Diana
Amelia (1815151182)
Kelas
B PGSD 2015
Laporan
Observasi Cagar Budaya Setu Babakan
(Ditujukan untuk memenuhi mata kuliah Konsep
Dasar IPS)
Dosen: Dr. Ajat Sudrajat, M.Pd
Disusun oleh:
Diana Amelia ( 1815151182 )
Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Jakarta
Tahun 2015
KATA
PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan
kepada Allah SWT karena berkat limpahan rahmat dan hidayah-Nyalah penulis dapat
menyelesaikan laporan Oservasi cagar budaya betawi setubabakan.. Makalah ini
merupakan makalah yang dibuat sebagai salah satu tugas mata kuliah Konsep Dasar IPS di jurusan
Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri
Jakarta Selain itu penyusunan Laporan observasi cagar Budaya Setubabakan
ini berdasarkan dari data yang telah diperoleh secara langsung baik dalam bentuk
praktik, dan wawancara selama melakukan kunjungan tersebut.
Berkat dukungan dan bantuan dalam
penyusunan laporan observasi ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada: :
1. Bapak Dr. Ajat Sudrajat, M.Pd selaku
dosen pembimbing yang telah memberikan kesempatan kunjungan observasi ini.
2. Bapak Jahrudin selaku pengelola setubabakan.
3. Bang Roni, selaku pengarah selama kami
melaksanakan kunjungan.
4.
Pihak-pihak terkait yang telah membantu kegiatan sehingga dapat terlaksana
dengan lancar dan baik.
Demikian kata pengantar ini penulis
sampaikan dan penulis menyadari Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena
itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi
sempurnanya makalah ini agar nantinya bermanfaat bagi penulis dan pembaca.
Jakarta, 21 Desember 2015
Diana Amelia
Daftar Isi
KATA PENGANTAR……………………………………………………………………i
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………..ii
BAB I………………………………………………………………………………….......1
PENDAHULUAN………………………………………………………………………...1
A. Latar
Belakang…………………………………………………………………………….1
B. Tujuan
Observasi………………………………………………………………………….2
C. Manfaat
Observasi………………………………………………………………………..2
D. Pelaksanaan
Observasi……………………………………………………………………2
E. Rumusan
Masalah…………………………………………………………………………2
F. Tujuan
Masalah……………………………………………………………………………2
BAB
II…………………………………………………………………………………………..3
PEMBAHASAN………………………………………………………………………………..3
A. Profil perkampungan Budaya
Betawi………………………………………………….3
B. Sejarah Berdirinya
Setubabakan………………………………………………………4
C. Fungsi, tujuan dan potensi wisata
setubabakan………………………………………..5-6
D. Kegiatan pembukaan dan penyerahan
plakat……………………………….………….7
E. Membuat kembang
goyang…………………………………………………………..8-9
F. Membuat kerajinan batik tulis
betawi……………………………………………..10-12
G. Membuat ondel- ondel
mini…………………………………………………………..13
BAB
III……………………………………………………………………………………….14
PENUTUP……………………………………………………………………………………14
A. Kesimpulan…………………………………………………………………………..14
B. Saran
………………………………………………………………………………....14
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Budaya Betawi merupakan percampuran adat dan
budaya dari beragam etnis. Dari percampuran itulah muncul kesenian serta
kebudayaan yang menjadi ciri khas Suku Betawi, seperti dalam bidang seni musik,
bahasa, seni tari, seni teater, dan seni bela diri. Kesenian
dan kebudayaan yang khas tersebut, seharusnya dapat dikenal di kalangan masyarakat
luas. Mengingat pusat Suku Betawi berada di ibu kota Negara, sehingga tantangan yang dihadapi
bukan hanya dengan budaya nasional juga, tapi juga internasional..
Namun pada kenyataannya, masih ada masyarakat
yang cenderung melupakan, bahkan tidak mengetahui kesenian dan kebudayaan
sukunya sendiri. Ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain
kurangnya perhatian dan kepedulian mereka terhadap kesenian serta kebudayaan
khas Betawi. Namun, tentu saja kesenian dan kebudayaan ini masih dapat di jaga
dan dilestarikan dengan cara mengenalkan hal tersebut kepada generasi penerus.
Kondisi demikian, setidaknya menjadi latar
belakang penulisan karya tulis ini, yakni untuk membantu mengenalkan kepada
masyarakat mengenai kebudayaan dan kesenian khas Suku Betawi yang salah satunya
terdapat di kawasan perkampungan betawi yaitu Setubabakan.
B.
Tujuan Observasi
Tujuan
dari dilakukan penelitian tentang Cagar budaya betawi yang bertempat di
Setubabakan kelurahan srengseng sawah kecamatan jagakarsa kota administrasi
Jakarta selatan yaitu :
1. Memenuhi tugas
mata kuliah Konsep Dasar IPS.
2.
Mengetahui dan Memperkenalkan kepada mahasiswa dan
masyarakat luas mengenai berbagai macam kebudayaan betawi dan karakteristik
masyarakat betawi yang berada dipusat ibukota seperti setubabakan
3. Agar masyarakat dan mahasiswa dapat ikut
dalam upaya pelestarian kebudayaan Betawi.
C. Manfaat Kunjungan
Dari Observasi
yang telah dilakukan ke lokasi Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan ini
diharapkan mahasiswa dapat mengetahui dan menambah wawasan lebih banyak lagi
mengenai keanekaragaman kebudayaan Betawi dan karakteristik penduduk asli
betawi.
D.
PELAKSANAAN OBSERVASI
Observasi
ini saya lakukan dengan keterangan sebagai berikut :
I. Lokasi
Observasi yaitu kawasan Perkampungan Budaya
Betawi Setu Babakan yang terletak di Kelurahan Serengseng Sawah, Kecamatan
Jagakarsa, Jakarta Selatan.
II.
Waktu Observasi sekitar pukul 09.30 WIB
sampai dengan 15.00 WIB , dilakukan pada Hari kamis, tanggal 17 Desember 2015
III. Cara
Kerja yaitu Saya melakukan pengamatan
langsung di Lapangan dan mengikuti
rangkaian acara seperti: membatik, membuat kembang goyang, dan membuat ondel-
ondel mini.
E. Rumusan
permasalahan
1. Bagaimana sejarah dan tujuan dari didirikannya cagar budaya
setubabakan ?
2.
Bagaimana kondisi dan potensi sumber daya cagar budaya setubabakan ?
3.
Bagaimana cara membuat salah satu makanan khas betawi kembang goyang serta
kerajinan batik dan miniature ondel – ondel ?
F. Tujuan
Masalah
1.
Mengetahui sejarah dan tujuan dari berdirinya cagar budaya betwai setubabakan.
2.
Mengetahui kondisi dan potensi sumber daya setubabakan.
3.
mengidentifikasi dan mengetahui pengolahan kembang goyang, kerajinan batik
betawi, dan miniature ondel- ondel.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Profil Perkampungan Budaya Betawi.
Kawasan
Perkampungan Budaya ini terletak di Kelurahan Srengseng Sawah, Kecamatan
Jagakarsa, Jakarta Selatan, yang berfungsi sebagai pusat Perkampungan Budaya Betawi
untuk menjaga warisan budaya Jakarta, yaitu budaya asli Betawi.
Diarea perkampungan budaya betawi
ini terdapat setubabakan atau danau babakan yang merupakan danau buatan dengan
luas 32 hektar. Setu Babakan ini merupakan kawasan perkampungan yang ditetapkan
Pemerintah Jakarta sebagai tempat pelestarian dan pengembangan budaya Betawi
secara berkesinambungan. Perkampungan ini merupakan salah satu objek wisata
yang menarik bagi wisatawan yang ingin menikmati suasana khas pedesaan atau
menyaksikan budaya Betawi asli secara langsung. Di perkampungan ini, masyarakat
Setu Babakan masih mempertahankan budaya dan cara hidup khas Betawi seperti
memancing, bercocok tanam, berdagang, membuat kerajinan tangan, dan membuat
makanan khas Betawi ,melakukan rutinitas keagamaan, menggunakan dialek betawi
dalam kesehariannya dan menghasilkan industri makanan khas betawi melalui cara
hidup inilah, mereka aktif menjaga lingkungan dan meningkatkan taraf hidupnya.
B. Sejarah Berdirinya Perkampungan
Budaya Betawi Setubabakan
Dalam
sejarahnya, penetapan Setu Babakan sebagai kawasan Cagar Budaya Betawi
sebenarnya sudah direncanakan sejak tahun 1996. Sebelum itu, Pemerintah DKI
Jakarta juga pernah berencana menetapkan kawasan Condet, Jakarta Timur, sebagai kawasan Cagar Budaya Betawi, namun
urung (batal) dilakukan karena seiring perjalanan waktu perkampungan tersebut
semakin luntur dari nuansa budaya Betawi-nya. Dari pengalaman ini, Pemerintah
DKI Jakarta kemudian merencanakan kawasan baru sebagai pengganti kawasan yang
sudah direncanakan tersebut. Melalui SK Gubernur No. 9 tahun 2000 dipilihlah
perkampungan Setu Babakan sebagai kawasan Cagar Budaya Betawi. Sejak tahun
penetapan ini, pemerintah dan masyarakat mulai berusaha melestarikan, merintis
dan mengembangkan perkampungan tersebut sebagai kawasan cagar budaya yang layak
didatangi oleh para wisatawan dometik maupun macanegara. Setelah persiapan
dirasa cukup, pada tahun 2004, Setu Babakan diresmikan oleh Gubernur DKI
Jakarta, sebagai kawasan Cagar Budaya Betawi.
Dan berdasarkan perda no 3 tahun 2005 kawasan setubabakan diperluas
zonanya menjadi 289 hektar yang awal peresmiaannya hanya 105 hektar dikarenakan
banyaknya potensi luar biasa dari aspek masyarakatnya dan alamnya.mendukung.
Ada 3 hal alasan pemerintah untuk menjadikan Perkampungan
Budaya Betawi di kawasan Setubabakan yaitu:
1.
Faktor Masyarakat
Sebagian
besar penduduknya adalah 60 persen orang asli Betawi yang sudah turun temurun
tinggal di daerah tersebut. Sedangkan sebagian kecil lainnya 40 persen adalah
para pendatang, seperti pendatang dari Jawa Barat, Jawa tengah, Kalimantan, dll
yang sudah tinggal lebih dari 30 tahun di daerah ini.
2. faktor Kultur
Karena di kawasan ini masyarakat betawi menjadi mayoritas,
maka kultur betawinya masih tejaga dengan baik dapat dilihat dari perilaku
masyarakat, prosesi adat, makanan yang dikonsumsi masyarakat dalam kehidupan
sehari- hari.
3. Faktor Alam
Di kawasan ini factor alam sangat menunjang kerena terdapat
2 setu atau 2 danau yaitu setubabakan dan setu mangga bolong yang tanpa dibuat
oleh manusia tetapi sudah tersedia secara alami. Disekeliling setu terdapat
pepohonan khas betawi seperti kecapi, pohon jamblang, rambutan rabiah,
belimbing, guni, gohok, lobi- lobi, melinjo, rending, dll.
C. Fungsi dan potensi perkampungan budaya betawi setubabakan
Fungsi dari Perkampungan Budaya
Betawi ada 6, yaitu:
1 Sebagai sarana ibadah
2 Sebagai sarana pemukiman atau tempat
tinggal
3 Sebagai sarana informasi
4 Sebagai sarana pelestarian dan
pengembangan
5 Sebagai sarana penelitian atau
observasi
6 Sebagai sarana pariwisata yang
berkarakteristik dan berkebudayaan betawi
Fungsi dari Setu ini bukan hanya untuk tempat melestarikan
kebudayaan betawi yang makin tergerus oleh zaman, tapi fungsi utamanya sebagai
penampung air resapan untuk selatan jakarta,
berdirinya setubabakan juga memiliki
2 tujuan yaitu:
1. Mengangkat harkat dan martabat
masyarakat betawi dan
2. Mengangkat perekonomian masyarakat
yang tinggal di kawasan perkampungan Betawi
Dari faktor-faktor dan fungsi
tersebut menjadikan setubabakan memiliki 3 konsep wisata, yaitu: Wisata Budaya,
Wisata Agro, dan Wisata Air.
Wisata Budaya
Para pengunjung dapat menikmati pergelaran seni musik ,tari, dan
teater tradisional diarena teater terbuka SetuBabakan dan prosesi budaya (
upacara pernikahan, sunatan, qatham qur’an, aqiqah nujuh bulanan serta silat
betawi yang diadakan setiap malam jum’at, injak tanah, ngarak pengantin sunat,
ngaderes dll. kegiatan ini bertujuan untuk menumbuhkan kembali nilai- nilai
tradisional yang , menjunjung tinggi nilai persaudaraan. Keseniannya berupa Lenong, Tari
Topeng, Tanjidor, Marawis, Gambang Kromong, tanjidor, Tari Lenggang Nyai, dan
Tari Narojeng.
Di
kanan kiri jalan utama, pengunjung juga dapat melihat rumah-rumah panggung
berarsitektur khas Betawi yang masih dipertahankan keasliannya, Wisata budaya
yang disajikan antara laim rumah-rumah khas Betawi yang dibagi menjadi 3 macam,
pertama rumah Betawi gudang atau kandang, kedua rumah Betawi Kebaya atau
Bapang, dan yang ketiga adalah rumah Joglo, hampir serupa dengan rumah khas
Yogyakarta.
Terdapat banyak kuliner dan penjaja
makanan khas Betawi seperti Kerak Telor, Toge Goreng, Arum Manis, Rujak Bebek,
Soto Betawi selendang mayang, gado-gado, pecak
gurame, ikan pecak, dodol, tape uli, lapis talam, onde- onde, bir pletok,
rengginang, toge goreng hingga laksa betawi. Akses menuju lokasi perkampungan
Setu Babakan pun relatif mudah, karena terdapat banyak kendaraan umum yang
melewati perkampungan ini.
Wisata Air
Setu Babakan menjadi lokasi yang tepat untuk menghabiskan waktu bersama keluarga dan juga tersedia wisata air yang dapat dinikmati , seperti sepeda air, bebek-bebekan, olahraga kano, memancing dan penyewaan sepeda bagi para pengunjung yang ingin berkeliling di sekeliling tepian Setu Babakan.
Wisata agro
Perkampungan Betwai
memiliki 2 Setu yaitu Setubabakan dan setumanggabolong.
|
Yang menjadi daya tarik
dan keunikan wisata agro diperkampungan budaya betawi adalah lokasi pertanian
tidak berada khusus, melainkan berada dipekarangan dan dihalaman rumah- rumah
penduduk. Sehingga bila musim buah tiba ranumnya aneka buah khas betawi dapat
menggiurkan para wisatawan untuk singgah di rumah- rumah penduduk dan biasanya
tuan rumah akan segera menyapa wisatawan dan bergegas memetik buah untuk
diberikan kepada wisatawan sebagai tanda hormat. Wisata agro ini bertujuan
untuk rekreasi, keperluan ilmu pengetahuan, memperkaya pengalaman, dan
memberikan peluang usaha dibidang pertanian.
D. Kegiatan Observasi
a. Pembukaan
Pemberian sambutan- sambutan
b. Penyerahan Plakat
E. Membuat Kembang Goyang
Terdapat berbagai
macam jenis makanan atau cemilan yang khas dari Nusantara, namun yang akan
dibuat kali ini adalah kue kembang goyang. Kue ini memang memiliki bentuk
seperti bunga sehingga dinamakan kue kembang goyang karena dalam bahasa jawa,
kembang berarti bunga dan kata goyang karena proses pembuatannya dengan cara
digoyang- goyangkan. Dalam Proses pembuatannya diarahkan oleh
Mpok Uyun sebagai salah satu pengurus kebudayaan Betawi.
Bahan- bahan:
1. 1 butir telur ayam
2. Mentega
3. Gula pasir
4. Garam
5. Tepung terigu
6. santan kelapa( kara)
7. Air putih
8. minyak goreng
|
Alat- alat:
1. Wajan penggorengan
2. Kompor
3. cetakan berbentuk bunga
4. 2 sumpit panjang dari bilah
bambu
|
Cara Membuat:
1.
Mencampurkan 1 butir telur ayam yang
telah dikocok dengan gula pasir,mentega dan garam hingga tercampur rata
2. Memasukkan tepung terigu secukupnya
dilakukan Secara perlahan sambil diaduk rata.
3.
Menuangkan santan kelapa dan air
putih kedalamnya sambil terus diaduk hingga adonan licin dan tercampur rata.
Adonan tidak boleh terlalu kental ataupun terlalu cair.
4. memanaskan minyak kedalam wajan
dalam jumlah banyak
5.
mencelupkan cetakan berbentuk
kembang goyang kedalam minyak yang telah dipanaskan untuk memanaskan cetakan
6.
kemudian setelah cetakan sudah
panas, lalu mencelupkan cetakan kedalam adonan kue kembang goyang tetapi tidak
sampai menutupi seluruh bagian permukaan cetakan dikarenakan adonan nantinya
akan sulit dilepaskan.
7.
memasukan cetakan
yang sudah berbalut adonan ke
dalam minyak dengan
cara digoyang-goyangkan hingga adonan terlepas
8. menunggu hingga adonan berwarna
kuning keemasan
9. Mengangkat dan mentiriskan kue
kembang goyang dengan 2 sumpit/ bilah bambu
10.
Kemudian kue kembang goyang siap
disajikan dan disimpan dalam toples/ wadah yang kedap udara.
F.
Membuat Kerajinan Batik Tulis Betawi
Pembuatan
Batik Betawi terdiri dari dua cara, yaitu Batik Tulis dan Batik Cap. Perbedaanya terdapat pada media yang
digunakan untuk membatik jika Batik tuliss. Semua proses dikerjakan dengan pemberian malam menggunakan
alat canting Sedangkan pada Batik cap digunakan
alat cap atau stempel yang telah terpola batik. Proses cap batik memakan waktu
yang lebih cepat dibandingkan dengan proses batik tulis, karena stempel
tersebut diceupkan ke dalam lilin panas, kemudian ditekan atau dicapkan pada
kain. sedangkan pada batik tulis pola tersebut harus dilukis titik demi titik
dengan canting.
Alat-
alat:
1. Canting tulis: untuk membatik di atas kain
Wajan
2.
Rak kompor: untuk tempat kompor
3.
wajan cap pada waktu membatik cap
4. Dingklik: untuk duduk pada
waktu membatik tulis
5. Scrap: untuk membersihkan lilin
yang menetes di lantai.
6. Kain untuk menutup bagian paha
ketika membatik
|
Bahan- bahan :
1.
Kain
2. Lilin atau
malam
|
Langkah langkah membatik:
1. Membuat motif yang ditulis denga pensil di atas kain
2. mencairkan malam dalam wajan ukuran kecil dengan api yang
sedang.
3.
Menorehkan malam menggunakan canting secara perlahan dengan mengikuti motif yang telah di gambar
pada kain
4. setelah
kering lalu di celupkan ke dalam air yang telahdi beri pewarna kain.
5. Jika proses pewarnaan dan pemberian malam selesai maka
dilunturkan dengan proses pemanasan/ perebusan kain.
6. Proses perebusan dilakukan dua kali yang terakhir
diberikan larutan khusus untuk mematikan warna yang menempel pada batik dan
menghindari kelunturan.
7. Setelah perebusan selesai, batik direndam air dingin dan
dijemur.
G.
Membuat Ondel Ondel Mini
Dalam
kunjungan kali ini kami mempraktikan secara langsung pembuatan miniature ondel-
ondel berikut bahan dan langkah kerja.:
Bahan yang
diperlukan:
1. Shuttlecock (1buah)
2. kain flanel atau perca warna merah dan hijau yang telah
dipotong
3. Pernak pernik
(untuk mahkota dan mata
imitasi)
4. Lem fox
5. Spidol merah dan hitam (untuk membuat
alis mata, hidung, mulut, dan kumis).
Langkah kerja :
1. Melilitkan
kain pada bagian bawah badan shuttlecock hingga bulu shuttlecock tertutup
kemudian lem
2.
Menempelkan potongan kain lainnya untuk
membuat kerah leher pada ondel-ondel dengan lem
3. Menempelkan potongan kain untuk
membuat baju dan kedua tangan ondel- ondel.
4.
Menempelkan hiasan kepala boneka dengan
menggunakan hiasan seperti mahkotadan pernak pernik mutiara yang
ujungnya berbentuk seperti jarum.
5. Menempelkan mata imitasi pada
wajah boneka
6. Membuat alis mata, hidung dengan
spidol merah dan hitam
7.
Langkah terakhir, agar terlihat rapi kemas ondel- indel dalam plastic bening
seperti gambar dibawah ini
BAB
III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
kesenian dan kebudayaan Suku Betawi
merupakan kebudayaan asli kota Jakarta yang kini hampir terancam keberadaannya dari kehidupan
masyarakat, hal ini disebabkan proses perkembangan globalisasi yang semakin pesat dan berdampak terhadap kebudayaan dan karakteristik masyarakat disekitarnya. Setubabakan sebagai salah satu cagar
budaya Betawi yang bertujuan untuk melestarikan kebudayaan Betawi, dan menjadi tempat potensi wisata
budaya di tengah kota
ibukota yang menjadi pusat perkembangan modernisasi, pusat pembauran sekaligus
menjadi pusat perubahan, sehingga mendapat tantangan ekstra besar dalam
pelestarian budaya betawi. Jika kita pelajari lebih mendalam mengenai
karakteristik kebudayaan betawi, kekayaan budaya betawi tidak kalah dengan
budaya luar dilihat dari berbagai aspek
seperti masayarakat, budaya, dan alam .
B. SARAN
Sebaiknya Budaya Betawi harus dijaga dan dipelihara untuk memastikan
bahwa eksistensi budaya Betawi masih dapat dipertahankan hingga sekarang dan
dimasa yang akan datang melalui upaya dari pemerintah dan masyarakat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar