LAPORAN
HASIL
KUNJUNGAN OBSERVASI
Diajukan Untuk
Memenuhi Salah Satu Tugas
Mata Kuliah
Konsep Dasar IPS
Dosen Pengampu :
Dr. Ajat Sudrajat, M.Pd
Disusun Oleh :
YOLANDA KUMALASARI
1815150936
KELAS B PGSD 2015
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum
wr.wb
Puji syukur saya panjatkan kehadirat
Tuhan yang Maha Esa karena telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga
saya dapat menyelesaikan Laporan Kunjungan Industri di Perkampungan Budaya
Betawi Setu Babakan Jakarta ini dengan baik. Penyusunan laporan kunjungan ini
berdasarkan data-data yang telah kami peroleh dari pihak-pihak pembimbing saat
melaksanakan kunjungan. Dalam penyusunan laporan ini, kami memperoleh banyak
bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu kami ingin mengucapkan terimakasih
kepada :
1. Bapak Dr. Ajat Sudrajat, M.Pd selaku
dosen pembimbing yang telah memberikan kesempatan kepada kami untuk melakukan
kunjungan ini.
2. Pihak Setu Babakan yang telah
memberi izin sehingga kami dapat berkunjung.
3. Bapak Jaharudin selaku Kasubag
Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan.
4. Bapak Sahroni selaku pengarah kami
berada disana.
5. Pihak panitia yang telah bekerja
keras sehingga dapat terlaksananya kunjungan.
6. Pihak-pihak yang tidak dapat saya
sebutkan, terimakasih atas bantuan dan doa restu yang berhubungan dengan
kegiatan kunjungan ini.
Saya menyadari bahwa
dalam penyusunan laporan ini masih banyak kekurangan, baik dari segi
penyusunan, bahasan, maupun penulisannya. Oleh karena itu, kami mengharapkan
kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan laporan ini.
Wassalamu’alaikum wr.wb
Jakarta,
20 Desember 2015
Yolanda
Kumalasari
Daftar Isi
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan Kegiatan Kunjungan
1.3 Tujuan Laporan
1.4 Manfaat Kunjungan
1.5 Lokasi dan
Waktu Observasi
BAB 2 PEMBAHASAN
2.1
Kebudayaan Betawi Setu Babakan
2.2
Proses Observasi Budaya
2.2.1
Membuat Kembang Goyang
2.2.2
Membuat Kerajinan Batik
Betawi
2.2.3
Membuat Miniatur Ondel-Ondel
BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Kesan dan Saran
3.3 Lampiran
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
LATAR BELAKANG
Pada saat melakukan kunjungan,
mahasiswa kelas B PGSD 2015 sedang mempelajari hal-hal yang berkaitan dengan
kebudayaan Betawi di Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan Jakarta melalui
mata kuliah Konsep Dasar IPS.
Dilakukannya kunjungan ini,
dimasksudkan untuk memperkenalkan mahasiswa terhadap kebudayaan masyarakat
Betawi terutama pada Era Globalisasi saat ini, yang sangat mempengaruhi
lunturnya unsur budaya Betawi di kehidupan masyarakat.
1.2
TUJUAN KEGIATAN KUNJUNGAN
Beberapa tujuan dari kunjungan ke Perkampungan Budaya
Betawi Setu Babakan Jakarta, yaitu :
1. Memperkenalkan dan memperluas
pengetahuan tentang Kebudayaan Betawi kepada mahasiswa.
2. Memberi informasi bagaimana cara
melestarikan Kebudayaan Betawi yang tidak hilang tertelan oleh kemajuan
teknologi.
1.3
TUJUAN LAPORAN
Laporan ini disusun bertujuan untuk memenuhi tugas mata
kuliah Konsep Dasar IPS sebagai dokumentasi kegiatan kunjungan ke Perkampungan
Budaya Betawi Setu Babakan, Jakarta Selatan.
1.4
MANFAAT KUNJUNGAN
Dengan dilaksanakannya kunjungan ke Kebudayaan Betawi
Setu Babakan, diharapkan agar mahasiswa dapat mengambil beberapa manfaat, yaitu
mahasiswa dapat lebih mengetahui keanekaragaman kebudayaan penduduk asli Betawi
dalam pemanfaatan potensi wisata di sekitar Setu Babakan, dan menumbuhkan rasa
cinta terhadap kebudayaan Indonesia terutama Kebudayaan Betawi sehingga
kebudayaan Indonesia akan tetap terlestarikan dan tidak hilang ditelan zaman.
