguhnya adalah budaya dan kehidupan betawi sebagai penduduk asli Jakarta. Salah satu kawasan yang budaya dan kehidupan betawinya sangat kental adalah setu babakan. Setu babakan adalah kawasan permukiman yang terletak di wilayah srengseng sawah, kecamatan jagakarsa, Jakarta selatan. Setu babakan adalah kawasan perkampungan yang mengembangkan dan melestarikan budaya betawi, masyarakat disekitar setu babakan masih mempertahankan cara hidup masyarakat khas betawi. Beragam makanan, alat music, permainan dan arsitektur betawi masih sangat dijaga dan masih sangat kental dikawasan setu babakan.
                Setu babakan dibangun pertengahan oktober tahun 2000 awal dimulai luasnya hanya 160 hektar. Awalnya masyarakat betawi mempunyai cagar betawi didaerah Jakarta timur, namun sayangnya akibat perkembangan zaman dan ledakan penduduk yang menyebabkan dibutuhkannya banyak lahan akhirnya cagar betawi yang berada dijakarta timur harus digusur. Setelah cagar betawi tergusur tokoh-tokoh betawi merasa khawatir dan cemas akan  budaya betawi yang semakin lama semakin terkikis. Akhirnya tokoh-tokoh betawi mendorong pemerintah  membuat tempat khusus perkampungan betawi, lalu diusulkan 5 wilayah untuk mendirikan cagar betawi yaitu Jakarta utara, Jakarta barat, Jakarta timur, Jakarta pusat  dan yang terakhir adalah Jakarta selatan (srengseng sawah). Karna dilihat dari aspek kependudukan maka terpilih lah Jakarta selatan (srengseng sawah) karna penduduk mayoritas adalah orang betawi, 60% betawi asli,  40% masyarakat pendatang, kultur dan budaya betawi yang masih sangat terjaga serta alam dikawasan tersebut masih sangat asli serta banyak tanaman khas betawi seperti meninjo, jablang, gohok, lobi-lobi dan masih banyak lagi.
                Melalui SK gubernur no.9 tahun 2000 setu babakan dipilih sebagai kawasan cagar budaya betawi pada tahun 2004 oleh bapak Sutiyoso yang saat itu menjabat sebagai gubernur provinsi DKI Jakarta, persemiannya bersamaan dengan peringatan HUT DKI Jakarta. Pusat budaya betawi setu babakan menunjukkan bahwa pemerintah khususnya DKI Jakarta sangat peduli dengan akar budaya agar tetap dikenal dan dilestarikan ditengah-tengah pembangunan kota dan kesibukkan warganya.
a.       Tujuan pemerintah membangun setu babakan diantaranya:
1.       Mengembangkan budaya, adat fisik maupun non fisik yang ada dibetawi.
2.       Meningkatkan perekonomian masyarakat disekitar wilayah setu babakan.
b.      Fungsi setu babakan :
1.       Sarana permukiman
2.       Sarana ibadah
3.       Sarana informasi
4.       Sarana pelestarian
5.       Sarana penelitian
6.       Sarana pariwisata

C. Potensi-potensi wisata di Setu babakan
1.       Wisata budaya, disetu babakan kita dapat berwisata dan meliha-lihat  kesenian khas betawi seperti lenong, Topeng, Tanjidor,  Bangunan khas betawi, busana khas betawi, ataupun sajian sajian wisata kuliner seperti bir pletok, dodol, kembang goyang, kerak telor dan lain lain.
2.       Wisata argo, terdapat zona komersial dan studi alam dizona tersebut terdapat zona penanaman tanaman khas betawi yang menjadi daya tarik dan keunikkanya lokasi pertanian banyak yang berada dilokasi pekarangan rumah penduduk sehingga saat musim panen  tiba banyak wisatawan yang singgah kerumah penduduk.
3.       Wisata air, terdapat dua setu di perkampungan budaya betawi setu babakan, yang pertama adalah setu babakan dan yang kedua adalah setu manggabolong. Dua setu ini menjadikan setu babakan sebagai tempat wisata yang menarik dan menjanjikan.
Wisatawan yang datang kesetu babakan juga dapat menyaksikan pagelaran kesenian betawi yang disajikan antara lain seperti tari topeng, tari cokek, marawis, kosidah, lenong, tanjidor, gambang kromong dan ondel-ondel yang menjadi ciri khas betawi. Terdapat pula panggung besar berukuran 60 meter persegi untuk tempat menampilkan pagelaran seni. Pagelaran seni dilaksanakan setiap hari minggu pada pukul 13.00-16.00.

D. Proses Observasi Budaya Setu Babakan
                Pada kesempatan kali ini mahasiswa kelas B PGSD 2015 diberi kesempatan untuk mengunjungi perkampungan betawi disetu babakan untuk mengenal dan menambah wawasan tentang kebudaya betawi serta mengetahui segala aspeknya.

1.       Membuat Kembang Goyang
Sesuai dengan namanya kue kembang goyang dibentuk menyerupai bunga atau kembang yang sedang mekar. Kembang goyang sendiri adalah nama jenis perhiasan yang dipasangkan dirambut atau sanggul konde dan dapat bergerak-gerak dan bergoyang karena memiliki pegas yang digunakan penganting-pengantin. Kue kembang goyang menjadi suguhan khas masyarakat betawi dan biasanya disajikan pada saat hari raya idul fitri dan acara-acara hajatan. Kue kembang goyang juga menjadi kue tradiosional nusantara untuk menjamu tamu yang melakukan silaturahmi karena memiliki rasa renyah dan gurih. Dinamakan kembang goyang karena dalam proses pembuatannya menggunakan cetakan yang berbentuk bunga atau kembang, lalu ketika digoreng harus digoyang-goyang agar adonan terlepas dari cetakan.
Bahan-bahan yang digunakan membuat kembang goyang :
a.       Tepung beras
b.      Santan cair
c.       Telur ayam
d.      Gula halus
c.       Minyak goring
d.      Garam
e.      Tepung sagu
f.        Mentega
g.       Air putih
h.      Wijen putih
i.         Wajan
j.        Kompor
k.       Cetakan
l.         Toples

Description: C:\Users\Shofura\Pictures\IMG-20151218-WA0034.jpg


Cara membuat kembang goyang :
a.       Kocok telur ayam dan gula halus dengan menggunakan mixer sampai mengembang
b.      Masukkan tepung beras dan tepung sagu sedikit demi sedikit sambil diaduk rata
c.       Tambahkan garam dan wijen lalu tuang santan kedalamnya sambil terus dikocok hingga adonan licin
d.      Panaskan minyak dalam jumlah banyak diatas api sedang
e.      Celupkan cetakan kedalam adonan kue kembang goyang lalu goreng dengan cara menggoyang-goyangkan cetakan sampai adonan terlepas
f.        Tunggu hingga adonan berwarna kuning kecoklatan dan matang, angkat tiriskan

2. Membuat Batik Betawi
                Batik betawi yang kita kenal batik yang berasal dari wilayah Jakarta, batik betawi dimulai pada era VOC  pernah berkembang usaha batik namun pada saar itu para pengusaha dan pengrajin nya berasal dari kota pekalongan dan solo, maka dapat dikatakan bahwa dahulu orang betawi tidak melakukan kegiatan membatik seperti wilayah lainnya. Asal usul batik betawi berasal dari asimilasi masyarakat jawa dari daerah pesisir dengan masyarakat betawi yang menyatu.
Description: C:\Users\Shofura\Pictures\IMG-20151218-WA0031.jpg
Alat pembuatan batik :
a)      Canting
b)      Lilin/malam
c)       Wajan
d)      Kompor
e)      Kain mori
f)       Celemek



3.Membuat kerajinan Ondel-Ondel
Kerajinan khas betawi belum banyak dikenal dikarenakan kebanyakan lokasi kerajinan betawi tenggelam oleh gedung-gedung pencakar langit dijakarta, namun sesungguhnya kerajinan betawi dapat dijumpai diwilayah Jakarta yaitu setu babakan. Banyak masyarakat yang membuat kerajinan ondel-ondel, miniature abang-none  Jakarta, miniature arsitektur khas betawi, menariknya salah satu kerajinan seperti ondel-ondel banyak diperjual belikan dikawasan setu babakan, pada kesempetan kali ini mahasiswa PGSD 2015 kelas B  mendapat kesempatan membuat miniatur ondel-ondel. Bahan bahan dan alat yang digunakan dalam ondel-ondel cukup mudah didapat dan bahkan bisa mempergunakan bahan bekas.
Bahan pembuatan ondel-ondel diantaranya:
a.       Shuttlecock bekas
b.      Kain-kain perca
c.       Kembang kelapa mini
d.      Mata imitasi
e.      Lem
f.        Spidol
g.       Gunting
h.      Selendang kertas


Gambar cara apembuatan ondel ondel:
Description: C:\Users\Shofura\Pictures\IMG-20151218-WA0032.jpg

Description: C:\Users\Shofura\Pictures\IMG-20151218-WA0033.jpg
                                                                      Hasil akhir pembuatan ondel ondel

Kerajinan ondel-ondel tersebut dijadikan mata pencaharian bagi masyarakat sekitar kawasan setu babakan dan dapat menghasilkan keuntungan yang cukup banyak, maka dari itu mahsiswa PGSD kelas B 2015  diberi kesempatan untuk membuat kerajinan ondel-ondel dan mendapatkan banyak ilmu serta menggali kreatifitas bagi yang membuatnya.












BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah dibahas oleh penulis tentang kebudayaan betawi dan hasil observasi perkampungan budaya betawi disetubabakan maka kesimpulannya adalah budaya betawi adalah sebuah suku yang memiliki banyak budaya yang dapat didigali tanpa aka nada habisnya. Dan suku betawi juga masih mempunyai cagar betawi yang masih terpelihara sampai sekarang yaitu setu babakan yang masih kental struktur dan budaya betawi didalam masyarakatnya. Setu babakan adalah sarana untuk mengenal dan mempelajari budaya betawi yang harus terus dipertahankan karena budaya adalah warisan nenek moyang.

B. Saran
Keanekaragaman budaya Indonesia terus bisa terjaga kelestariannya seni dan budayanya. Upaya pelestarian tidak hanya dilakukan oleh pemerintah tetapi perlu didukung oleh masyarakat itu sendiri, generasi muda juga harus diperkenalkan oleh budaya-budaya betawi agar kelak bisa menjaga kelestariannya. Agar tidak punah dan terkikis oleh zaman dan budaya asing yang masuk bertub-tubi kenegara kita Indonesia.

LAMPIRAN
Description: C:\Users\Shofura\Downloads\DSC01278.JPG
Description: C:\Users\Shofura\Downloads\DSC01321.JPG

Description: C:\Users\Shofura\Downloads\DSC01383.JPG





Tidak ada komentar:

Posting Komentar