Minggu, 27 Desember 2015

YOLANDA KUMALASARI 1815150936



LAPORAN
HASIL KUNJUNGAN OBSERVASI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas
Mata Kuliah Konsep Dasar IPS

Dosen Pengampu :
Dr. Ajat Sudrajat, M.Pd
 
Disusun Oleh :
YOLANDA KUMALASARI
1815150936

KELAS B PGSD 2015
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA


KATA PENGANTAR

  Assalamu’alaikum wr.wb

            Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan Laporan Kunjungan Industri di Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan Jakarta ini dengan baik. Penyusunan laporan kunjungan ini berdasarkan data-data yang telah kami peroleh dari pihak-pihak pembimbing saat melaksanakan kunjungan. Dalam penyusunan laporan ini, kami memperoleh banyak bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu kami ingin mengucapkan terimakasih kepada :
1.      Bapak Dr. Ajat Sudrajat, M.Pd selaku dosen pembimbing yang telah memberikan kesempatan kepada kami untuk melakukan kunjungan ini.
2.      Pihak Setu Babakan yang telah memberi izin sehingga kami dapat berkunjung.
3.      Bapak Jaharudin selaku Kasubag Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan.
4.      Bapak Sahroni selaku pengarah kami berada disana.
5.      Pihak panitia yang telah bekerja keras sehingga dapat terlaksananya kunjungan.
6.      Pihak-pihak yang tidak dapat saya sebutkan, terimakasih atas bantuan dan doa restu yang berhubungan dengan kegiatan kunjungan ini.
Saya  menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih banyak kekurangan, baik dari segi penyusunan, bahasan, maupun penulisannya. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan laporan ini.
                                                                            
Wassalamu’alaikum wr.wb
Jakarta, 20 Desember 2015


Yolanda Kumalasari



Daftar Isi

Kata Pengantar
Daftar Isi

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
1.2  Tujuan Kegiatan Kunjungan
1.3  Tujuan Laporan
1.4  Manfaat Kunjungan
1.5  Lokasi dan Waktu Observasi

BAB 2 PEMBAHASAN
2.1  Kebudayaan Betawi Setu Babakan
2.2  Proses Observasi Budaya
2.2.1        Membuat Kembang Goyang
2.2.2        Membuat Kerajinan Batik Betawi
2.2.3        Membuat Miniatur Ondel-Ondel

BAB 3 PENUTUP
3.1  Kesimpulan
3.2  Kesan dan Saran
3.3  Lampiran

Daftar  Pustaka



BAB I
PENDAHULUAN

1.1         LATAR BELAKANG
Pada saat melakukan kunjungan, mahasiswa kelas B PGSD 2015 sedang mempelajari hal-hal yang berkaitan dengan kebudayaan Betawi di Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan Jakarta melalui mata kuliah Konsep Dasar IPS.
Dilakukannya kunjungan ini, dimasksudkan untuk memperkenalkan mahasiswa terhadap kebudayaan masyarakat Betawi terutama pada Era Globalisasi saat ini, yang sangat mempengaruhi lunturnya unsur budaya Betawi di kehidupan masyarakat.

1.2         TUJUAN KEGIATAN KUNJUNGAN
Beberapa tujuan dari kunjungan ke Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan Jakarta, yaitu :
1.      Memperkenalkan dan memperluas pengetahuan tentang Kebudayaan Betawi kepada mahasiswa.
2.      Memberi informasi bagaimana cara melestarikan Kebudayaan Betawi yang tidak hilang tertelan oleh kemajuan teknologi.

1.3         TUJUAN LAPORAN
Laporan ini disusun bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Konsep Dasar IPS sebagai dokumentasi kegiatan kunjungan ke Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan, Jakarta Selatan.

1.4         MANFAAT KUNJUNGAN
Dengan dilaksanakannya kunjungan ke Kebudayaan Betawi Setu Babakan, diharapkan agar mahasiswa dapat mengambil beberapa manfaat, yaitu mahasiswa dapat lebih mengetahui keanekaragaman kebudayaan penduduk asli Betawi dalam pemanfaatan potensi wisata di sekitar Setu Babakan, dan menumbuhkan rasa cinta terhadap kebudayaan Indonesia terutama Kebudayaan Betawi sehingga kebudayaan Indonesia akan tetap terlestarikan dan tidak hilang ditelan zaman.

1.5         LOKASI DAN WAKTU OBSERVASI
Observasi dilakukan pada hari Kamis, 17 Desember 2015 bertempat di Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan, Srengseng Sawah, Jakarta Selatan.


BAB II
PEMBAHASAN

2.1     KEBUDAYAAN BETAWI SETU BABAKAN
            Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan adalah suatu kawasan dengan komunitas yang tumbuh kembankan oleh budaya yang meliputi gagasan dan karya. Perkampungan Budaya Betawi terletak di Srengseng Sawah, kecamatan Jagakarsa, Jakarta Selatan, Indonesia. Fungsi utama Setu Babakan adalah sebagai pusat perkampungan budaya betawi, yaitu budaya asli betawi.
            Perkampungan Budaya Betawi memiliki enam fungsi, yaitu :
1.      Sebagai sarana ibadah;
2.      Sebagai sarana pemukiman;
3.      Sebagai sarana informasi;
4.      Sebagai sarana pelestarian dan pengembangan;
5.      Sebagai sarana penelitian; dan
6.      Sebagai sarana pariwisata.
Perkampungan Budaya Betawi juga memiliki dua tujuan, yaitu :
1.      Mengangkat harkat dan martabat masyarakat Betawi, maksudnya secara budaya ingin melestarikan dan mengembangkan budaya Betawi secara keseluruhan.
2.      Mengangkat perekonomian masyarakat yang tinggal di kawasan perkampungan Betawi.
Penetapan Setu Babakan sebagai kawasan cagar budaya Betawi sebenarnya sudah direncanakan sejak tahun 1996. Awalnya, pemerintah DKI Jakarta berencana menetapkan kawasan Condet, Jakarta Timur sebagai kawasan Cagar Budaya Betawi. Namun rencana tersebut tidak berjalan dengan baik karena seiring berjalannya waktu.
Setelah kegagalan tersebut, Pemerintah DKI Jakarta kemudian merencanakan kawasan baru sebagai pengganti kawasan yang sudah direncanakan tersebut. Lalu pemerintah DKI Jakarta membuat 5 pilihan lokasi untuk dijadikan kawasam Cagar Budaya Betawi, yaitu daerah Condet, Rarutan, Srengseng, Kemayoran, dan Srengseng Sawah dengan mempertimbangkan 3 aspek yaitu masyarakat, budaya, dan kultur/alam.
Akhirnya melalui acuan SK Gubernur no.92 tahun 2000, dipilihlah Perkampungan Setu Babakan, Srengseng Sawah sebagai kawasan Cagar Budaya Betawi. Sejak tahun penetapan ini, pemerintah dan masyarakat mulai berusaha merintis dan mengembangkan perkampungan tersebut sebagai kawasan cagar budaya yang layak didatangi oleh para wisatawan. Pada pertengahan Oktober 2000, perkampungan tersebut mulai dibangun dan pada tahun 2001 Setu Babakan diresmikan oleh Gubernut DKI Jakarta yang pada saat itu Pak Sutiyoso sebagai kawasan Cagar Budaya Betawi.
Perkampungan Setu Babakan merupakan kawasan pedesaan yang lingkungan alam dan budayanya masih terjaga. Wisatawan yang berkunjung ke kawasan cagar budaya betawi ini akan melihat pepohonan rindang yang akan menambah suasana sejuk dan tenang ketika memasukinya. Pepohonan di Setu Babakan merupakan tanaman-tanaman khas Betawi, seperti belimbing, mengkudu, kecapi, jengkol, rambutan, dan lain-lain. Di Setu Babakan pengunjung juga dapat melihat rumah-rumah berarsitektur khas Betawi yang masih dipertahankan keasliannya meskipun sudah ada beberapa rumah adat Betawi modern.
Perkampungan Budaya Betawi memiliki potensi dan daya tarik yang luar biasa, karena hanya di perkampungan budaya betawi ini wisatawan dapat menikmati tiga objek wisata sekaligus, seperti :
1.      Wisata Budaya
-          Pelatihan dan pagelaran Seni Musik, Tari dan Teater Tradisional.
-          Atraksi dan Prosesi Budaya (Silat Betawi).
-          Hasil industri rumah tangga seperti Souvenir, bir pletok, kerak telur, dll.