1.5
LOKASI DAN WAKTU OBSERVASI
Observasi dilakukan pada hari Kamis, 17 Desember 2015
bertempat di Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan, Srengseng Sawah, Jakarta
Selatan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 KEBUDAYAAN BETAWI SETU BABAKAN
Perkampungan Budaya Betawi Setu
Babakan adalah suatu kawasan dengan komunitas yang tumbuh kembankan oleh budaya
yang meliputi gagasan dan karya. Perkampungan Budaya Betawi terletak di
Srengseng Sawah, kecamatan Jagakarsa, Jakarta Selatan, Indonesia. Fungsi utama
Setu Babakan adalah sebagai pusat perkampungan budaya betawi, yaitu budaya asli
betawi.
Perkampungan Budaya Betawi memiliki
enam fungsi, yaitu :
1. Sebagai sarana ibadah;
2. Sebagai sarana pemukiman;
3. Sebagai sarana informasi;
4. Sebagai sarana pelestarian dan
pengembangan;
5. Sebagai sarana penelitian; dan
6. Sebagai sarana pariwisata.
Perkampungan
Budaya Betawi juga memiliki dua tujuan, yaitu :
1. Mengangkat harkat dan martabat
masyarakat Betawi, maksudnya secara budaya ingin melestarikan dan mengembangkan
budaya Betawi secara keseluruhan.
2. Mengangkat perekonomian masyarakat
yang tinggal di kawasan perkampungan Betawi.
Penetapan Setu Babakan sebagai kawasan cagar budaya
Betawi sebenarnya sudah direncanakan sejak tahun 1996. Awalnya, pemerintah DKI
Jakarta berencana menetapkan kawasan Condet, Jakarta Timur sebagai kawasan
Cagar Budaya Betawi. Namun rencana tersebut tidak berjalan dengan baik karena
seiring berjalannya waktu.
Setelah kegagalan tersebut, Pemerintah DKI Jakarta
kemudian merencanakan kawasan baru sebagai pengganti kawasan yang sudah
direncanakan tersebut. Lalu pemerintah DKI Jakarta membuat 5 pilihan lokasi
untuk dijadikan kawasam Cagar Budaya Betawi, yaitu daerah Condet, Rarutan,
Srengseng, Kemayoran, dan Srengseng Sawah dengan mempertimbangkan 3 aspek yaitu
masyarakat, budaya, dan kultur/alam.
Akhirnya melalui acuan SK Gubernur no.92 tahun 2000,
dipilihlah Perkampungan Setu Babakan, Srengseng Sawah sebagai kawasan Cagar
Budaya Betawi. Sejak tahun penetapan ini, pemerintah dan masyarakat mulai
berusaha merintis dan mengembangkan perkampungan tersebut sebagai kawasan cagar
budaya yang layak didatangi oleh para wisatawan. Pada pertengahan Oktober 2000,
perkampungan tersebut mulai dibangun dan pada tahun 2001 Setu Babakan
diresmikan oleh Gubernut DKI Jakarta yang pada saat itu Pak Sutiyoso sebagai
kawasan Cagar Budaya Betawi.
Perkampungan Setu Babakan merupakan kawasan pedesaan yang
lingkungan alam dan budayanya masih terjaga. Wisatawan yang berkunjung ke
kawasan cagar budaya betawi ini akan melihat pepohonan rindang yang akan
menambah suasana sejuk dan tenang ketika memasukinya. Pepohonan di Setu Babakan
merupakan tanaman-tanaman khas Betawi, seperti belimbing, mengkudu, kecapi,
jengkol, rambutan, dan lain-lain. Di Setu Babakan pengunjung juga dapat melihat
rumah-rumah berarsitektur khas Betawi yang masih dipertahankan keasliannya
meskipun sudah ada beberapa rumah adat Betawi modern.
Perkampungan Budaya Betawi memiliki potensi dan daya tarik
yang luar biasa, karena hanya di perkampungan budaya betawi ini wisatawan dapat
menikmati tiga objek wisata sekaligus, seperti :
1. Wisata Budaya
-
Pelatihan dan pagelaran Seni Musik, Tari dan Teater
Tradisional.
-
Atraksi dan Prosesi Budaya (Silat Betawi).
-
Hasil industri rumah tangga seperti Souvenir, bir pletok,
kerak telur, dll.
2. Wisata Air
Perkampungan Budaya Betawi
memiliki dua buah Setu, yaitu Setu Babakan dan Setu Mangga Bolong. Kedua Setu
ini telah menjadikan Perkampungan Budaya Betawi sebagai tempat wisata yang
paling menarik dan menjanjikan.
3. Wisata Agro
Yang menjadi daya tarik dan
keunikan wisata agro di Perkampungan Budaya Betawi yaitu lokasi pertanian tidak
berada khusus, melainkan berada di perkarangan dan di halaman rumah-rumah
penduduk.
Yang baru dari Setu Babakan adalah telah dibangunnya dua
jembatan gantung, sehingga pengunjung dapat menyinggahi pulau buatan di tengah
Setu Babakan. Pulau buatan tersebut adalah pulau yang bertemakan Betawi, di
pulau tersebut akan dipenuhi oleh kebudayaan Betawi yang benar-benar asli tanpa
nuansa modern, seperti rumah adat Betawi asli yang dipergunakan masyarakat
Betawi pada masanya.
2.2
PROSES OBSERVASI BUDAYA
Dalam kesempatan kali ini kami mahasiswa UNJ Kelas B PGSD
2015 berkesempatan mengunjungi Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan ini
dengan tujuan menumbuhkan rasa cinta terhadap kebudayaan Indonesia, dan
mempelajari kebudayaan serta mengenal lebih dalam keseharian masyarakat Betawi
yang berada di sekitar Setu Babakan, sangat menarik sekali apabila berkunjung
ke tempat budaya Betawi, mengingat Betawi adalah budaya khas Ibu Kota.
Mengikuti alur yang telah ditetapkan, kami mempelajari
kebudayan Betawi dari makanannya, sumber kreativitasnya, dan lain-lain. Tidak
semua objek kami ikuti dalam observasi ini, karena hanya beberapa kegiatan
saja. Beberapa kegiatan yang kami ikuti dan teliti sebagai berikut :
2.2.1
MEMBUAT KEMBANG GOYANG
Kembang Goyang adalah jajanan khas
Betawi yang berasal dari kata kembang dan goyang. Menggunakan kata kembang
karena cetakannya yang berbentuk kembang atau seperti bunga, dan menggunakan
kata goyang karena proses penggorengannya dengan cara digoyangkan. Proses
pembuatan saat di Setu Babakan dibimbing oleh salah satu pengurus kebudayaan
Betawi yatiu Mpok Uyon.
Bahan-bahan yang diperlukan :
1. Telur
2. Mentega
3. Gula Pasir
4. Garam
5. Tepung Terigu
6. Santan Kelapa
7. Air Putih
8. Minyak Goreng
9. Tepung Beras
Alat-alat yang digunakan :
1. Wajan
2. Kompor gas
3. Cetakan khusus yang dapat
ditemukan di pasar tradisional.
4. Mangkok/Baskom kecil
Cara Pembuatan :
1. Campur semua bahan sesuai
kebutuhan.
2. Bahan-bahan yang telah dicampurkan
tersebut, diaduk hingga tercampur rata dan licin. Adonan tidak boleh terlalu
kental dan tidak boleh terlalu cair.
3. Panaskan minyak dengan jumlah yang
banyak, dan panaskan juga cetakan kembang goyang dengan cara dimasukkan ke
dalam wajan yang berisi minyak.
4. Setelah cetakan mulai panas,
masukkan cetakan ke dalam adonan tetapi tidak ditenggelamkan karena akan
mengakibatkan adonan sulit dilepas.
5. Masukkan cetakan yang sudah
bersalut adonan ke dalam minyak, tetapi jangan sampai menyentuh dasar wajan.
6. Kemudian goyangkan cetakan hingga
adonan terlepas.
7. Setelah itu, gorang adonan hingga adonan
berwarna keemasan, lalu segera angkat dan tiriskan.
8. Kembang goyang siap disajikan.
2.2.2
MEMBUAT KERAJINAN BATIK BETAWI
Kerajinan batik tulis merupakan contoh dari kesenian
Betawi, dengan corak dan motif tak lepas dari budaya yang berkembang disana.
1. Kain Mori
2. Pensil Canting
3. Gawangan
4. Lilin Cair
5. Panci Kecil
6. Kompor Kecil
7. Larutan Pewarna
Cara membuat batik tulis Betawi :
1. Gunakan pensil biasa untuk
mendesain pola batik yang disebut molani.
2. Lalu lukis pola dengan lilin air
menggunakan canting.
3. Tahap selanjutnya yaitu dengan
mencelupkan kain ke dalam larutan pewarna tertentu.
4. Jemur kain yang telah dicelupkan
tadi.
5. Selanjutnya ada proses ngolorot,
yaitu perebusan kain yang telah diberi warna ke dalam air panas, tujuannya
yaitu untuk menghilangkan lapisan lilin sehingga motif yang telah digambarkan
terlihat jelas.
6. Cuci kembali kain tersebut hingga
bersih dan jemur.
2.2.3
MEMBUAT MINIATUR ONDEL-ONDEL
Miniatur ondel-ondel merupakan kesenian betawi. Dahulu
membuatnya membutuhkan waktu dan ritual tertentu untuk mengusir hantu, menolak
bala, dan sebagainya. Di perkampungan ini dapat merasakan bagaimana cara
membuat ondel-ondel mini dengan cara sebagai berikut :
1.
Shuttle cock bekas
2.
Kain Flanel
3.
Manik-manik
4.
Mata-mataan
5.
Lem Fok
6.
Spidol
7.
Gunting
Cara pembuatan miniatur ondel-ondel :
1. Rekatkan kain sesuai pada
lingkaran shuttle cock untuk membentuk baju ondel-ondel dengan menggunakan lem
fok, lalu gunting sisa bahannya agar terlihat rapi.
2. Gunakan kain flannel untuk membuat
rambut ondel-ondel dengan bentuk segitiga.
3. Buatlah mahkota ondel-ondel dengan
warna merah lalu rekatkan di atas kepalanya.
4. Temple mata-mataan pada
ondel-ondel.
5. Gambar hidung dan mulutnya dengan
menggunakan spidol.
6. Tambahkan selendang yang terbuat
dari kertas bertulikan “ondel-ondel”.
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Jakarta merupakan kota asli dari masyarakat Betawi yang
sekarang Jakarta menjadi kota metropolitan semakin kesini semakin modern. Masih
banyak masyarakat Jakarta yang tidak mengenali secara rinci tentang kebudayaan
yang dimiliki Betawi. Cagar Budaya Setu Babakan bertujuan untuk terus
melestarikan dan mengajak masyarakat untuk ikut serta dalam menjaga kebudayaan
yang dimiliki Betawi yang hamper luntur di makan perkembangan zaman.
3.2
Kesan dan Saran
Setelah saya mengikuti semua
kegiatan acara yang ada di dalam observasi ini, saya merasa sangat terkesan dan
takjub dengan seluruh masyarakat maupun petugas-petugas yan mengelola kampong
budaya betawi ini. Mereka bersama-sama berusaha mengembangkan dan melestarikan
kebudayaan yang dimiliki Betawi di tengah zaman Globalisasi ini.
Maka dari itu, marilah kita
sebagai generasi muda, generasi penerus bangsa yang kita cintai ini yaitu
bangsa Indonesia. Dan mari kita lestarikan dan kembangkan kebudayaan-kebudayaan
yang dimiliki bangsa kita ini agar tidak punah di makan oleh zaman.
3.3
Lampiran
B. Pemberian Plakat kepada Bapak Jaharudin selaku Kasubag
Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan yang diserahkan oleh Bapak Dr. Ajat
Sudrajat, M.Pd selaku dosen pembimbing
C. Pemberian plakat kepada Bapak Dr. Ajat Sudrajat, M.Pd selaku
dosen pembimbing yang diserahkan oleh Rahmadi Islamiyanto selaku ketua
pelaksana
D. Foto Mahasiswa/I Kelas B PGSD UNJ
dengan Bapak Drs.Ajat Sudrajat, M.Pd, Bapak Jaharudin, dan Bapak Sahroni
DAFTAR PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar