PERKAMPUNGAN BUDAYA SETU BABAKAN
Diajukan untuk memenuhi mata kuliah Konsep Dasar IPS
Dosen Pengampu :
Dr. Ajat Sudrajat, M.Pd
Di susun oleh :
NURUL' AINI INTAN PERMATA BUNDA T.
1815151005
Kelas B
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya, Tak lupa shalawat serta salam kita hanturkan kepada Nabi besar Muhammad SAW, Sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas laporan observasi pada mata kuliah Konsep Dasa Ilmu Pengetahuan Sosial.
Laporan dengan judul "Laporan Hasil Kunjungan Observasi Perkampungan Budaya Setu Babakan" ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Konsep Dasar IPS yang diberikan oleh Bpk. Dr. Ajat Sudrajat, M.Pd
Saya mengucapkan banyak terimakasih kepada Bpk. Dr. Ajat Sudrajat, M.Pd selaku dosen mata kuliah Konsep Dasar IPS serta pihak - pihak yang telah banyak membantu dalam penyusunan hasil laporan ini.
Saya memohon maaf apabila ada kesalahan dalam penulisan. Karena saya sadar bahwa kesalahan datangnya dari diri saya pribadi dan yang benar hanya dari Allah SWT.
Saya berharap semoga penyusunan laporan ini dapat bermanfaat dan berguna bagi penulis dan bagi para pembaca. Dengan senang hati saya menerima kritik dan saran yang membangun guna memperbaiki setiap kekurang dari laporan ini selanjutnya.
Jakarta, 20 Desember 2015
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................. i
DAFTAR ISI .................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................... 1
C. Tujuan Observasi .................................................................................. 1
D. Tempat Observasi .................................................................................. 2
E. Waktu dan Tanggal Observasi .................................................................................. 2
F. Manfaat Observasi .................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN ......................................................................................3
A. Sejarah Setu Babakan .......................................................................................3
B. Kegiatan Observasi .......................................................................................5
- Proses Pembuatan Kembang Goyang .................................................................... 5
- Proses Pembuatan Batik .................................................................... 6
- Proses Pembuatan Ondel-ondel .................................................................... 6
A. Kesimpulan .......................................................................................7
B. Saran .......................................................................................7
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkampungan budaya Betawi adalah suatu kawasan di Jakarta Selata kawasan perkampungan budaya betawi yang terletak di kelurahan Srengseng sawah Kecamatan Jagakarsa kota Administrasi Jakarta Selatan, dengan luas sekitar 289 H. Dengan batas fisik sebelah utara : Jl. Timur: Jl. Desa Putra ( Jl. H. Pangkat ) Jl Pratama ( WIKA, Mangga bolong timur ) Jl. Lapangan Merah sebelah selatan batas wilayah Propinsi DKI Jakarta dengan kota Depok, seblah barat Jl. Mochammad Kahfi II
Sebagai kawasan wisata budaya, wisata agro dan wisata air. perkampungan budaya betawi Setu Babakan memiliki potensi lingkungan alam yang asri dan sangat menarik. Yang sullit dijumpai ditengah hiruk pikuknya kota Jakarta. Dua buah setu Alam yang ada di Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan yaitu Setu Babakan dan Setu Mangga Bolong yang dikelilingi hijau dan rindangnya pohon-pohon buah khas betawi seperti Kecapi, Belimbing, Rambutan, Sawo, Pepaya, Pisang, Jambu, Nangka, Hamnam yang tumbuh sehat membumi dihalaman depan, di samping dan diantara rumah-rumah penduduk betawi sebagai obyek wisata yang paling lengkap dan menarik serta menjadi pilihan bagi para wisatawan baik lokal maupun manca Negara.
B. Rumusan masalah
Berdasarkan hasil laporan observasi Setu Babakan akan dirumuskan masalah sebagai berikut :
1. Menjelaskan apa itu Setu Babakan ?
2. Menjelaskan cara pembuatan makanan khas betawi yaitu " Kembang Goyang " ?
3. Menjelaskan proses pembuatan batik !
4. Menjelaskan Proses pembuatan Ondel-ondel !
C. Tujuan Observasi
Beberapa tujuan dari hasil kunjungan ke perkampungan cagar budaya Setu Babakan, yaitu :
1. Sebagai sarana edukasi terhadap mahasiswa-mahasiswi Universitas Negeri Jakarta
2. Mmemberikan sarana Informasi dan pengetahuan tentang budaya betawi
3. Memperkenalkan terhadap mahasiswa-mahasiswi proses pembuatan makanan kembang goyang,
batik, dan Ondel-ondel
4. Untuk melestarikan budaya betawi agar tidak tertinggal oleh zaman dan agar budaya Betawi
tetap eksis di masyarakat Indonesia
1
D. Tempat observasi
Jl. Moch. Kahfi II Setu Babakan, Kel. Srengseng sawah Kec. Jagakarsa, Jakarta Selatan
E. Waktu dan Tanggal observasi
1. Hari : Kamis
2. Tanggal : 17 Desember 2015
3. Pukul : 09.00 WIB - 14.30 WIB
F. Manfaat observasi
Dengan dilaksanakannya kunjungan ke Perkampungan Cagar Budaya Betawi Setu Babakan diharapkan mahasiswa-mahasiswi dapat memperoleh informasi dan pengetahuan. Yang dimana informasi tersebut sebagai upaya pelestarian budaya Betawi agara budaya Betawi tidak luntur oleh pengaruh globalisasi dan sebagai upaya untuk memperkenalkan apa itu perkampungan budaya betawi setu babakan.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sejarah Perkampungan Cagar Budaya Betawi Setu Babakan
Penetapan setu babakan sebagai kawasan cagar budaya betawi sebenarnya sudah direncanakan sejak tahun 1996. Sebelum itu, pemerintah DKI Jakarta juga pernah berencana menetapkan kawasan Condet, Jakarta Timur sebagai kawasan cagar budaya Betawi. Namun, batal dilakukan seiring perjalanan waktu perkampungan tersebut semakin luntur dan nuansa budaya Betawi-nya dari pengalaman ini, pemerintah DKI Jakarta kemudian merencanakan kawasan baru sebagai pengganti kawasan yang sudah direncanakan tersebut. Melalui Surat Keputusan Gubernur No. 9 Tahun 2000 dipilihlah perkampungan Setu Babakan sebagai kawasan cagar budaya Betawi. Sejak tahun penetapan ini, pemerintah dan masyarakat mulai berusaha merintis dan mengembangkan perkampungan tersebut sebagai sebagai kawasan cagar budaya betawi. Sejak tahun penetapan ini, pemerintah dan masyarakat mulai berusaha merintis dan mengembangkan perkampungan tersebut sebagai kawasan cagar budaya yang layak dikunjungi oleh para wisatawan setelah persiapan dirasa cukup, padah tahun 2004, Setu Babakan diresmikan oleh Gubernur DKI Jakarta, Sutiyoso, sebagai kawasan cagar budaya betawi. Sebelum itu, perkampungan Setu Babakan juga merupakan salah satu obyek yang dipilih pacific Asia Travel Association ( PATA ) sebagai tempat kunjungan wisata bagi peserta konferensi PATA di Jakarta pada bulan Oktober 2002.
Perkampungan betawi setu babakan ini memiliki luas 289 H yang sebelumnya memiliki luas lahan 165 H dan memiliki Zona inti 400 M. Dengan luas lahan 289 H yang ditetapkan oleh Perda No. 3 Tahun 2005 Setu Babakan memiliki 3 potensi wisata yaitu wisata budaya, wisata Air, dan Wisata Agro. Lalu, sebelum setu babakan ditetapkan di daerah srengseng sawah ( Jakarta Selatan ) tokoh Betawi meminta usul kepada Badan Musyawarah ( BASMUS ) Betawi untuk membuat perkampungan betawi. Terdapat 5 tempat tersebar di wilayah DKI yang diusulkan oleh basmus diantaranya :
1. Condet ( Jakarta Timur )
2. Rorotan ( Jakarta Utara )
3. Jakarta Pusat
4. Jakarta Barat
5. Srengseng sawah ( Jakarta Selatan )
Cagar budaya betawi Setu Babakan ditetapkan di daerah srengseng sawah. Karena, masyarakatnya mayoritas orang betawi. Di Setu Babakan terdapat tanaman-tanaman asli budaya betawi diantaranya Jamblang, Pohon Buni, Pohon Gohok, Kecapi, dan Robi-robi. Pemerintahla membangun Setu Babakan memiliki bebapa fungsi diantaranya :
1. Sebagai saran pemukiman
2. Sebagai sarana Ibadah
3. Sebagai sarana Informasi
4. Sebagai sarana Pelesatarian & Pengembangan
5. Sebagai sarana Penelitian
6. Sebagai sarana Pariwisata
3
Terdapat tiga potensi wisata yang berada di Perkampungan Cagar Budaya Betawi Setu Babakan. Yaitu :
A. Wisata Budaya
Wisata Budaya adalah suatu kegiatan sebagai upaya menumbuhkan kembali nilai-nilai tradisional yang dikemas sehingga layak tampil, layak tonton dan layak jual. Wisata budaya yang dapat dinikmati langsung adalah :
1. Pergelaran Seni Musik, Tari dan Teater Tradisional di arena teater terbuka.
2. Pelatihan Seni Tari, Musik dan Teater Tradisional bagi anak-anal dan remaja.
Atraksi wisata diperkampungan budaya betawi dan prosesi budaya ( Upacara pernikahan, Sunatan, Qhatam Al-Qur'an, Nujuh bulanan, Injak Tanah, Ngaderes, dll )
-Latihan Silat Betawi setiap malam Jum'at
Hasil industri rumah tangga seperti ( souvenir, bir petok, Jus Belimbing, Kerak telor, laksa, toge goreng, gado-gado, soto, Ikan perak, dodol, geplak, wajik rangi, rengginang, tape uli, lapis talam, onde-onde, dll.
-Aktifitas traadisional masyarakat betawi seperti : Bercocok tanam, menjala dan memancing ikan, budi daya ikan air tawar.
B. Wisata Air
Wisata air adalah upaya meningkatkan daya tarik wisata dari aspek olahraga air yang mampu menarik wisatawan. Dua buah setu yang dimiliki oleh perkampungan budaya betawi, yaitu:
Setu babakan dan Setu Mangga Bolong telah menjadikan perkampungan budaya betawi sebagai temopat wisata yang dapat dinikmati saat ini adalah sepeda air, olahraga kono dan memancing.
C. Wisata Agro
Wisata Agro adalah suatu bentuk kegiatan pariwisata yang memanfaatkan usaha pertanian sebagai obyek wisata dengan tujuan rekreasi, keperluan ilmu pengetahuan, memperkaya pengalaman dan memberikan peluang usaha dibidang pertanian. yang menjadi daya tarik dan keunikan wisata agro di perkampungan budaya betawi adalah lokasi pertanian tidak berada khusus, melainkan berada diperkarangan dan dihalaman rumah-rumah penduduk, sehingga bila musim tiba, harumnya aneka buah khas betawi dapat menggiurkan para wisatawan untuk singgah di rumah-rumah penduduk dan biasanya tuan rumah akan segera menyapa wisatawan dan bergegas memetik buah untuk diberikan kepada wisatawan sebagai tanda hormat.
4
B. Kegiatan Observasi
Kunjungan observasi meliputi tiga aspek kegiatan, yaitu :
1. Proses pembuatan makanan khas betawi " Kembang Goyang "
2. Proses pembuatan batik
3. Proses pembuatan Ondel-ondel
ketiga proses tersebut dilakukan oleh mahasiswa-mahasiswi kelas B PGSD FIP UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA 2015
1. Proses pembuatan makanan khas Betawi " Kembang Goyang "
Kembang goyang adalah jajanan kuno yang hingga saat ini masih digemari masyarakat. Nama " Kembang Goyang" berasal dari bentuknya yang menyerupai kelopak kembang dan proses pembuatannya di goyang-goyang hingga adonan terlepas dari cetakan. Kembang goyang ini terbuat dari bahan dasar tepung beras atau tepung ketan. Seiring perkembangan, kue ini pun mengalami penambahan varian rasa.
Proses pembuatan kembang goyang.
Bahan-bahan yang diperlukan :
1. 100gr gula halus
2. Tepung beras 250gr
3. 400ml Santan Kelapa
4. 1 sdt garam
5. 3 butir telur ayam
6. Mentega
7. Minyak goreng secukupnya
8. Air mineral secukupnyaa
Cara pembuatan kue kembang goyang :
1. Kocok telur dan gula halus dengan menggunakan mixer tangan / mixer listrik hingga mengembang.
2. Masukkan tepung beras diaduk hingga rata
3. Tambahkan garam lalu tuang santan kedalamnya lalu dikocok hingga adonan tidak terlalu kental dan tidak terlalu cair
4. Panaskan minya dalam jumlah banyak diatas api yang sedang
5. Celupkan cetakan kedalam adonan kue kembang goyang lalu goreng dengan cara menggoyang-goyangkan cetakan sampai adonan terlepas
6. Tunggu hingga adonan berwarna kuning kecoklatan dan matang, angkat lalu tiriskan
7. Kue Kembang goyang siap disajikan.
5
2. Proses pembuatan Batik
Setelah selesai melakukan poses pembuatan kue kembang goyang. Tahap selanjutnya adalah proses pembuatan batik. Proses pembuatan batik ini dilakukan ditempat yang terbuka. Pembuatan batik ini dilakukan dengan 2 media. Yaitu, media tulis yang menggunakan alat canting dan malam yang sudah dipanaskan proses ini disebut dengan proses batik tulis. Media yang kedua yaitu menggunakan media batik siap cetak. Pembuatan alat batik cetak ini membutuhkan kurang lebih 3 minggu jika corak dan motifnya tidak terlalu rumit dan membutuhkan waktu 1 bulan untuk corak yang rumit.
Pembuatan batik tulis dan batik cetak ini, jika sudah ditulis atau dicetak lalu dijemur atau dikeringkan terlebih dahulu. Pembuatan batik tulis membutuhkan sketsa terlebih dahulu untuk membuatnya. Setelah mahasiswa-mahasiswi UNJ telah diajarkan untuk pembuatan batik. Lalu, kami diperizinkan untuk membatik oleh bang Roni.
Proses membatik menggunakan media canting dan malam :
1. Siapkan celemek, canting, dan malama
2. Lalu kenakan celemek ke tubuh kita
3. Siapkan kain yang sudah diberi sketsa
4. Lalu celupkan canting ke dalam wajan yang sudah siap malam yang sudah panas
5. Kemudian, canting yang sudah dicelup lalu ditulis diatas kain yang sudah disketsa
3. Proses pembuatan Ondel-ondel
Ondel-ondel adalah bentuk pertunjukkan rakyat betawi yang sering ditampilkan dalam pesta-pesta rakyat. Ondel-ondel yang berupa boneka besar itu tingginya sekitar 2.5 meter dengan garis tengah kurang lebih 80 cm. Ondel-ondel mempunyai fungsi sebagai pengusir makhluk halus dan pengusir bala.
Proses pembuatan ondel-ondel:
Alat dan bahan"
1. Shutlecock ( kok )
2. Gunting
3. Pernak - pernik
4. Lem kertas
5. Kain perca yang sudah digunting kecil
6. Stick ice cream
7. Spidol warna merah & hitam
Cara pembuatan Ondel-ondel
Siapkan kain perca yang sudah digunting kecil-kecil. Lalu, lilitkan kain perca tersebut pada shutlecock dan letakkan kain terbut dengan lem kertas secukupnya. lalu, ujung kepala shutlecock diberi pernak-pernik
setelah selesai diberi pernak-pernik, lalu digambar wajah pada bagian kepala kok dengan menggunakan media spidol hitam dan merah.
6
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil kegiatan laporan kunjugan ke perkampungan cagar budaya betawi setu babakan dapat disimpulkan bahwa mahasiswa-mahasiswi dapat mengetahui langsung tentang setu babakan dan budaya betawi. Sebagai generasi muda Indonesia harus melestarika budaya betawi agar tetap eksis dan tidak tertinggal oleh zaman atau terpengaruh oleh globalisasi. Di setu babakan sebagai sarana pariwisata tetapi dapat juga dijadikan sebagai sarana edukasi.
B. Saran
Agar budaya betawi tetap eksi dan tidak luntur harus dilestarikan budaya betawi ini dan kita dapat mengeksplor budaya betawi ini melalui teknologi. Khususnya melalui media sosial. Agar masyarakat lebih paham dan mengetahui tentang buday Betawi,
7
LAMPIRAN
Proses penyerahan plakat |
Bahan-bahan Kembang goyang |
Bahan-bahan kembang goyang |
Proses batik cetak |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar