Sabtu, 26 Desember 2015

NEIDA CHAERUNISA 1815154042

OBSERVASI
PERKAMPUNGAN BUDAYA BETAWI SETU BABAKAN
(Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Konsep Dasar IPS)

Dosen Pengampu :

Drs. Ajat Sudrajat, M.Pd.




Disusun Oleh :
Neida Chaerunisa
1815154042

Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Jakarta
Tahun 2015


KATA PENGANTAR


Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga saya bisa menyelesaikan hasil laporan observasi Perkampungan Betawi Setu Babakan.
Berhubung dengan kegiatan ini saya selaku penulis masih menyadari bahwa dalam laporan ini masih banyak kesalahan dan kekurangan maka dari itu saya mohon maaf dan meminta kritik dan saran.
Demikian kata pengantar ini saya buat, semoga laporan ini bermanfaat bagi pembaca.


Jakarta, 17 Desember 2015


    
Neida Chaerunisa


BAB I

PENDAHULUAN


A.   Latar Belakang

Pada saat ini kebanyakan budaya telah menghilang,mahasiswa adalah salah satu pencetus berikutnya kembali budaya-budaya. Maka saat ini lah kelas B dari UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA jurusan PGSD mengadakan observasi ke setu babakan yaitu salah satu budaya betawi di jakarta.

B. Rumusan Masalah

1. Memperkenalkan dan memperluas pengetahuan tentang budaya.
2.Memberi informasi bagaimana cara melestarikan budaya.
3. Memberi tahu kepada masyarakat kalau budaya betawi masih ada walau di era globalisasi di negara sendiri.

C. Tujuan

1.  Mahasiswa dapat memahami keaneka ragaman budaya.
2. Pemanfaatan usaha di setu babakan.
3. Menumbuhkan rasa cinta terhadap kebudayaan Indonesia terutama kebudayaan betawi.

D.  Pelaksanaan Observasi

Observasi di laksanakan pada saat :
Waktu             : 09.00 – 12.30
Tempat            : setu babakan ( perkampungan betawi, jakarta selatan )
Hari/Tanggal   : kamis, 17 Desember 2015

BAB II

PEMBAHASAN


A.    SEJARAH PERKAMPUNGAN BUDAYA BETAWI, SETU BABAKAN

Kawasan Perkampungan Betawi terletak di Jl. Moch. Kahfi II Setu Babakan, Kelurahan Srengseng Sawah, Kecamatan Jagakarsa, Kota Administrasi Jakarta Selatan. Setu Babakan merupakan danau buatan dengan area 32 hektar dimana airnya berasal dari sungai Ciliwung dengan kedalaman 1-5 m. Saat ini danau tersebut digunakan sebagai tempat wisata alternative bagi warga dan para pengunjung. Mayoritas penduduk di Setu Babakan ini adalah Betawi.
Perkampungan Budaya Betawi ini memiliki potensi lingkungan alam yang asri, yang sulit dijumpai di tengah hiruk-pikuknya kota Jakarta. Ada dua Setu alam yang ada disini, Yaitu Setu Babakan dan Setu Mangga Bolong. Tempat ini berfungsi sebagai objek wisata yang paling lengkap dan menarikserta menjadi pilihan bagi wisatawanbaik local maupun mancanegara.
Setu Babakan merupakan kawasan Cagar Budaya Batawi yang sebenarnya merupakan obyek yang terbilang baru. Peresmianya bersamaan dengan peringatan HUT DKI Jakarta ke-474, yakni pada tahun 2004. Penetapan Setu Babakan sebagai kawasan Cagar Budaya Betawi sebenarnya sudah direncanakan sejak tahun 1996, sebelum itu, Pemerintah DKI Jakarta juga pernah berencana menetapkan kawasan Condet, Jakarta Timur, sebagai kawasan Cagar Budaya Betawi, namun batal dilakukan. Melalui SK Gubernur No. 9Tahun 2000 dipilih Perkampungan Setu Babakan sebagai Kawasan Cagar Budaya Betawi.
Pada tahun 2004, Setu Babakan diresmikan oleh Gubernur DKI Jakarta, Sutiyoso. Perkampungan Setu Babakan merupakansalah satu obyek yang di pilih Pacific Asia Travel Association (PATA) di Jakarta pada Oktober 2002. Kawasan Perkampungan Betawi memiliki potensi bukan hanya sebagai daerah Cagar Budaya, namun juga memiliki potensi lain yaitu pariwisata, baik wisata budaya, wisata air, dan wisata agro. Wisata budaya diantaranya seperti pementasan keseian tari betawi, lenong, gambang kromong, gambus, nasyid, dan lain-lain. Wisata air yang dapat di nikmati saat ini adalahsepeda air, olahraga kano, dan memancing. Dan wisata agro untuk ini untuk usaha pertanian.
       
