OBSERVASI
PERKAMPUNGAN BUDAYA BETAWI SETU BABAKAN
(Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Konsep Dasar IPS)
Drs. Ajat Sudrajat, M.Pd.
Disusun Oleh :
Neida Chaerunisa
1815154042
Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Jakarta
Tahun 2015
Drs. Ajat Sudrajat, M.Pd.
KATA PENGANTAR
Puji syukur
kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya,
sehingga saya bisa menyelesaikan hasil laporan observasi Perkampungan Betawi Setu
Babakan.
Berhubung dengan
kegiatan ini saya selaku penulis masih menyadari bahwa dalam laporan ini masih
banyak kesalahan dan kekurangan maka dari itu saya mohon maaf dan meminta kritik
dan saran.
Demikian kata
pengantar ini saya buat, semoga laporan ini bermanfaat bagi pembaca.
Jakarta, 17 Desember 2015
Neida Chaerunisa
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada saat ini kebanyakan budaya telah
menghilang,mahasiswa adalah salah satu pencetus berikutnya kembali
budaya-budaya. Maka saat ini lah kelas B dari UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
jurusan PGSD mengadakan observasi ke setu babakan yaitu salah satu budaya betawi
di jakarta.
B. Rumusan
Masalah
1. Memperkenalkan
dan memperluas pengetahuan tentang budaya.
2.Memberi
informasi bagaimana cara melestarikan budaya.
3. Memberi
tahu kepada masyarakat kalau budaya betawi masih ada walau di era globalisasi
di negara sendiri.
C. Tujuan
1. Mahasiswa dapat memahami keaneka ragaman budaya.
2. Pemanfaatan
usaha di setu babakan.
3. Menumbuhkan
rasa cinta terhadap kebudayaan Indonesia terutama kebudayaan betawi.
D. Pelaksanaan Observasi
Observasi di laksanakan pada saat :
Waktu : 09.00 – 12.30
Tempat :
setu babakan ( perkampungan betawi, jakarta selatan )
Hari/Tanggal :
kamis, 17 Desember 2015
BAB II
PEMBAHASAN
A.
SEJARAH PERKAMPUNGAN
BUDAYA BETAWI, SETU BABAKAN
Kawasan Perkampungan Betawi terletak di
Jl. Moch. Kahfi II Setu Babakan, Kelurahan Srengseng Sawah, Kecamatan
Jagakarsa, Kota Administrasi Jakarta Selatan. Setu Babakan merupakan danau
buatan dengan area 32 hektar dimana airnya berasal dari sungai Ciliwung dengan
kedalaman 1-5 m. Saat ini danau tersebut digunakan sebagai tempat wisata
alternative bagi warga dan para pengunjung. Mayoritas penduduk di Setu Babakan
ini adalah Betawi.
Perkampungan Budaya
Betawi ini memiliki potensi lingkungan alam yang asri, yang sulit dijumpai di
tengah hiruk-pikuknya kota Jakarta. Ada dua Setu alam yang ada disini, Yaitu
Setu Babakan dan Setu Mangga Bolong. Tempat ini berfungsi sebagai objek wisata
yang paling lengkap dan menarikserta menjadi pilihan bagi wisatawanbaik local
maupun mancanegara.
Setu Babakan merupakan kawasan Cagar
Budaya Batawi yang sebenarnya merupakan obyek yang terbilang baru. Peresmianya
bersamaan dengan peringatan HUT DKI Jakarta ke-474, yakni pada tahun 2004.
Penetapan Setu Babakan sebagai kawasan Cagar Budaya Betawi sebenarnya sudah
direncanakan sejak tahun 1996, sebelum itu, Pemerintah DKI Jakarta juga pernah
berencana menetapkan kawasan Condet, Jakarta Timur, sebagai kawasan Cagar
Budaya Betawi, namun batal dilakukan. Melalui SK Gubernur No. 9Tahun 2000
dipilih Perkampungan Setu Babakan sebagai Kawasan Cagar Budaya Betawi.
Pada tahun 2004, Setu Babakan diresmikan
oleh Gubernur DKI Jakarta, Sutiyoso. Perkampungan Setu Babakan merupakansalah
satu obyek yang di pilih Pacific Asia Travel Association (PATA) di Jakarta pada
Oktober 2002. Kawasan Perkampungan Betawi memiliki potensi bukan hanya sebagai
daerah Cagar Budaya, namun juga memiliki potensi lain yaitu pariwisata, baik
wisata budaya, wisata air, dan wisata agro. Wisata budaya diantaranya seperti
pementasan keseian tari betawi, lenong, gambang kromong, gambus, nasyid, dan
lain-lain. Wisata air yang dapat di nikmati saat ini adalahsepeda air, olahraga
kano, dan memancing. Dan wisata agro untuk ini untuk usaha pertanian.
Tempat ini memiliki 6 fungsi berdasarkan perda No. 5
tahun 2003, yaitu :
1. Sebagai sarana ibadah.
2.
Sarana Permukiman.
3.
Sarana Informasi.
4.
Sarana pelestarian dan
pengembangan
5.
Sarana penelitian
6.
Sarana wisata.
Juga memiliki 2 tujuan, yaitu :
1. Mengangkat harkat dan martabat masyarakat betawi.
2. Mengangkat perekonomian
masyarakat yang tinggal di kawasan perkampungan Budaya Betawi.
B. Proses Observasi Budaya Setu Babakan
Pada kesempatan
kali ini mahasiswa kelas B PGSD 2015 diberi kesempatan untuk mengunjungi
perkampungan betawi disetu babakan untuk mengenal dan menambah wawasan tentang
kebudaya betawi serta mengetahui segala aspeknya.
1. Membuat
Kembang Goyang
Sesuai dengan namanya kue kembang goyang
dibentuk menyerupai bunga atau kembang yang sedang mekar. Dinamakan kembang
goyang karena dalam proses pembuatannya menggunakan cetakan yang berbentuk
bunga atau kembang, lalu ketika digoreng harus digoyang-goyang agar adonan
terlepas dari cetakan.
Bahan-bahan yang
digunakan membuat kembang goyang :
a. Tepung
beras
b. Santan
cair
c. Telur
ayam
d. Gula
halus
c. Minyak
goreng
d. Garam
e. Tepung
sagu
f. Mentega
g. Air
putih
h. Wijen
putih
i. Wajan
j. Kompor
k. Cetakan
l. Toples
Cara membuat
kembang goyang :
a. Kocok
telur ayam dan gula halus dengan menggunakan mixer sampai mengembang
b. Masukkan
tepung beras dan tepung sagu sedikit demi sedikit sambil diaduk rata
c. Tambahkan
garam dan wijen lalu tuang santan kedalamnya sambil terus dikocok hingga adonan
licin
d. Panaskan
minyak dalam jumlah banyak diatas api sedang
e. Celupkan
cetakan kedalam adonan kue kembang goyang lalu goreng dengan cara
menggoyang-goyangkan cetakan sampai adonan terlepas
f. Tunggu
hingga adonan berwarna kuning kecoklatan dan matang, angkat tiriskan
2. Membuat Batik
Betawi
Batik betawi yang kita kenal batik yang
berasal dari wilayah Jakarta, batik betawi dimulai pada era VOC pernah
berkembang usaha batik namun pada saat itu para pengusaha dan pengrajin nya
berasal dari kota pekalongan dan solo, maka dapat dikatakan bahwa dahulu orang
betawi tidak melakukan kegiatan membatik seperti wilayah lainnya, dan kali ini
kelas B mendapat memahami berbagai macam membatik ada yang menulis dan di cap
untuk saat ini kelas B di ajarkan untuk membatik secara tulis.
Alat pembuatan
batik :
a) Canting
b) Lilin/malam
c) Wajan
d) Kompor
e) Kain mori
f) Celemek
3.Membuat kerajinan
Ondel-Ondel
Kerajinan
khas betawi belum banyak dikenal dikarenakan kebanyakan lokasi kerajinan betawi
tenggelam oleh gedung-gedung pencakar langit dijakarta, namun sesungguhnya
kerajinan betawi dapat dijumpai diwilayah Jakarta yaitu setu babakan. Banyak
masyarakat yang membuat kerajinan ondel-ondel, miniature abang-none
Jakarta, miniature arsitektur khas betawi, menariknya salah satu kerajinan
seperti ondel-ondel banyak diperjual belikan dikawasan setu babakan, pada
kesempetan kali ini mahasiswa PGSD 2015 kelas B mendapat kesempatan
membuat miniatur ondel-ondel. Bahan bahan dan alat yang digunakan dalam
ondel-ondel cukup mudah didapat dan bahkan bisa mempergunakan bahan bekas.
Bahan pembuatan
ondel-ondel diantaranya:
a. Shuttlecock bekas
b. Kain-kain perca
c. Kembang kelapa mini
d. Mata imitasi
e. Lem
f. Spidol
g. Gunting
h. Selendang kertas
Tidak ada komentar:
Posting Komentar