2.      Wisata Air
Perkampungan Budaya Betawi memiliki dua buah Setu, yaitu Setu Babakan dan Setu Mangga Bolong. Kedua Setu ini telah menjadikan Perkampungan Budaya Betawi sebagai tempat wisata yang paling menarik dan menjanjikan.

3.      Wisata Agro
Yang menjadi daya tarik dan keunikan wisata agro di Perkampungan Budaya Betawi yaitu lokasi pertanian tidak berada khusus, melainkan berada di perkarangan dan di halaman rumah-rumah penduduk.

Yang baru dari Setu Babakan adalah telah dibangunnya dua jembatan gantung, sehingga pengunjung dapat menyinggahi pulau buatan di tengah Setu Babakan. Pulau buatan tersebut adalah pulau yang bertemakan Betawi, di pulau tersebut akan dipenuhi oleh kebudayaan Betawi yang benar-benar asli tanpa nuansa modern, seperti rumah adat Betawi asli yang dipergunakan masyarakat Betawi pada masanya.

2.2         PROSES OBSERVASI BUDAYA
Dalam kesempatan kali ini kami mahasiswa UNJ Kelas B PGSD 2015 berkesempatan mengunjungi Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan ini dengan tujuan menumbuhkan rasa cinta terhadap kebudayaan Indonesia, dan mempelajari kebudayaan serta mengenal lebih dalam keseharian masyarakat Betawi yang berada di sekitar Setu Babakan, sangat menarik sekali apabila berkunjung ke tempat budaya Betawi, mengingat Betawi adalah budaya khas Ibu Kota.
Mengikuti alur yang telah ditetapkan, kami mempelajari kebudayan Betawi dari makanannya, sumber kreativitasnya, dan lain-lain. Tidak semua objek kami ikuti dalam observasi ini, karena hanya beberapa kegiatan saja. Beberapa kegiatan yang kami ikuti dan teliti sebagai berikut :

2.2.1           MEMBUAT KEMBANG GOYANG
 
Kembang Goyang adalah jajanan khas Betawi yang berasal dari kata kembang dan goyang. Menggunakan kata kembang karena cetakannya yang berbentuk kembang atau seperti bunga, dan menggunakan kata goyang karena proses penggorengannya dengan cara digoyangkan. Proses pembuatan saat di Setu Babakan dibimbing oleh salah satu pengurus kebudayaan Betawi yatiu Mpok Uyon.
Bahan-bahan yang diperlukan :
1.      Telur
2.      Mentega
3.      Gula Pasir
4.      Garam
5.      Tepung Terigu
6.      Santan Kelapa
7.      Air Putih
8.      Minyak Goreng
9.      Tepung Beras
Alat-alat yang digunakan :
1.      Wajan
2.      Kompor gas
3.      Cetakan khusus yang dapat ditemukan di pasar tradisional.
4.      Mangkok/Baskom kecil
Cara Pembuatan :
1.      Campur semua bahan sesuai kebutuhan.
2.      Bahan-bahan yang telah dicampurkan tersebut, diaduk hingga tercampur rata dan licin. Adonan tidak boleh terlalu kental dan tidak boleh terlalu cair.
3.      Panaskan minyak dengan jumlah yang banyak, dan panaskan juga cetakan kembang goyang dengan cara dimasukkan ke dalam wajan yang berisi minyak.
4.      Setelah cetakan mulai panas, masukkan cetakan ke dalam adonan tetapi tidak ditenggelamkan karena akan mengakibatkan adonan sulit dilepas.
5.      Masukkan cetakan yang sudah bersalut adonan ke dalam minyak, tetapi jangan sampai menyentuh dasar wajan.
6.      Kemudian goyangkan cetakan hingga adonan terlepas.
7.      Setelah itu, gorang adonan hingga adonan berwarna keemasan, lalu segera angkat dan tiriskan.
8.      Kembang goyang siap disajikan.

2.2.2           MEMBUAT KERAJINAN BATIK BETAWI 
 
Kerajinan batik tulis merupakan contoh dari kesenian Betawi, dengan corak dan motif tak lepas dari budaya yang berkembang disana.
Peralatan yang digunakan :
1.      Kain Mori
2.      Pensil Canting
3.      Gawangan
4.      Lilin Cair
5.      Panci Kecil
6.      Kompor Kecil
7.      Larutan Pewarna
Cara membuat batik tulis Betawi :
1.      Gunakan pensil biasa untuk mendesain pola batik yang disebut molani.
2.      Lalu lukis pola dengan lilin air menggunakan canting.
3.      Tahap selanjutnya yaitu dengan mencelupkan kain ke dalam larutan pewarna tertentu.
4.      Jemur kain yang telah dicelupkan tadi.
5.      Selanjutnya ada proses ngolorot, yaitu perebusan kain yang telah diberi warna ke dalam air panas, tujuannya yaitu untuk menghilangkan lapisan lilin sehingga motif yang telah digambarkan terlihat jelas.
6.      Cuci kembali kain tersebut hingga bersih dan jemur.

2.2.3           MEMBUAT MINIATUR ONDEL-ONDEL
Miniatur ondel-ondel merupakan kesenian betawi. Dahulu membuatnya membutuhkan waktu dan ritual tertentu untuk mengusir hantu, menolak bala, dan sebagainya. Di perkampungan ini dapat merasakan bagaimana cara membuat ondel-ondel mini dengan cara sebagai berikut :
Bahan dan Alat :
1.        Shuttle cock bekas
2.        Kain Flanel
3.        Manik-manik
4.        Mata-mataan
5.        Lem Fok
6.        Spidol
7.        Gunting
Cara pembuatan miniatur ondel-ondel :
1.      Rekatkan kain sesuai pada lingkaran shuttle cock untuk membentuk baju ondel-ondel dengan menggunakan lem fok, lalu gunting sisa bahannya agar terlihat rapi.
2.      Gunakan kain flannel untuk membuat rambut ondel-ondel dengan bentuk segitiga.
3.      Buatlah mahkota ondel-ondel dengan warna merah lalu rekatkan di atas kepalanya.
4.      Temple mata-mataan pada ondel-ondel.
5.      Gambar hidung dan mulutnya dengan menggunakan spidol.
6.      Tambahkan selendang yang terbuat dari kertas bertulikan “ondel-ondel”.
7.      Pembuatan ondel-ondel selesai.


BAB III
PENUTUP
3.1         Kesimpulan
Jakarta merupakan kota asli dari masyarakat Betawi yang sekarang Jakarta menjadi kota metropolitan semakin kesini semakin modern. Masih banyak masyarakat Jakarta yang tidak mengenali secara rinci tentang kebudayaan yang dimiliki Betawi. Cagar Budaya Setu Babakan bertujuan untuk terus melestarikan dan mengajak masyarakat untuk ikut serta dalam menjaga kebudayaan yang dimiliki Betawi yang hamper luntur di makan perkembangan zaman.

3.2         Kesan dan Saran
Setelah saya mengikuti semua kegiatan acara yang ada di dalam observasi ini, saya merasa sangat terkesan dan takjub dengan seluruh masyarakat maupun petugas-petugas yan mengelola kampong budaya betawi ini. Mereka bersama-sama berusaha mengembangkan dan melestarikan kebudayaan yang dimiliki Betawi di tengah zaman Globalisasi ini.
Maka dari itu, marilah kita sebagai generasi muda, generasi penerus bangsa yang kita cintai ini yaitu bangsa Indonesia. Dan mari kita lestarikan dan kembangkan kebudayaan-kebudayaan yang dimiliki bangsa kita ini agar tidak punah di makan oleh zaman.

3.3         Lampiran
A.    Penyampaian materi oleh bapak Jaharudin
      

B.     Pemberian Plakat kepada Bapak Jaharudin selaku Kasubag Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan yang diserahkan oleh Bapak Dr. Ajat Sudrajat, M.Pd selaku dosen pembimbing


C.     Pemberian plakat kepada Bapak Dr. Ajat Sudrajat, M.Pd selaku dosen pembimbing yang diserahkan oleh Rahmadi Islamiyanto selaku ketua pelaksana

D.     Foto Mahasiswa/I Kelas B PGSD UNJ dengan Bapak Drs.Ajat Sudrajat, M.Pd, Bapak Jaharudin, dan Bapak Sahroni
 

DAFTAR PUSTAKA




Tidak ada komentar:

Posting Komentar