Tempat ini memiliki 6 fungsi berdasarkan perda No. 5 tahun 2003, yaitu :
1.    Sebagai sarana ibadah.
2.   Sarana Permukiman.
3.   Sarana Informasi.
4.   Sarana pelestarian dan pengembangan
5.   Sarana penelitian
6.   Sarana wisata.

 Juga memiliki 2 tujuan, yaitu :
1. Mengangkat harkat dan martabat masyarakat betawi.
2. Mengangkat perekonomian masyarakat yang tinggal di kawasan perkampungan Budaya Betawi.

B. Proses Observasi Budaya Setu Babakan
 Pada kesempatan kali ini mahasiswa kelas B PGSD 2015 diberi kesempatan untuk mengunjungi perkampungan betawi disetu babakan untuk mengenal dan menambah wawasan tentang kebudaya betawi serta mengetahui segala aspeknya.
1.       Membuat Kembang Goyang
 Sesuai dengan namanya kue kembang goyang dibentuk menyerupai bunga atau kembang yang sedang mekar. Dinamakan kembang goyang karena dalam proses pembuatannya menggunakan cetakan yang berbentuk bunga atau kembang, lalu ketika digoreng harus digoyang-goyang agar adonan terlepas dari cetakan.
Bahan-bahan yang digunakan membuat kembang goyang :
a.       Tepung beras
b.      Santan cair
c.       Telur ayam
d.      Gula halus
c.       Minyak goreng
d.      Garam
e.      Tepung sagu
f.        Mentega
g.       Air putih
h.      Wijen putih
i.         Wajan
j.        Kompor
k.       Cetakan
l.         Toples
Cara membuat kembang goyang :
a.       Kocok telur ayam dan gula halus dengan menggunakan mixer sampai mengembang
b.      Masukkan tepung beras dan tepung sagu sedikit demi sedikit sambil diaduk rata
c.       Tambahkan garam dan wijen lalu tuang santan kedalamnya sambil terus dikocok hingga adonan licin
d.      Panaskan minyak dalam jumlah banyak diatas api sedang
e.      Celupkan cetakan kedalam adonan kue kembang goyang lalu goreng dengan cara menggoyang-goyangkan cetakan sampai adonan terlepas
f.        Tunggu hingga adonan berwarna kuning kecoklatan dan matang, angkat tiriskan

2. Membuat Batik Betawi
 Batik betawi yang kita kenal batik yang berasal dari wilayah Jakarta, batik betawi dimulai pada era VOC pernah berkembang usaha batik namun pada saat itu para pengusaha dan pengrajin nya berasal dari kota pekalongan dan solo, maka dapat dikatakan bahwa dahulu orang betawi tidak melakukan kegiatan membatik seperti wilayah lainnya, dan kali ini kelas B mendapat memahami berbagai macam membatik ada yang menulis dan di cap untuk saat ini kelas B di ajarkan untuk membatik secara tulis.
Alat pembuatan batik :
a)      Canting
b)      Lilin/malam
c)       Wajan
d)      Kompor
e)      Kain mori
f)       Celemek

3.Membuat kerajinan Ondel-Ondel
Kerajinan khas betawi belum banyak dikenal dikarenakan kebanyakan lokasi kerajinan betawi tenggelam oleh gedung-gedung pencakar langit dijakarta, namun sesungguhnya kerajinan betawi dapat dijumpai diwilayah Jakarta yaitu setu babakan. Banyak masyarakat yang membuat kerajinan ondel-ondel, miniature abang-none  Jakarta, miniature arsitektur khas betawi, menariknya salah satu kerajinan seperti ondel-ondel banyak diperjual belikan dikawasan setu babakan, pada kesempetan kali ini mahasiswa PGSD 2015 kelas B  mendapat kesempatan membuat miniatur ondel-ondel. Bahan bahan dan alat yang digunakan dalam ondel-ondel cukup mudah didapat dan bahkan bisa mempergunakan bahan bekas.
Bahan pembuatan ondel-ondel diantaranya:
a.       Shuttlecock bekas
b.      Kain-kain perca
c.       Kembang kelapa mini
d.      Mata imitasi
e.      Lem
f.        Spidol
g.       Gunting
h.      Selendang kertas


BAB III

PENUTUP


A. Kesimpulan


B. Saran









Tidak ada komentar:

Posting Komentar